BTN Sebut Tren Pertumbuhan KPR Semester I-2019 Melambat
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) memperkirakan pertumbuhan kredit pemilikan rumah atau KPR melambat pada semester I-2019. Pada akhir Juni 2019, pertumbuhan secara tahunan hanya berpotensi mencapai 18 persen.
Direktur Utama BTN Maryono, Senin (24/6/2019), di Jakarta, menyampaikan, pertumbuhan KPR BTN hanya akan berkisar 17-18 persen di paruh pertama tahun ini. Pertumbuhan tidak akan melewati 18 persen pada akhir Juni 2019 atau ujung dari semester pertama atau lebih rendah dari triwulan I-2019, yang sebesar 19,1 persen.
”Posisi itu membuat tren pertumbuhan KPR BTN sedikit melambat. Pada periode yang sama tahun lalu, BTN mencatatkan pertumbuhan KPR hingga 19,7 persen atau mencapai Rp 191,3 triliun,” katanya.
Maryono menjelaskan, pelambatan itu terjadi karena efek dari pemilihan umum yang berlangsung pada 17 April 2019 atau dalam triwulan II-2019. Dampak penurunan permintaan itu terjadi di KPR nonsubsidi.
”Kita kan punya dua sektor, KPR subsidi dan nonsubsidi. Subsidi tidak terpengaruh, malah meningkat karena program pemerintah. Masyarakat membutuhkan subsidi itu,” kata Maryono yang sedang hadir dalam acara seminar wisuda Universitas Terbuka.
Maryono menilai pertumbuhan 18 persen sudah cukup bagus di tengah guncangan pemilu. Kendati pada semester I-2019 melambat, tren KPR itu akan kembali membaik pada semester II-2019.
Keyakinan itu berasal dari peningkatan permintaan KPR yang berada di dekat proyek-proyek infrastruktur. Permintaan itu akan semakin meningkat karena proyek infrastruktur pemerintah terus bertambah dan banyak yang selesai.
”Sangat positif, kita punya lembaga riset enam bulan pertama, permintaan rumah-rumah yang dekat dengan infrastruktur dan tol yang sudah dibangun naik lebih tinggi,” katanya.
Permintaan KPR yang berada di dekat proyek-proyek infrastruktur akan semakin meningkat karena proyek infrastruktur pemerintah terus bertambah dan banyak yang selesai.
Saat ini, BTN menargetkan pasar generasi milenial. BTN memfokuskan beberapa program untuk generasi yang mayoritas belum mempunyai rumah tapak tersebut melalui program Si Muda Rumahku dan KPR Gaess.
Revisi RBB
Direktur Strategi, Kepatuhan, dan Risiko BTN R Mahelan Prabantarikso menyampaikan, BTN telah merevisi rencana bisnis bank (RBB). Target pertumbuhan kredit tahunan menjadi 11-13 persen dari semula 14-16 persen. Penurunan target itu disebabkan mengetatnya likuiditas BTN dengan loan to deposit ratio (LDR) yang mencapai 112,19 persen.
”Kita lihat tergantung kondisi karena sekarang likuiditas mengetat. Bisa juga kalau likuiditas kencang lagi, target kita naikkan lagi. Dana pihak ketiga (DPK) juga mengikuti kredit, kalau kredit turun, DPK juga menurun,” ucap Mahelan.
Adapun RBB telah mempertimbangkan proyeksi dan perkembangan ekonomi makro, secara global maupun nasional. Salah satunya adalah pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh Bank Dunia.
Sebelumnya, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2019 menjadi 2,6 persen dari target pada awal tahun sebesar 2,9 persen.