Komisi Pemberantasan Korupsi kembali menyapa masyarakat dalam program kampanye antikorupsi. Melalui program ini, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan korupsi.
Oleh
Sharon Patricia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi Pemberantasan Korupsi kembali menyapa masyarakat dalam program kampanye antikorupsi. Melalui program ini, masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan korupsi.
”Program ini kembali dilakukan menggunakan bus KPK sebagai ikon dari kampanye antikorupsi. Dalam kegiatan ini, KPK ingin mengawal proses pencegahan korupsi yang ada di daerah, lebih dari penindakannya,” kata Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan, di Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Ia menyampaikan, selain edukasi pencegahan korupsi, kegiatan ini juga digelar untuk memastikan layanan publik berjalan lancar. Masyarakat pun dapat berpartisipasi aktif dengan mengadukan dugaan korupsi yang ada di daerahnya.
Peluncuran bus KPK untuk kegiatan roadshow juga dihadiri Ketua KPK Agus Rahardjo. Hadir pula tiga Wakil Ketua KPK, yakni Alexander Marwata, Saut Situmorang, dan Laode Muhammad Syarif.
Tahun ini KPK mengangkat tema ”Jelajah Negeri, Bangun Antikorupsi”. Dengan media bus, KPK akan menjelajah hingga ke 28 kota dan kabupaten di 3 provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Selama empat bulan ke depan, 25 Juni 2019 hingga 2 Oktober 2019, KPK akan berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui berbagai program pencegahan korupsi. Kota pertama yang akan disinggahi ialah Ngawi, Jawa Timur, dan akan berakhir di Karanganyar, Jawa Tengah.
Ada beragam kegiatan sepanjang kampanye ini, antara lain dongeng antikorupsi; pemutaran film; pentas musik, seni, dan budaya; klinik gratifikasi; serta sosialisasi gratifikasi untuk aparatur sipil negara, camat, dan lurah. Ada juga kuliah umum, diskusi publik komunitas, hingga mengisi acara saat hari bebas kendaraan bermotor (car free day).
Kegiatan kampanye akan berinteraksi langsung dengan pelajar, mahasiswa, calon anggota legislatif (caleg), pengurus DPD partai politik, aparatur daerah, komunitas, masyarakat sipil, pelaku usaha, UKM, hingga masyarakat umum.
”Harapannya, program ini dapat menyadarkan masyarakat, khususnya mulai dari anak-anak agar dibiasakan untuk taat peraturan. Sebab, integritas harus dipupuk sejak dini,” kata Agus Rahardjo.
Laode M Syarif menambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk mencegah tindakan korupsi sedini mungkin. KPK juga akan memberikan pembekalan antikorupsi bagi caleg yang merupakan hal penting.
”Ke depan, kita akan menghadapi pemilihan untuk pemilihan kepala daerah. Melalui kegiatan ini, kita berharap agar para caleg bisa mengetahui isu antikorupsi sebelum mengikuti proses seleksi,” kata Laode.
Dukungan
Kegiatan ini pun didukung komunitas Vespa dan sepeda ontel yang mengiringi keberangkatan bus KPK dari Jakarta. Dimeriahkan pula oleh penampilan musik dari Orang Indonesia (OI), Klasika KPK, dan Kawan Lama (alumni program Suara Musik Antikorupsi-SAKSI).
Selain bus yang terparkir di halaman depan Gedung Merah Putih KPK di Kuningan Persada, Jakarta Selatan, ada pula 30 unit Vespa beserta 5 sepeda ontel yang berjejer di belakang bus. Bendera kertas bertuliskan ”Jelajah Negeri, Bangun Antikorupsi” tertancap baik di bagian depan maupun belakang Vespa dan sepeda ontel.
Sekretaris Jenderal Komunitas Vespa Sahala Siringringo (49) menyatakan dukungannya atas kegiatan ini. ”Kami ingin komunitas ini tidak hanya untuk membangun kreativitas, tetapi juga ikut mendukung pemerintah dalam kemajuan negeri,” ujarnya.
Komunitas Vespa mengiring bus KPK hingga Gerbang Tol Kuningan. Sementara komunitas ontel mengiring sampai gedung lama KPK di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Koordinator lapangan sepeda ontel Agus Bahaudin (30) turut mendukung kegiatan kampanye antikorupsi. Menurut dia, kegiatan ini berdampak positif bagi masyarakat luas dan Indonesia ke depan.
”Pengawalan korupsi itu hal penting karena negara kita ini kaya. Namun, selama ini kekayaannya itu banyak dikorupsi oleh pejabat negara. Jadi, ke depan seharusnya kita bisa lebih baik,” kata Agus.