Bisnis Properti Kalbar Diperkirakan Meningkat Kembali
Penjualan rumah di Kalimantan Barat awal 2019 sempat lesu karena dipicu pemilu, libur Idul Fitri, dan kebutuhan sekolah. Namun, pada Agustus hingga September diperkirakan penjualan meningkat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Penjualan rumah di Kalimantan Barat awal 2019 sempat lesu karena dipicu pemilu, libur Idul Fitri, dan kebutuhan sekolah. Namun, pada Agustus hingga September diperkirakan penjualan meningkat.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Real Estate Indonesia (REI) Kalimantan Barat M Isnaini, dalam acara halalbihalal di Pontianak, Minggu (23/6/2019), mengatakan, pada periode Januari-Maret, realisasi kredit pemilikan rumah hanya 770 unit. ”Sementara tahun lalu, pada periode yang sama jumlahnya lebih dari itu. Untuk penjualan April, Mei, dan Juni belum didata,” ujar Isnaini.
Lesunya penjualan itu salah satunya karena efek Pemilu 2019. Pemilu kemungkinan memberikan efek euforia sehingga orang menunda dulu pembelian rumah. Selain itu, ditambah lagi libur Idul Fitri dan pendaftaran sekolah. Masyarakat menggunakan uangnya untuk liburan Idul Fitri dan pendaftaran sekolah anak terlebih dulu.
”Meskipun demikian, penjualan diperkirakan akan kembali meningkat seusai tahun ajaran baru. Pada umumnya konsumen pembeli rumah adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan usia rata-rata di bawah 35 tahun. Mereka memiliki anak usia sekolah. Mereka menyelesaikan dulu urusan sekolah anak baru membeli rumah,” kata Isnaini.
Untuk itu pada September, REI Kalbar akan menggelar ekspo. Ekspo pada September itu tepat karena biasanya, pembelian masyarakat meningkat sesudah tahun ajaran baru hingga sebelum libur akhir tahun. Dengan demikian, pembelian diperkirakan akan menggeliat kembali.
Isnaini menuturkan lebih lanjut, secara umum prospek bisnis properti khususnya perumahan kelas atas relatif stagnan. Sementara itu, perumahan untuk kelas menengah berjalan pelan dan penjualan untuk pasar kelas bawah masih berjalan baik.
Meskipun demikian, penjualan diperkirakan akan kembali meningkat seusai tahun ajaran baru. Pada umumnya konsumen pembeli rumah adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan usia rata-rata di bawah 35 tahun.
Rumah dengan harga rumah di atas Rp 1 miliar, misalnya, sedikit sekali pembeli karena masalah daya beli. Rumah-rumah tipe 36 khususnya rumah subsidi banyak yang berminat. Pada 2018, sekitar 4.500 unit rumah subsidi terjual. Dari jumlah itu, sekitar 300 unit lebih ada di Kabupaten Kubu Raya dan sekitar 1.000 unit di kabupaten lainnya.
Hassanuddin, Ketua Panitia REI Ekspo September mendatang, menyatakan, optimistis ekspo bisa kembali meningkatkan penjualan. Sebab, pada Agustus hingga Oktober, biasanya penjualan meningkat. Kemudian, pada November dan Desember melemah lagi karena orang fokus untuk pengeluaran liburan akhir tahun.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar Adhinanto Cahyono menilai, secara umum dengan kondisi ekonomi global, nasional, dan regional, industri properti di Kalbar masih memiliki prospek bagus. Prospek bagus itu ada di kelas menengah ke bawah.
Di Kalbar selama pertanian, perkebunan, dan kehutanan khususnya industri minyak sawit mentah (CPO) masih berjalan, daya beli masyarakat masih akan kuat. Masyarakat banyak berkecimpung di bidang itu sehingga akan memengaruhi prospek ekonomi Kalbar. Industri CPO, walaupun agak menurun, dianggap masih prospektif dan berpengaruh pada daya beli masyarakat.