Warna-warni Bundaran Hotel Indonesia Semarakkan HUT Ke-492 Jakarta
Perayaan hari ulang tahun ke-492 Jakarta yang berpusat di Bundaran Hotel Indonesia atau Patung Selamat Datang mengusung perpaduan unsur modern dan tradisional. ”Wajah Baru Jakarta” menjadi tema ulang tahun Ibu Kota tahun ini.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perayaan hari ulang tahun ke-492 Jakarta yang berpusat di Bundaran Hotel Indonesia atau Patung Selamat Datang mengusung perpaduan unsur modern dan tradisional. ”Wajah Baru Jakarta” menjadi tema ulang tahun Ibu Kota tahun ini.
Tidak banyak sentuhan untuk memoles Bundaran Hotel Indonesia (HI) sebagai panggung utama. Salah satu penanda kota Jakarta itu justru ditampilkan apa adanya. Kesan meriah berasal dari lampu-lampu aneka warna yang mengarah ke Bundaran HI dan menerangi air mancur yang menari-nari.
Hotel Mandarin Oriental yang berada di belakang Patung Selamat Datang menjadi layar raksasa untuk memproyeksikan video mapping. Teknologi water screening dipasang di kiri dan kanan panggung, yaitu menggunakan air sebagai media untuk memproyeksikan berbagai citra digital.
Adapun hiburan yang ditampilkan merupakan perpaduan hiburan modern dan tradisional khas Jakarta, mulai dari ondel-ondel, jaipong, hingga lagu ”Kicir-kicir” dan lagu ”Nonton Koboi” yang dipopulerkan seniman besar asli Betawi, Benyamin S.
Tamu kehormatan yang hadir antara lain para duta besar negara sahabat, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Turki, Maroko, dan Vietnam. Hadir pula Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi, Kepala Polda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono, Panglima Kodam Jaya Mayjen Eko Margiyono, dan Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Warih Sadono.
Gubernur DKI Anies Baswedan, dalam sambutannya, mengatakan, Jakarta telah menjadi simpul persatuan bangsa. Di kota ini deklarasi-deklarasi penting dilakukan karena difasilitasi masyarakat Betawi.
Menurut Anies, wajah baru bukan soal fisik, melainkan cara berpikir atau cara pandang. Menghadirkan keadilan dan kedaulatan dalam kebijakan. Memastikan Jakarta lestari dan terus memberikan kebahagiaan bagi generasi kini dan akan datang.
Gagasan untuk membuat interaksi antarwarga, kata Anies, dilakukan dengan membuat fasilitas publik yang setara. Ada taman untuk retensi air dan berekspresi.
Mural, lanjut Anies, juga adalah soal partisipasi warga membangun kota. Kota ini dibangun seluruh unsur masyarakat.
Ia meminta agar jangan hanya melihat bangunan fisik, tetapi juga gagasan yang hendak dicapai, yaitu paradigma, cara berpikir, dan pola interaksi warga Jakarta.
”Mari jadikan Jakarta sebagai kanvas. Mari lukis kanvas Jakarta yang terbuka dan ramah. Mari jadikan Jakarta yang maju kotanya, bahagia warganya,” ujar Anies.