Berbagai program digelar TNI di perbatasan Indonesia dan Timor Leste untuk meningkatkan kualitas hidup warga. Resistansi terhadap TNI pun berkurang perlahan-lahan.
TIMOR TENGAH UTARA, KOMPAS - Pendekatan Tentara Nasional Indonesia kepada masyarakat menjadi kunci terjalinnya suasana kondusif di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Untuk menarik simpati masyarakat, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Leste Yonif Mekanis-741/Garuda Nusantara Sektor Barat melaksanakan berbagai program yang memberikan dampak bagi kehidupan warga di beranda negeri.
Memasuki bulan kedelapan bertugas menjaga perbatasan sektor barat Indonesia-Timor Leste, Satgas Pamtas Yonif Mekanis 741/GN telah melakukan 11 kegiatan program bedah rumah, membangun 9 titik sumur resapan, membangun taman baca, dan menyediakan posko kesehatan gratis. Semua program itu dilaksanakan menyebar di tiga kabupaten Nusa Tenggara Timur yang menjadi wilayah satgas itu, yakni Timor Tengah Utara (TTU), Kupang, dan Malaka.
Komandan Satgas Pamtas Yonif 741/Garuda Nusantara Sektor Barat Mayor (Inf) Hendra Saputra menjelaskan, keputusannya menjalankan program tersebut didasari keprihatinan terhadap kualitas hidup masyarakat di perbatasan yang belum layak. Melalui komunikasi dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat, lanjut Hendra, pihaknya menentukan sejumlah masyarakat yang secara langsung menerima bantuan keempat program itu.
Program bedah rumah, ia mencontohkan, memang menyasar masyarakat yang belum memiliki rumah layak, misalnya masih beralaskan tanah dan bangunan rumah yang tidak kokoh. Meski begitu, ia memastikan, bantuan program itu hanya diberikan kepada masyarakat dengan status lahan yang sudah dimiliki agar tidak terjadi masalah di masa mendatang.
Lalu, untuk program pembangunan sumur, ditujukan untuk daerah-daerah yang minim air bersih, terutama di musim kemarau.
"Pogram itu diharapkan mampu menyentuh masyarakat, sehingga pengamanan teritorial berjalan baik dan masyarakat secara perlahan dapat meningkatkan taraf hidupnya," ujar Hendra di Markas Komando Satgas Pamtas Yonif Mekanis-741/Garuda Nusantara Sektor Barat di Desa Eban, Kecamatan Miomaffo Barat, Timur Tengah Utara, NTT, Jumat (21/6/2019).
Untuk menarik simpati masyarakat di dua wilayah yang masih bersengketa, seperti di Naktuka (Kabupaten Kupang) dan Manusasi (TTU), Satgas Pamtas Yonif Mekanis-741/GN mengeluarkan program pembagian bahan pokok untuk 25 kepala keluarga yang dilakukan secara bergilir setiap bulan di kedua wilayah itu. Program itu dilaksanakan, kata Hendra, karena kondisi masyarakat setempat yang hanya makan jagung tumbuk.
“Dulu masyarakat di dua wilayah itu anti dengan kedatangan pasukan TNI. Kini, perlahan-lahan mereka telah membuka diri dan ikut serta dalam kegiatan kami,” katanya.
Marsel Sara, tokoh masyarakat yang juga Camat Bikomi Nilulat, TTU, mengatakan, kehadiran Satgas Pamtas TNI telah membantu kebutuhan masyarakat di perbatasan yang selama ini cenderung tidak diperhatikan. Selain pemenuhan kebutuhan rumah dan air bersih, lanjut Marsel, personel TNI yang terjun langsung di masyarakat juga membantu sektor pendidikan dan kesehatan.
Ia mengungkapkan, selama ini, masyarakat di perbatasan terbatas mendapatkan akses pendidikan karena keterbatasan guru serta fasilitas kesehatan yang sulit karena ketiadaan tenaga medis. Namun, kendala kehidupan itu tidak lagi dirasakan karena ada program taman baca, guru bantu dari personel TNI, serta layanan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat perbatasan. Marsel mengatakan, aparat di perbatasan juga tidak menyulitkan aktivitas masyarakat yang memiliki keperluan di negara tetangga.
Selama ini, masyarakat di perbatasan terbatas mendapatkan akses pendidikan karena keterbatasan guru serta fasilitas kesehatan yang sulit karena ketiadaan tenaga medis. Namun, kendala kehidupan itu tidak lagi dirasakan karena ada program taman baca, guru bantu dari personel TNI, serta layanan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat perbatasan
“Kehadiran aparat juga membantu kami untuk menjaga silaturahim dengan keluarga di Timor Leste. Sebab, sanak keluarga kami banyak yang berada di Timor Leste, begitu juga sebaliknya,” tutur Marsel.
Safarudin, warga yang menerima program bedah rumah di Desa Eban, menuturkan, program bantuan TNI kepada masyarakat berdampak pada keikutsertaan masyarakat untuk turut serta membantu personel TNI. Misalnya, masyarakat berpartisipasi dengan TNI untuk membangun fasilitas publik di desa serta merayakan Idul Fitri bersama.