Jakarta Rayakan Keragaman
JAKARTA, KOMPAS —Jakarta merayakan keragaman masyarakat dalam peringatan hari ulang tahun ke-492. Rangkaian acara peringatan hari ulang tahun Jakarta pun dirancang dengan melibatkan berbagai komunitas yang hidup di Jakarta.
Puncak perayaan hari ulang tahun (HUT) Jakarta dipusatkan di Bundaran Hotel Indonesia, Sabtu (22/6/2019). Bundaran ini ditata menjadi panggung utama. Tidak banyak sentuhan untuk memoles bundaran ikon Jakarta ini. Kesan meriah justru berasal dari lampu-lampu aneka warna yang mengarah ke Bundaran Hotel Indonesia dan menerangi air mancur yang menari-nari.
Hotel Mandarin Oriental di belakang patung Selamat Datang menjadi layar raksasa untuk memproyeksikan video mapping. Teknologi water screening dipasang di kiri dan kanan panggung, yaitu menggunakan air sebagai media memproyeksikan berbagai citra digital.
Adapun hiburan yang ditampilkan berupa perpaduan hiburan modern dan tradisional khas Jakarta, seperti ondel-ondel, jaipong, lagu ”Kicir-kicir”, dan lagu ”Nonton Koboi” yang dipopulerkan seniman besar asli Betawi, Benyamin S.
Tak jauh dari Bundaran HI, di dinding sisi utara terowongan Kendal, sehari sebelumnya, telah diselesaikan pembuatan mural bertema ”Wajah Baru Jakarta”. Mahasiswa Desain Komunikasi Visual, Hima Rupakapala Universitas Paramadina, dan iMural bekerja sama menyelesaikan mural pada 17-21 Juni.
Di Lapangan Banteng, HUT Jakarta juga dirayakan dengan berbagai kegiatan. Sebagian area terbuka di lapangan ini disulap menjadi tempat piknik bertajuk ”Semasa Piknik”. Sembari bersantai di taman, pengunjung dapat menghadiri bazar kreatif di luar ruangan. Barang yang dijual mulai dari pakaian, keramik, hingga kuliner. Acara di Lapangan Banteng akan berlangsung hingga hari Minggu ini.
Keterlibatan warga
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutan di Bundaran HI mengatakan, pembangunan di Jakarta selalu melibatkan warga. Ia mencontohkan, taman dibangun bersama masyarakat, bukan oleh pemerintah sendiri. Taman yang kini mudah dijumpai di seluruh penjuru Jakarta juga menjadi tempat terbuka bagi siapa pun sehingga muncul kesetaraan di antara semua warga Ibu Kota.
Keterlibatan warga juga terjadi pada penggambaran mural di terowongan Kendal. Anies mengatakan, mural bukan sekadar menggambar di dinding, melainkan menjadi bentuk partisipasi warga menghias kota.
”Kota ini dibangun oleh seluruh unsur masyarakat kota,” katanya.
Menurut Anies, wajah baru Jakarta bukan soal fisik, melainkan juga cara berpikir atau cara pandang, yakni menghadirkan keadilan dan kedaulatan dalam kebijakan.
Jangan hanya melihat bangunan fisik, tetapi gagasan yang hendak dicapai, yaitu paradigma, cara berpikir, dan pola interaksi warga Jakarta. ”Mari jadikan Jakarta sebagai kanvas, mari lukis kanvas Jakarta yang terbuka dan ramah. Mari jadikan Jakarta yang maju kotanya, bahagia warganya,” katanya.
Seusai upacara peringatan HUT Ke-492 Jakarta di Monumen Nasional, Sabtu pagi, Anies juga mengapresiasi masyarakat Betawi yang dinilainya telah membawa simpul persatuan bagi DKI Jakarta.
”Semua komponen bangsa Indonesia, unsur apa pun, ada di Jakarta. Seluruh proses menjadi Indonesia, mayoritas berada di kota ini. Itu hanya bisa terjadi karena ada masyarakat Betawi yang menyambut hangat kedatangan semua warga Nusantara,” tutur Anies.
Keuangan daerah
Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD DKI dalam rangka peringatan HUT Jakarta, Sabtu siang, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menggarisbawahi soal pengelolaan anggaran di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Ia beranggapan DKI belum efektif dan efisien sebab masih ditemukan sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) tahun 2018 sekitar Rp 12,17 triliun.
Untuk itu, Pemprov dan DPRD DKI Jakarta diminta bersama-sama mengevaluasi pengelolaan keuangan daerah.
”Silpanya cukup tinggi, kan, sayang itu. Saya kira antara perencanaan, penganggaran, dan memastikan program itu berjalan harus menjadi kata kunci. Fungsi pengawasan DPRD juga harus jalan,” kata Tjahjo.
Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri, silpa 2018 DKI paling tinggi dari semua provinsi. Daerah dengan silpa 2018 tertinggi selanjutnya adalah Jawa Barat (Rp 2,25 triliun), Aceh (Rp 1,65 triliun), dan Jawa Timur (Rp 1,52 triliun).
Tjahjo berharap pengelolaan anggaran daerah mendapatkan perhatian serius Pemprov dan DPRD DKI karena menyangkut percepatan pembangunan dan kesejahteraan warga Jakarta. Apalagi, penyusunan APBD 2020 tinggal sebentar lagi.
Di sisi lain, Tjahjo mengingatkan eksekutif dan legislatif untuk mencermati area rawan korupsi. Ini bertujuan untuk membangun tata pemerintahan Jakarta yang bersih, transparan, dan akuntabel.
Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi menilai penyerapan anggaran rendah karena masih ada sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang hanya bagus di program, tetapi realisasinya nol. Oleh karena itu, dalam APBD Perubahan 2019, pihaknya akan mengevaluasi kinerja SKPD tersebut.
”Ada sekitar 20 persen (dari total sekitar 50 SKPD) kerjanya kurang optimal, asal bapak senang saja. Saya akan melihat anggaran penyerapan sementaranya nanti. Jangan sampai DKI sudah dapat WTP (wajar tanpa pengecualian), tiba-tiba jatuh lagi,” ujar Prasetio.
Sebelumnya, Pemprov DKI mendapatkan opini WTP atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2018. Opini serupa pernah diperoleh DKI pada 2017.
Prasetio juga mengingatkan kepada Pemprov DKI untuk segera melanjutkan proyek pembangunan moda raya terpadu (MRT) fase II dan pembangunan Jakarta International Stadium atau Stadion BMW.
”Kita punya anggaran besar, tetapi yang harus dibangun masih banyak. Harus cepat dieksekusi dan ditindaklanjuti itu semua,” kata Prasetio.
Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan fokus mengerjakan 60 program atau kegiatan strategis daerah yang menjadi bagian rencana pembangunan jangka menengah daerah.
”PR (pekerjaan rumah) kami masih banyak dan pemerintah bekerja berdasarkan perencanaan. Ada lebih dari 60 kegiatan strategis daerah yang sedang dilaksanakan,” ujarnya.
Beberapa program kegiatan strategis daerah pada zaman Anies adalah Kartu Jakarta Pintar, Kartu Mahasiswa, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Bantar Gebang, kawasan angkutan terintegrasi (transit oriented development), dan pembangunan LRT. Selain itu, ada pula pembangunan tempat pengelolaan sampah energi listrik (intermediate treatment facility) hingga pelaksanaan Jak Lingko. (BOW/WAD)