Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpeluang besar kembali terpilih sebagai ketua umum pada Kongres Kelima PDI-P di Bali tanggal 8-10 Agustus 2019. Para kader PDI-P disebut meminta kesediaan Mega untuk kembali memimpin partai berlambang banteng tersebut.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpeluang besar kembali terpilih sebagai ketua umum pada Kongres Kelima PDI-P di Bali tanggal 8-10 Agustus 2019. Para kader PDI-P disebut meminta kesediaan Mega untuk kembali memimpin partai berlambang banteng tersebut.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Rabu (19/6/2019), mengatakan, ada aspirasi dari semua ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P yang memohon kesediaan Megawati memimpin kembali PDI-P. Jabatan Megawati sebagai ketua umum akan berakhir pada 2020. Hasto menyebut permohonan dari ketua DPD PDI-P se-Indonesia itu sebagai suara arus bawah.
”Peserta kongres itu sebagai utusan. Mereka membawa mandat. Prinsip PDI-P adalah menyerap elemen yang paling substansial dalam demokrasi, yaitu wong cilik,” kata Hasto di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P di Jakarta.
Megawati telah menjadi Ketua Umum PDI-P sejak 14 Februari 1999 atau selama 20 tahun. Ia pernah menyatakan keinginannya untuk berhenti dari jabatan ketua umum. Pernyataan itu disampaikan Mega saat berpidato pada acara pembukaan sekolah calon legislatif PDI-P pada 15 November 2018.
Kendati peluang Megawati untuk kembali terpilih sebagai ketua umum sangat besar, Hasto mengatakan, pihaknya membuka semua pancaindera politik.
Pancaindera politik itu, katanya, ditujukan untuk menyerap aspirasi masyarakat dan kemudian membangun organisasi kepemimpinan partai agar bisa memperebutkan masa depan Indonesia yang lebih baik.
”Kepemimpinan dalam kesadaran PDI-P adalah tidak semata-mata kepemimpinan yang mendapat legitimasi kuat dari arus bawah, memiliki pengalaman panjang, dan kokoh dalam ideologi. Tapi juga ’isyarat langit’. Itu penting. Kita tunggu dari Ibu Mega,” ujarnya.
Di sisi lain, pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, memandang Kongres PDI-P di Bali pada Agustus 2019 bisa menjadi momentum untuk regenerasi partai. Ia melihat ada dua kelompok yang berpotensi menggantikan Megawati di posisi ketua umum.
Kelompok pertama merupakan datang dari trah Soekarno, yaitu Rizki Pratama yang merupakan putra tertua Megawati, Prananda Prabowo, Puan Maharani, Puti Guntur, dan Guruh Soekarnoputra.
Adapun kelompok kedua adalah orang yang bukan merupakan keturunan Soekarno, yaitu Presiden Joko Widodo dan mantan ajudan Megawati yang kini menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
Hendri melihat tujuh orang tersebut bisa dipersiapkan untuk menggantikan Megawati.
”Tapi, saat kongres nanti saya prediksi akan tetap suara bulat mendukung Megawati. Jadi, tujuan kongres itu salah satu yang akan kita saksikan adalah justru penugasan siapa kader yang ditempatkan di kabinet dan legislatif. Kemudian siapa yang akan konsentrasi membesarkan partai politik,” kata Hendri.