Enam nelayan dilaporkan hilang di perairan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten. Para nelayan itu sempat menyampaikan kerusakan mesin kapal mereka. Namun, hingga Sabtu (22/6/2019) malam, mereka belum ditemukan.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS — Sebanyak enam nelayan dilaporkan hilang di perairan Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten. Nelayan-nelayan itu sempat menyampaikan kerusakan mesin kapal mereka. Namun, selanjutnya, mereka tak bisa dikontak dan hingga Sabtu (22/6/2019) malam belum ditemukan.
Camat Labuan, Kabupaten Pandeglang, Atep Purnama mengatakan, nelayan yang hilang adalah Kudil (50), Dani (40), Ani (30), Obing (40), serta Jenal dan Ade yang belum diketahui umurnya. Kudil, Dani, dan Ani adalah warga Desa Labuan, Kecamatan Labuan. Sementara Obing adalah warga Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Menurut Atep, desa yang dihuni Jenal dan Ade belum bisa dipastikan. Mereka menggunakan Kapal Motor (KM) DP yang dinakhodai Kudil. Kepanjangan DP juga belum diketahui.
Laporan mengenai hilangnya para nelayan itu telah dilaporkan kepada Kepolisian Resor Pandeglang, Jumat sekitar pukul 00.30. Mereka berangkat dari Teluk Labuan sejak Selasa (18/6/2019) sekitar pukul 11.00. Namun, di tengah laut, mesin kapal yang mereka tumpangi rusak.
Kudil sempat menelepon rekannya mengenai kerusakan itu pada Rabu sekitar pukul 01.00. Selanjutnya, Kudil dan para anak buah kapal tak bisa dihubungi. Permintaan untuk menolong para nelayan yang hilang disampaikan kepada awak KM Adi Putra. Namun, KM DP belum juga bisa ditemukan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Badan SAR Nasional Banten Muhammad Zaenal Arifin mengatakan, pihaknya menerima informasi mengenai hilangnya para nelayan di Kabupaten Pandeglang pada Sabtu sekitar pukul 11.00.
Personel KPP Basarnas Banten yang dikerahkan sekitar 20 orang. Mereka menggunakan tiga kapal. KPP Basarnas Lampung juga mengerahkan enam personelnya yang menggunakan satu kapal.
”Sekitar pukul 12.00, pencarian sudah dilakukan. Berdasarkan cuaca, kami memprediksi kapal para nelayan yang hilang terbawa ke Lampung,” ujarnya.
Zaenal menyebutkan, KPP Basarnas Banten juga berkoordinasi, antara lain, dengan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara Kepolisian Daerah Banten serta Pangkalan TNI Angkatan Laut Banten. Informasi itu pun disampaikan kepada para nelayan.
”Mungkin saja mereka melihat kapal para nelayan yang hilang. Kami juga berkomunikasi dengan pemilik kapal tersebut,” ujarnya.
Pencarian tersebut direncanakan berlangsung hingga 7 hari ke depan sesuai prosedur, dengan mengamati perkembangan.
”Semoga kapal para nelayan yang hilang bisa ditemukan. Hari ini (Sabtu), pencarian dihentikan sekitar pukul 18.00,” ucap Zaenal.
Hingga Sabtu malam para nelayan itu belum ditemukan. Pencarian akan dilanjutkan keesokan harinya.
Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, menurut Zaenal, cuaca ekstrem sebenarnya bisa terjadi hingga 25 Juni 2019. ”Syukurlah, pencarian tadi bisa dilaksanakan dengan lancar. Kami berhati-hati sekali,” ucapnya.