Dua seri MXGP 2019 akan digelar di Palembang dan Semarang. Penyelenggaraan MXGP dapat menjadi dorongan untuk menggelar MotoGP.
Oleh
Rakaryan Sukarjaputra
·3 menit baca
Pada perhelatan Kejuaraan Dunia Motokros FIM MXGP di Indonesia tahun 2018 lalu, publik pecinta balap sepeda motokros disuguhi aksi pemenang MXGP Indonesia di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, dan MXGP Asia di Semarang, Jawa Tengah, yang kemudian menjadi juara dunia MXGP 2018, Jeffrey Herlings dari Belanda. Dua kemenangannya di Indonesia menjadi salah satu kunci keberhasilannya meraih gelar juara dunia itu.
Sayangnya pada tahun ini, Herlings bakal sulit mempertahankan gelar juara dunianya. Pebalap tim KTM itu absen pada tujuh putaran MXGP 2019 ini akibat cedera parah di kakinya. Baru pada putaran ke-8 Herlings kembali beraksi dan meraih kemenangan perdananya musim ini pada balapan pertama MXGP Latvia (putaran ke-9), Sabtu (15/6). Sedangkan balapan kedua dimenangi kandidat terkuat juara dunia MXGP tahun ini, yaitu Tim Gajser (tim HRC) asal Slovenia.
Tim Gajser yang tahun lalu gagal tampil cemerlang karena belum terbebas dari cedera, pada tahun ini tampil dominan di beberapa putaran MXGP 2019 hingga memimpin perolehan poin musim ini dengan 391 poin (hingga GP Latvia). Meski demikian, pebalap andalah HRC itu harus tetap waspada karena sang “doktor” di MXGP, Antonio Cairoli membayangi di posisi kedua dengan 358 poin.
Pada tahun 2019 ini, MXGP Indonesia untuk ketiga kalinya akan digelar yaitu pada 7 Juli di Palembang, yang merupakan putaran ke-11, dilanjutkan dengan MXGP Asia yang kembali digelar di Semarang, 14 Juli. Dipilihnya Palembang menggantikan Pangkal Pinang merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah penonton karena Palembang dinilai lebih mudah diakses, di tengah harga tiket pesawat yang lebih mahal pada tahun ini untuk menuju Pangkal Pinang.
Promotor sekaligus penyelenggara MXGP Indonesia dan MXGP Asia 2019, A Judiarto mengatakan, sebagaimana dua putaran MXGP tahun 2018 di Indonesia, pada MXGP 2019 ini, para pebalap motokros Indonesia pun kembali mendapatkan kesempatan untuk ikut berkompetisi. Dengan demikian tahun ini merupakan kesempatan ketiga bagi para kroser Indonesia untuk menimba pengalaman dari para pebalap motokros dunia
"Semoga Rizki HK, Farhan Hendro, Aldi Lazaroni, dan Andre Sondakh bisa menunjukkan prestasi yang lebih baik," kata Judiarto.
Ketua Umum PP IMI Sadikin Aksa menyebutkan, para kroser Indonesia perlu sedikitnya lima tahun untuk bisa menyejajarkan diri dengan para pebalap dunia di ajang MXGP. Oleh karena itu, pada tahun ketiga ini, para kroser Indonesia seharusnya bisa meraih hasil yang lebih baik dengan mengalahkan satu atau dua kroser dunia peserta MXGP.
Dorongan untuk MotoGP Indonesia
Keberhasilan Indonesia menggelar MXGP 2019 akan menjadi dorongan untuk lebih meyakinkan Dorna atas kemampuan Indonesia untuk menyelenggarakan ajang balap motor kelas dunia. Indonesia dikabarkan akan menggelar MotoGP pada tahun 2021 mendatang, seiring dengan siapnya sirkuit jalan raya di Mandalika, Lombok NTB. Akan tetapi, kekhawatiran akan gagalnya kembali perhelatan MotoGP di Indonesia, belumlah hilang karena masalah sirkuit untuk penyelenggaraan MotoGP bukanlah masalah mudah.
Dari segi penyelenggaraan, panitia MotoGP Indonesia bisa belajar banyak dari bagaimana penyelenggaraan MXGP di Indonesia yang dari tahun ke tahun terus menunjukkan perbaikan. Para kroser dunia pun menganggap dua putaran balapan di Indonesia sebagai bagian yang penting untuk peluang mereka menjadi juara dunia.
Selain dukungan pemerintah yang harus ada, penyelenggaraan balap motor kelas dunia juga membutuhkan dukungan kalangan pengusaha untuk menjadi sponsor, dan publik pecinta balap sepeda motor untuk berbondong-bondong datang membeli tiket dan menontonnya.