Doktor Kehormatan dari Universitas Lambung Mangkurat untuk Nico Roozen
Universitas Lambung Mangkurat memberikan anugerah gelar doktor kehormatan kepada seorang ekonom Belanda, Nicolaas Josephus Maria ”Nico” Roozen di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (18/6/2019). Pemikiran dan pengalaman Nico Roozen diharapkan menginspirasi mahasiswa dan akademisi di negara berkembang, khususnya di Kalimantan Selatan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Universitas Lambung Mangkurat memberikan anugerah gelar doktor kehormatan kepada seorang ekonom Belanda, Nicolaas Josephus Maria ”Nico” Roozen, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (18/6/2019). Pemikiran dan pengalaman Nico Roozen diharapkan menginspirasi mahasiswa dan akademisi di negara berkembang, khususnya di Kalimantan Selatan.
Senat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memberikan gelar doktor kehormatan (honoris causa) dalam bidang pertanian dengan kekhususan pengembangan sumber daya alam dan lingkungan kepada Nico Roozen. Pria kelahiran Heemskerk, Belanda, pada 22 April 1953 itu dianggap sudah membangun model perdagangan internasional yang seimbang, yang memberikan kemaslahatan kepada semua pihak yang berperan.
Rektor Universitas Lambung Mangkurat Sutarto Hadi mengatakan, Nico Roozen adalah salah seorang pendiri dan pengembang organisasi Solidaridad, pelopor dalam bidang ekonomi berkelanjutan yang inklusif. Ia aktif memfasilitasi pembangunan yang bertanggung jawab secara sosial, ramah secara ekologi, dan menguntungkan secara rantai pasokan.
Sebagai penggagas inisiatif awal fair trade ”Max Havelaar”, yang sekarang berkembang dan dikenal di seluruh dunia sebagai fair trade international, Nico Roozen melakukan berbagai inisiatif berkelanjutan, misalnya membuat merek pisang Oke; importir buah-buahan yang adil Agrofair Ltd; sertifikasi UTZ untuk kopi, kakao, dan teh; merek mode Kuyichi; dan label berkelanjutan MADE-BY untuk kapas dan tekstil.
”Pemberian gelar doktor kehormatan ini adalah bentuk apresiasi dari sebuah universitas negeri di negara berkembang. Kami memandang sistem perdagangan internasional yang lebih adil memberikan kesejahteraan kepada penduduk di negara-negara berkembang. Nico Roozen dan Solidaridad telah membuktikan,” katanya.
Menurut Sutarto, negara-negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam tidak boleh menjadi sasaran eksploitasi negara-negara maju yang memiliki teknologi dan modal. Negara-negara berkembang harus tetap dapat menikmati kekayaan sumber daya alamnya sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.
”Kami bangga memberikan beliau gelar doktor honoris causa, dan menjadi bagian dari keluarga besar ULM. Pemikiran beliau yang sangat maju, pengalaman yang panjang, dan kerja keras selama 50 tahun terakhir telah menginspirasi ratusan ribu petani, buruh, dan petambang. Kami berharap Nico Roozen dapat berbagi pemikiran dan pengalamannya kepada mahasiswa dan akademisi muda ULM, dan berharap ’Max Havelaar-Max Havelaar’ baru akan lahir dari ULM,” katanya.
Guru Besar Universitas Lambung Mangkurat Gusti Muhammad Hatta mengatakan, Nico Roozen adalah seorang yang visioner. Ide, pemikiran, dan aktivitasnya mengglobal. Pemikirannya di bidang berkelanjutan diikuti lebih dari 30.000 orang. Banyak pemimpin di bidang berkelanjutan di tingkat internasional yang menyukai, mengomentari, dan aktif berbagi atas pemikiran-pemikirannya.
”Tidak aneh jika beliau banyak mendapat penghargaan dari dalam negeri ataupun dari luar negeri, seperti dari India, Amerika, Kanada, dan negara lain. Jadi, wajar pula jika Universitas Lambung Mangkurat menganugerahi gelar doktor honoris causa kepada Nico Roozen,” kata Menteri Riset dan Teknologi serta Menteri Lingkungan Hidup di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Tidak aneh jika beliau banyak mendapat penghargaan dari dalam negeri maupun dari luar negeri, seperti dari India, Amerika, Kanada, dan negara lain. Jadi, wajar pula jika Universitas Lambung Mangkurat menganugerahi gelar doktor honoris causa kepada Nico Roozen.
Nico Roozen menyatakan sangat gembira atas anugerah doktor kehormatan dari universitas di Kalimantan. ”Saya sangat antusias dengan apa yang saya alami di Kalimantan. Terlebih, ketika mengunjungi laboratorium riset ULM di Pulau Curiak. Saya melihat anak muda yang bersemangat bekerja untuk konservasi bekantan dan bakau. Energi dan semangat seperti itu diperlukan untuk melangkah ke depan ke arah yang lebih baik,” katanya.
Direktur Pengelola Regional Solidaridad Asia Shatadru Chattopadhayay mengucapkan terima kasih kepada ULM yang telah memutuskan menganugerahkan gelar doktor honoris causa kepada pendiri organisasi Solidaridad, Nico Roozen. ”Saya percaya keterkaitan Nico dengan ULM akan mengeratkan kerja sama antara pihak universitas dan Solidaridad,” katanya.