Pelatih Barito Putera Jacksen F Tiago mengisyaratkan dirinya akan meninggalkan Barito Putera setelah tiga tahun melatih klub kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan itu. Jacksen merasa tidak mampu membuat Barito Putera menjadi sebuah tim yang militan dan konsisten dalam berkompetisi di Liga 1 Indonesia.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Pelatih Barito Putera Jacksen F Tiago mengisyaratkan dirinya akan meninggalkan Barito Putera setelah tiga tahun melatih klub kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan itu. Jacksen merasa tidak mampu membuat Barito Putera menjadi sebuah tim yang militan dan konsisten dalam berkompetisi di Liga 1 Indonesia.
Isyarat meninggalkan Barito Putera disampaikan pelatih berkebangsaan Brasil itu seusai Barito Putera kalah dalam laga bertajuk ”derby papadaan” di Stadion 17 Mei, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Sabtu (22/6/2019). Bermain di kandang sendiri, Barito Putera kalah dengan skor 1-2 dari Kalteng Putra.
Hasil negatif pada pertandingan Shopee Liga 1 pekan keempat itu memperpanjang catatan buruk tim berjulukan ”Laskar Antasari” pada musim kompetisi 2019. Pada tiga pertandingan sebelumnya, Barito menelan dua kekalahan dan satu hasil imbang. Barito Putera kini berada di dasar klasemen sementara dengan torehan satu poin dari empat laga.
”Dengan kondisi seperti sekarang ini, saya sangat ikhlas meninggalkan Barito. Saya tidak mau menjadi beban bagi tim ini. Saya akan meninggalkan Barito dengan banyak persahabatan setelah tiga tahun bersama,” kata pelatih berusia 51 tahun itu.
Menurut mantan pelatih Tim Nasional Indonesia itu, dirinya sudah berupaya memberikan yang terbaik untuk Barito Putera. Namun, Barito Putera belum bisa menjadi sebuah tim yang militan dan konsisten.
”Saya sangat frustrasi karena saya sudah berusaha semaksimal mungkin memberikan kemampuan terbaik. Saya tidak punya ilmu apa-apa lagi untuk diberikan kepada mereka. Saya sudah mengeluarkan semua kemampuan yang saya punya, tetapi nasib tetap begini,” tutur pelatih yang memberikan tiga gelar Liga Super Indonesia saat menukangi Persipura Jayapura itu.
Jacksen pun ingin segera bicara dengan pihak manajemen Barito Putera mengenai rencana selanjutnya. ”Saya datang karena diundang dengan sangat baik oleh Pak Hasnur (Hasnuryadi Sulaiman, manajer Barito Putera). Saya tidak mau membebani beliau. Saya pasti akan bicara. Saya rasa Barito perlu menuju ke sebuah arah yang baru demi kebaikan Barito,” ujarnya.
Menurut pelatih yang menukangi Barito Putera sejak 2017 itu, sangat kecil kemungkinan baginya untuk bertahan di Barito dalam kondisi seperti sekarang. Seandainya pihak manajemen masih memberikan kesempatan, ia tetap menyampaikan argumennya terkait rencana selanjutnya.
”Saya juga mau menikmati hidup. Saya mau bekerja bukan hanya untuk mendapatkan uang, melainkan juga harus bisa berjasa dan bermanfaat bagi orang lain. Saat ini saya merasa kehadiran saya di sini tidak berdampak baik pada tim,” katanya.
Saya juga mau menikmati hidup. Saya mau bekerja bukan hanya untuk mendapatkan uang, melainkan juga harus bisa berjasa dan bermanfaat bagi orang lain. Saat ini saya merasa kehadiran saya di sini tidak berdampak baik pada tim.
Pada kesempatan itu, Jacksen juga berterima kasih atas kebersamaan selama tiga tahun. ”Banyak hal baik di sini. Saya bisa memperluas jaringan persahabatan. Semoga kita tetap menjaga silaturahmi dengan harapan Barito menjadi lebih baik. Salam kekeluargaan untuk kita semua,” ucapnya.
Menurut pemain depan Barito Putera, Samsul Arif Munip, situasi yang dihadapi Barito saat ini berat bagi pemain, pelatih, dan manajemen. ”Kami tidak mau mencari alasan karena memang bermain jauh dari ekspektasi suporter. Apa pun yang terjadi ke depan, kami harus bangkit dan berbenah,” kata pemain berusia 34 tahun itu.