Penyaluran air bersih mulai dilakukan di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah yang terdampak bencana kekeringan memasuki musim kemarau. Tahun ini, kemarau panjang seperti pada 2018 diperkirakan kembali terjadi.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SRAGEN, KOMPAS — Penyaluran air bersih mulai dilakukan di sejumlah kabupaten di Jawa Tengah yang terdampak bencana kekeringan memasuki musim kemarau. Tahun ini, kemarau panjang seperti pada 2018 diperkirakan kembali terjadi.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Sugeng Priyono mengatakan, pada musim kemarau tahun ini, kekeringan berpotensi berdampak pada 36 desa dari tujuh kecamatan di Sragen. Tujuh kecamatan itu adalah Sumberlawang, Miri, Sukodono, Jenar, Gesi, Mondokan, dan Tangen.
”Tahun 2018, kami menyalurkan bantuan air bersih ke 36 desa yang terdampak kekeringan di tujuh kecamatan. Itu menjadi patokan bagi kami pada tahun ini,” kata Sugeng Priyono di Sragen, Minggu (23/6/2019).
Sugeng mengatakan, BPBD Sragen berencana menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa terdampak kekeringan secara rutin mulai 1 Juli. Pihaknya memperkirakan, masyarakat desa-desa rawan kekeringan masih memiliki persediaan air untuk 1-2 minggu ke depan.
”Minggu depan, kami melakukan pengecekan ke lokasi atau desa-desa yang terdampak kekeringan. Kalau ternyata warga sudah benar-benar membutuhkan, akan kami dropping air sebelum 1 Juli,” ujarnya.
Menurut Sugeng, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah Sragen diperkirakan dilanda kemarau panjang seperti pada 2018. Pada 2019, musim kemarau diperkirakan berlangsung selama enam bulan dari Juni hingga November. ”Puncak kemarau diprediksi pada bulan Agustus,” katanya.
Pada 2019, musim kemarau diperkirakan berlangsung selama enam bulan dari Juni hingga November.
Sementara itu, di Klaten, BPBD setempat telah menyalurkan bantuan air bersih ke desa-desa yang terdampak kekeringan. Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten Sri Yuwana Haris, bantuan air bersih sudah disalurkan sejak 27 Mei. Setidaknya, 56 tangki air bersih telah disalurkan ke tujuh desa di tiga kecamatan kekeringan. Setiap tangki berisi sekitar 5.000 liter air.
Tiga desa di antaranya berada di kawasan lereng Gunung Merapi, yaitu Desa Kendalsari, Sidorejo, dan Tegalmulyo, di Kecamatan Kemalang. Selain itu, bantuan air bersih disalurkan ke Desa Bandungan, Temuireng, dan Socokangsi di Kecamatan Jatinom serta Desa Ngerangan di Kecamatan Bayat. ”Pada 2019, BPBD Klaten menganggarkan 800 tangki untuk bantuan air bersih,” katanya.
Berdasarkan data BPBD Klaten, terdapat 25 desa di sembilan kecamatan rawan terdampak kekeringan. Daerah tersebut di antaranya Kecamatan Kemalang, Karangdowo, Jatinom, Manisrenggo, Karangnongko, Prambanan, Bayat, dan Pedan. Pemerintah Kabupaten Klaten, lanjut Haris, telah menetapkan status Siaga Darurat untuk penanganan dampak kekeringan.