JAKARTA, KOMPAS – Musyawarah Olahraga Nasional Komite Olahraga Nasional Indonesia 2019 baru berlangsung Juli. Namun, ketatnya persaingan untuk memimpin lembaga itu mulai terasa. Sejumlah persoalan yang membelit KONI Pusat akhir-akhir ini tidak menyurutkan tekad bakal calon ketua umum untuk mengajukan diri.
Ketua Tim Penjaringan dan Penyaringan Ketua Umum KONI Periode 2019-2023 Amir Karyatin mengatakan, antusiasme bakal calon ketua umum KONI cukup tinggi. ”Meskipun KONI dalam keadaan prihatin, saya lihat peminat bakal calon ketua umum cukup bagus,” kata pria yang menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Hukum KONI, di Jakarta, Minggu (16/6/2019).
Amir menjelaskan, antusiasme itu cukup tinggi karena sejumlah tokoh masyarakat ingin mengabdi melalui olahraga. ”Selama berada di KONI, saya melihat bahwa menjadi ketua umum itu tidak bisa kaya raya. Tetapi, ada keinginan kuat dari tokoh-tokoh ini untuk membangun olahraga agar dapat berprestasi di tingkat nasional dan regional,” katanya.
Setidaknya ada tiga nama yang memperlihatkan keinginan untuk maju sebagai bakal calon ketua umum KONI Periode 2019-2023. Ketiga orang itu adalah Wakil Ketua Umum KOI Muddai Madang, mantan Ketua Umum PB TI Letjen (Purn) Marciano Norman, dan mantan Ketua Umum PB Forki Mayjen (Purn) Hendardji Soepandji.
”Tetapi, baru satu orang yang mengambil formulir pendaftaran atas nama Hendardji Soepandji,” ujar Amir.
Proses penjaringan dan penyaringan bakal calon ketua umum KONI dibuka hingga 21 Juni. Setelah itu, tim penjaringan dan penyaringan akan memverifikasi syarat administrasi. Untuk mengajukan diri, bakal calon ketua umum harus mendapatkan dukungan dari minimal 11 unsur KONI Provinsi dan 20 cabang olahraga, dengan total dukungan minimal 31 suara.
Kriteria calon ketua umum antara lain mempunyai kemampuan manajerial, pengabdian, dan waktu yang cukup untuk mengelola olahraga. Calon ketua umum juga harus bisa menjalin kerja sama dengan badan usaha dan instasi terkait untuk menunjang pembinaan olahraga prestasi. Adapun proses pemilihan ketua umum KONI akan dilakukan pada 3 Juli 2019.
Pada Sabtu , Marciano Norman menyatakan pencalonannya dalam diskusi olahraga yang dihadiri sejumlah pengurus cabang olahraga. Dia menekankan pentingnya pembinaan usia dini, serta memperbaiki kompetisi di setiap cabang olahraga.
Adapun kemarin Muddai Madang mengatakan, KONI perlu lebih kreatif dalam mencari sumber dana, dan tidak tergantung dengan kucuran dana dari pemerintah. Anggaran untuk operasional sekretariat dan gaji pegawai, misalnya, harus dapat dipenuhi dengan bantuan dari sponsor.
“Sebaiknya pegawai KONI tidak digaji dengan menggunakan anggaran pemerintah karena status mereka non-aparatur sipil negara. Seharusnya ada dana di luar dari pemerintah yang dipakai untuk menggaji mereka,” kata Muddai.
Alternatif lainnya, menurut Muddai, adalah menempatkan sejumlah aparatur sipil negara di KONI Pusat. “Sewaktu saya memimpin KONI Provinsi Sumatra Selatan, sebagian pegawai saya berasal dari Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatra Selatan. Seharusnya, di KONI Pusat juga ada pegawai negeri sipil dari Kemenpora atau Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan,” kata dia.
Muddai mengklaim, telah mendapat dukungan dari sejumlah cabang olahraga seperti jetski, ski air, squash, sepatu roda, hoki, boling, gulat, catur, gateball, pentaque, soft tennis, dan basket. Pengalaman menjabat dua periode Ketua KONI Sumatra Selatan, Ketua Komite Islamic Solidarity Games Palembang 2013, dan Ketua Kontingen Indonesia di Asian Beach Games Phuket 2014 menjadi modal Muddai maju dalam kontestasi olahraga ini.
Ketua Harian PB Porserosi (sepatu roda) Ganjar Razuni mendukung Muddai Madang karena sosoknya dinilai mempunyai jiwa kewirausahaan dan kedekatan dengan pemerintah. Wakil Ketua KOI itu juga dinilai mempunyai kemampuan diplomasi olahraga yang dapat menguntungkan Indonesia.
“Selama ini masalah olahraga selalu terkait dengan anggaran. Padahal, untuk memajukan olahraga harus ada sumber-sumber anggaran yang lainnya. Oleh karena itu, saya mendukung Muddai Madang karena punya jiwa kewirausahaan,” kata dia.