Enam bulan terakhir, pergerakan Sesar Mamberamo di kawasan tersebut terpantau tinggi.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura meminta warga meningkatkan mitigasi terkait gempa bumi di wilayah utara Papua. Enam bulan terakhir, pergerakan sesar Mamberamo di kawasan tersebut terpantau tinggi.
Pemantauan terakhir terjadi 36 gempa yang terasa di Papua hingga Papua Barat dari Januari hingga Juni 2019. Sekitar 50 persen dari 35 gempa terjadi di wilayah utara Papua akibat pergerakan sesar Mamberamo.
Hal itu disampaikan Kepala Subbidang Pengumpulan dan Penyebaran Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Dedy Irjayanto, Kamis (20/6/2019). Saat ini terpantau 20 kali gempa di wilayah utara Papua.
Adapun wilayah utara Papua yang berada di jalur sesar Mamberamo meliputi empat daerah, yakni Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura, dan Kota Jayapura. Kamis kemarin terpantau tiga kali gempa di Kabupaten Sarmi, yakni gempa dengan Magnitudo 6,3 pukul 02.24 WIT, M4,9 pukul 02.43 WIT, dan M4,4 pukul 11.59 WIT.
Ketiga gempa ini tak berpotensi memicu tsunami karena terjadi di darat. Tidak ada warga yang menjadi korban akibat gempa di Sarmi. ”Kami berharap masyarakat di empat daerah mewaspadai pergerakan sesar Mamberamo yang menyebabkan gempa dan juga memicu tsunami jika mencapai di Magnitudo 7,” kata Dedy.
Ia mengatakan, aktivitas gempa bumi di Papua dan Papua Barat selama enam bulan terakhir meningkat cukup drastis apabila dibandingkan tahun lalu.
”Januari hingga Juni 2018, jumlah gempa yang terasa di Papua dan Papua Barat hanya 25 kali. Sementara pertengahan tahun ini sudah mencapai 35 kali gempa yang dirasakan,” kata Dedy.
Manajer Pusat Pengendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan, hasil pantauan BPBD Kabupaten Sarmi belum ditemukan bangunan rusak atau warga yang menjadi korban akibat gempa tiga kali itu.
”Saat ini seluruh jajaran BPBD Kabupaten Sarmi tetap bersiaga untuk mengantisipasi terjadinya gempa bumi susulan. Sarmi memang termasuk salah satu daerah rawan gempa di Papua,” kata Jonathan.
Ia menambahkan, BPBD telah meningkatkan mitigasi bencana dalam menghadapi gempa bumi di empat kabupaten. Salah satunya adalah program Kampung Tangguh Bencana.
”Kami telah melaksanakan program Kampung Tangguh Bencana di Sarmi, Kabupaten Jayapura, Kota Jayapura, dan Keerom. Salah satu wujud nyata program ini adalah membuat jalur evakuasi saat terjadi tsunami,” katanya.