Saloka, Daya Tarik Wisata Baru di Tepian Rawa Pening
Saloka Theme Park di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, menjadi daya tarik wisata baru di Jawa Tengah. Letaknya di tepian Danau Rawa Pening dapat menjadi alternatif destinasi di pusaran Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
UNGARAN, KOMPAS — Saloka Theme Park di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, menjadi daya tarik wisata baru di Jawa Tengah. Letaknya di tepian Danau Rawa Pening dapat menjadi alternatif destinasi di pusaran Joglosemar atau Jogja-Solo-Semarang.
Peresmian taman rekreasi Saloka dilaksanakan pada Sabtu (22/6/2019) oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya. Dia berharap Saloka membawa kebahagiaan bagi warga Semarang dan sekitarnya. Taman ini juga akan memperkuat Joglosemar.
Saloka Theme Park merupakan taman rekreasi dengan luas 18 hektar. Terdapat sejumlah wahana bermain yang menantang bagi pengunjung. Taman tersebut terbagi dalam lima zona, yakni Pesisir, Balalantar, Ararya, Kamayayi, dan Segara Prada.
Sejumlah wahana yang bisa dinaiki pengunjung, khususnya di Zona Ararya, cukup menguji adrenalin. Beberapa di antaranya adalah Paku Bumi, Bengak-bengok, Lika-kiku, Obat-abit, dan Senggal-senggol. Obat-abit menyerupai ayunan, tetapi berputar-putar di udara.
Selain itu, ada komidi putar. Saat menaiki wahana tersebut, apabila cuaca cerah, pengunjung dapat menikmati keindahan Danau Rawa Pening yang dikelilingi Gunung Merbabu, Gunung Andong, dan Gunung Telomoyo.
Menurut Arief, atraksi penting untuk membuat satu destinasi, di samping amenitas dan aksesibilitas. ”Apa atraksi yang ada di Jateng? Yang paling utama Borobudur, tetapi itu tak cukup. Oleh karena itu, kami garap secara kawasan, yaitu Joglosemar,” ujarnya.
Ia juga berjanji membantu pengembangan Saloka. Caranya, antara lain, dengan menggandeng kapal pesiar. Sebab, kini Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang kian ramai dikunjungi kapal pesiar.
Dari segi akses, potensi Saloka pun besar karena ada tiga bandara internasional di Joglosemar. Akses tol dari Semarang dan Solo juga tersedia. ”Destinasi yang bagus harus ditempuh kurang dari dua jam. Saloka ini dari Semarang kurang dari satu jam,” katanya.
Menjanjikan
Arief mengatakan, pariwisata adalah sektor yang sangat menjanjikan. Di daerah-daerah yang menjadikan pariwisata sebagai leading sector, pendapatan asli daerahnya naik. Ia mencontohkan Danau Toba, Sumatera Utara, dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
”Pariwisata sangat mudah dan murah. Tahun 2019 atau 2020, pariwisata akan menjadi penyumbang sumber devisa terbesar. Oleh karena itu, daerah pun harus mengikuti tren agar tidak tertinggal,” kata Arief.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang diwakili Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Sinoeng Noegroho Rachmadi mengatakan telah mengunjungi Saloka. Ia juga mencoba beberapa wahana di taman rekreasi tersebut.
”Selamat atas dibukanya Saloka. Saya menyambut baik dan memberikan apresiasi. Sebab, Saloka memberikan banyak pilihan buat masyarakat yang ingin menikmati liburan. Selain berkunjung, juga bisa beredukasi karena ada wahana science,” katanya.
Sementara itu, Bupati Semarang Mundjirin mengatakan, selama ini daerahnya hidup dari ”intan pari”, kependekan dari industri pertanian dan pariwisata. Letak Kabupaten Semarang pun strategis, di antara Joglosemar.
”Kami berharap Saloka makin menghidupkan Kabupaten Semarang. Apalagi, Saloka memanfaatkan tenaga lokal. Mudah-mudahan Saloka semakin besar. Apabila perlu, membuka akses ke Rawa Pening, juga akses ke Bukit Brawijaya atau Bukit Cinta,” ucapnya.