Ruangan kantor masih terang selepas pukul 21.00 adalah pemandangan lazim di Tokyo dan Osaka, dua kota metropolis di Jepang. Orang-orang Jepang terbiasa bekerja keras dan berusaha untuk tidak menunda tugas.
Budaya kerja keras alias hatarakibachi menjadi penyebab utama orang-orang Jepang kerap dipandang sebagai penggila kerja oleh bangsa lain. Terlepas dari dampak buruk, seperti karoshi atau kematian akibat bekerja terlalu keras, hatarakibachi telah menjadi salah satu resep Jepang menjadi salah satu negara termakmur di bumi.
Bukan hanya warga asli Jepang, warga negara lain yang bekerja di Jepang juga terbawa oleh kebiasaan bekerja keras itu. Semangat hatarakibachi tecermin, misalnya, pada Mahmudi dan Anwar yang kini menjadi wirausaha di Tokyo. Mahmudi berasal dari Tulungagung, Jawa Timur, sedangkan Anwar dari kawasan Tebet, Jakarta.
Mahmudi kerap diundang ke berbagai forum di Indonesia untuk menyemangati orang-orang lewat cerita soal upayanya bisa mencapai aras hidup seperti sekarang. Dalam berbagai forum, ia selalu mengungkap cerita perjalanan dirinya menjadi pembersih di hotel, lalu buruh bangunan, ketika tiba di Jepang pada 2001. Saat itu, ia tidak punya sertifikat atau ijazah yang sesuai untuk bekerja dengan posisi lebih baik di sana. Kemampuan bahasa pun pas-pasan. Ia bersedia menjadi buruh bangunan lebih dari setahun hanya agar bisa belajar bahasa Jepang lebih baik.
Dari buruh bangunan, ia kini memimpin Keihin Co.Ltd yang usahanya terentang dari jasa konstruksi sampai transportasi pribadi. Berstatus sebagai pemimpin perusahaan tidak membuat Mahmudi duduk manis. Ia masih mengemudikan sendiri mobil-mobil sewaan yang disediakan perusahaannya kepada berbagai pihak.
Sementara Anwar pernah bekerja sebagai penyapu jalan di Jepang. Padahal, sebelum pindah ke Jepang, ia menjadi pramugara di beberapa maskapai nasional. "Dulu, saya sering dimarahi karena tidak mengerti apa instruksinya, gara-gara tidak mengerti bahasa Jepang," ujarnya.
Setelah lebih mengenal Tokyo dan lebih paham bahasa Jepang, Anwar mulai menjadi wirausaha. Kini, ia berbisnis pengiriman uang. Para pekerja Indonesia menjadikan perusahaan Anwar sebagai salah satu andalan para pekerja magang alias kenshusei asal Indonesia. Kantor Anwar jadi rujukan tidak hanya karena layanan pengiriman. Di gedung tempat Anwar berkantor di dekat kawasan Akibahara, ada mushalla yang kini berkembang menjadi masjid. Selain mengirim uang, WNI Tokyo ke gedung itu bisa sekaligus beribadah dan bersosialisasi dengan WNI lain.
Anwar dan Mahmudi tidak mencapai aras seperti sekarang dalam semalam. Mereka bekerja keras sejak dari bawah dan belajar dari pengalaman. Dalam berbagai forum, Mahmudi selalu mengingatkan para kenshusei dan mantan kenshusei asal Indonesia untuk tidak melupakan hatarakibachi alias etos kerja keras setelah masa magang selesai.
Kerja keras dan semangat mau terus belajar menjadi resep penting Anwar dan Mahmudi bisa menaklukkan Jepang yang dikenal tidak terlalu ramah bagi pekerja asing.
Ketidakramahan itu tercermin pada sigi oleh Reuters pada Mei 2019. Sigi itu ditaja untuk mengetahui tanggapan perusahaan Jepang atas program perekrutan tenaga asing yang ditetapkan Pemerintah Jepang sejak 1 April 2019. Dalam jajak pendapat itu terungkap, hanya satu dari empat perusahaan Jepang mendukung program tersebut. Dari seluruh responden, 41 persen sama sekali tidak mau merekrut pekerja asing dan 34 persen lainnya hanya berencana merekrut sedikit saja.
Padahal, kebijakan itu bagian dari upaya Jepang menyiasati kekurangan tenaga kerja yang diprediksi mencapai 930.000 orang hingga tahun 2025. Bahkan, jika jumlah lowongan kerja dibandingkan dengan jumlah pencari kerja, saat ini tersedia 1,63 lowongan untuk setiap pencari kerja di Jepang. Lowongan kerja lebih banyak dibandingkan pencarinya. Lewat program itu, Jepang ingin menarik hingga 345.000 pekerja asing pada 14 jenis lapangan kerja, seperti pendukung kedirgantaraan, konstruksi, pramuwisma dan perhotelan, perawatan pasien dan penduduk usia lanjut, pertanian, perikanan, galangan kapal, serta industri logam dalam lima tahun ke depan.
Fakta itu bukan berarti Jepang tidak bisa ditaklukan. Dengan hatarakibachi, Anwar dan Mahmudi sudah menaklukkan Negeri Matahari Terbit. "Hasil tidak pernah mengkhianati usaha," kata Anwar.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.