JAYAPURA, KOMPAS Cakupan imunisasi polio di Papua masih rendah, yakni 55,70 persen dari target 1.063.000 anak. Sebanyak 470.909 anak belum menerima imunisasi polio hingga pertengahan Juni ini.
Hasil cakupan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio putaran kedua tersebut disampaikan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Papua Togu Sihombing, di Jayapura, Rabu (19/6/2019).
Sihombing mengatakan, ada 12 kabupaten yang cakupan pelaksanaan imunisasi polionya masih rendah, yakni Mamberamo Raya, Jayawijaya, Yalimo, Paniai, Tolikara, Lanny Jaya, Intan Jaya, Dogiyai, Pegunungan Bintang, Puncak Jaya, Mimika, dan Nduga. ”Terdapat tiga daerah di Papua dengan persentase terendah, yakni Puncak Jaya 18,6 persen, Mimika 16,22 persen, dan Nduga 0,24 persen,” kata Sihombing.
Penyebab utamanya, kata Sihombing, adalah minimnya komitmen dari pemda setempat. ”Mimika merupakan salah satu kabupaten dengan penghasilan terbesar dari tambang Freeport, tetapi rendah cakupan imunisasi. Sementara itu, di Kabupaten Waropen, cakupan imunisasi mencapai 109,71 persen.
Hal ini berkat komitmen tinggi dari Pemkab Waropen,” katanya. Sihombing menjelaskan, semula tidak semua anak di wilayah itu menjadi target imunisasi mengingat keterbatasan tenaga medis. Dari target 9.604 anak, ternyata kegiatan imunisasi mampu mencakup 10.537 anak.
Menurut Sihombing, idealnya cakupan imunisasi polio adalah 95 persen dari target anak. ”Jika pemda belum berkomitmen menyelesaikan imunisasi, hal itu berpotensi timbul kejadian luar biasa polio,” ujarnya.
Manfaatkan BOK
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Aaron Rumainum mengatakan, seharusnya kepala puskesmas di seluruh Papua menggunakan bantuan operasional kesehatan (BOK) dari Kementerian Kesehatan untuk kegiatan imunisasi polio. Rata-rata puskesmas di Papua menerima BOK Rp 500 juta-Rp 1 miliar. Jumlah puskesmas yang tersebar di 28 kabupaten dan 1 kota di Papua 463 unit.
”Menurut rencana, kami bersama Unicef dan WHO akan menggelar evaluasi pelaksanaan imunisasi polio, menghadirkan perwakilan 16 kabupaten di Papua, Jumat (21/6),” katanya. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Papua, sejak November 2018 hingga Maret 2019 ditemukan tiga kasus polio di Yahukimo. Seorang anak lumpuh, dua anak lain tidak lumpuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga Ina Gwijangge, dihubungi dari Jayapura, menuturkan, pihaknya terkendala penyediaan sarana transportasi udara dan belum ada regulasi yang mengatur penggunaan BOK untuk menyewa pesawat.
”Kami meminta revisi dari Kementerian Kesehatan terkait penggunaan dana BOK. Regulasi itu hanya mengatur pelayanan kesehatan dengan jalur darat dan laut. Sementara 12 distrik atau kecamatan di Nduga hanya dapat diakses menggunakan pesawat berbadan kecil atau helikopter,” ujarnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tolikara Derwes Jikwa mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Bupati Tolikara Usman Wanimbo terkait rendahnya cakupan imunisasi polio di kabupaten itu yang baru mencapai 32,56 persen.
”Kami akan bertemu dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara membicarakan kendala apa yang menyebabkan cakupan pelaksanaan imunisasi polio rendah,” ucapnya. (FLO)