Pemerintah Kota Surabaya menjalin kerja sama triple helix dengan Univesitas Surabaya dan 14 perusahaan
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya menjalin kerja sama triple helix dengan Universitas Surabaya dan 14 perusahaan. Kerja sama antara kalangan akademik, bisnis, dan pemerintah itu memberikan kesempatan bagi pelajar Surabaya penerima beasiswa Pemkot Surabaya berkuliah di Universitas Surabaya dan diterima langsung di perusahaan.
Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Benny Lianto, dan perwakilan 14 perusahaan di Balai Kota Surabaya, Senin (24/6/2019).
”Program ini memberikan harapan bagi pelajar berprestasi dari kalangan kurang mampu untuk menggapai mimpinya kembali. Selain mendapatkan beasiswa, penerima beasiswa mendapatkan kesempatan penempatan kerja setelah lulus,” kata Benny.
Program kerja sama ini memberikan kesempatan bagi 104 pelajar Surabaya berkuliah diploma III di Politeknik Ubaya. Mereka mendapatkan pembebasan uang kuliah, sertifikasi, dan uang saku setiap bulan dari Pemkot Surabaya.
Setelah lolos seleksi yang dilakukan Pemkot Surabaya, calon penerima beasiswa harus mengikuti seleksi yang diadakan Ubaya. Mereka harus mengikuti ujian tes potensi akademik, tes substansi akademik, psikotes, dan seleksi dari perusahaan.
Program ini memberikan harapan bagi pelajar berprestasi dari kalangan kurang mampu untuk menggapai mimpinya kembali. Selain mendapatkan beasiswa, penerima beasiswa mendapatkan kesempatan penempatan kerja setelah lulus.
”Sejak awal, perusahaan dilibatkan dalam proses seleksi. Jadi, saat berkuliah, statusnya sudah menjadi karyawan perusahaan,” ucap Benny.
Ada 14 perusahaan yang terlibat dalam kerja sama kali ini, yakni PT Widaya Inti Plasma, PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Synergy Ultima Nobilus, PT Bersatu Sukses Group, PT Untung Bersama Sejahtera, dan PT Royal Wahana Nusantara. Kemudian ada PT Goldi Asiana Pangan, PT Sieto Utama, PT Ilios Studio Teknologi, CV Muncul Jaya, CV Pesona Mandiri, CV Universal Services, CV Universal Trading, serta Yayasan Longying.
”Kerja sama triple helix kali ini merupakan tahun kedua. Tahun lalu ada 81 penerima beasiswa dan 7 perusahaan yang terlibat, kini naik menjadi 104 penerima beasiswa dan 14 perusahaan,” tutur Benny.
Dia menilai, model kerja sama seperti ini sangat baik untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Kerja sama ini membuat Ubaya berupaya semaksimal mungkin mencetak lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
”Pendidikan harus bisa diakses semua kalangan, terutama warga kurang mampu karena menjadi salah satu cara mengentaskan dari kemiskinan sekaligus mengurangi pengangguran,” ujarnya.
Jika lapangan kerja bertambah, risiko pengangguran menjadi penjahat berkurang. Ini bisa berdampak terhadap kondusivitas Kota Surabaya.
Risma berharap, program beasiswa yang dilanjutkan penyaluran lulusan ke perusahaan bisa mengurangi kemiskinan di Surabaya. Anak-anak dari keluarga kurang mampu nantinya bisa memutus kemiskinan dengan memiliki pekerjaan yang lebih baik daripada orangtuanya sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
”Jika lapangan kerja bertambah, risiko pengangguran menjadi penjahat berkurang. Ini bisa berdampak terhadap kondusivitas Kota Surabaya,” ujar Risma.