AirAsia Indonesia Fokus Efisiensi Ongkos Operasional
Pada triwulan I-2019, PT Indonesia AirAsia (AirAsia) merugi Rp 79,39 miliar. AirAsia berupaya meningkatkan efisiensi ongkos operasional agar kinerja keuangan membaik.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Maskapai penerbangan berbiaya rendah PT Indonesia AirAsia berupaya meningkatkan efisiensi ongkos operasional agar kinerja keuangan membaik. Cara yang ditempuh mencakup, antara lain, penambahan tingkat utilitas pesawat terbang, inovasi teknologi digital, dan pengoptimalan pemakaian bandara penghubung.
Pada triwulan I-2019, PT Indonesia AirAsia (AirAsia) membukukan pendapatan sekitar Rp 1,33 triliun, sedangkan ongkos dan pengeluaran sekitar Rp 1,41 triliun. Jadi, perusahaan mengalami kerugian (earning before interest and taxes/EBIT) sekitar Rp 79,39 miliar.
Jika dibandingkan dengan triwulan I-2018, pendapatan AirAsia mencapai Rp 843,83 miliar, sedangkan ongkos dan pengeluaran tercatat sekitar Rp 1,11 triliun. Total kerugian perusahaan sekitar Rp 273,14 miliar.
Meski masih mengalami kerugian, Direktur Komersial PT Indonesia AirAsia Rifai Taberi, seusai konferensi pers, Senin (24/6/2019), di Jakarta, tetap optimistis. Dia mengatakan, nilai kerugian berhasil ditekan pada triwulan I-2019 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
”Triwulan pertama memang adalah musim sepi permintaan penerbangan atau low seasons. Jangan dilihat nilainya (kerugian), tetapi bagaimana upaya kami menekan nilai kerugian,” ujarnya.
Rifai mencontohkan, tingkat utilisasi pesawat terbang milik AirAsia sudah sebesar 12,2 jam per pesawat pada triwulan I-2019. Menurut rencana, tingkat utilisasi akan terus ditambah menjadi 13 jam per pesawat.
Soal inovasi teknologi digital, AirAsia mengembangkan AirAsia.com yang sedang diarahkan menjadi one stop solution, mulai dari pemesanan pesawat untuk rute yang dimiliki AirAsia sendiri ataupun maskapai lain, produk makanan, check-in daring, hingga poin loyalitas.
AirAsia juga membangun perusahaan khusus dompet elektronik bernama BigPay untuk memudahkan transaksi pelanggan, seperti transfer uang. Saat ini, BigPay masih menunggu izin dari Bank Indonesia.
Menurut dia, kru AirAsia diusahakan tidak tinggal lama di destinasi tujuan. Oleh karena itu, di Indonesia, AirAsia mempunyai lima bandara penghubung (hub) yang akan dioptimalkan. Kelima hub itu berlokasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Juanda, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bandara Kualanamu, dan Bandara Internasional Lombok Praya. ”Kuncinya memang efisiensi,” kata Rifai.
Mengenai promo diskon, lanjutnya, sejak awal beroperasi, AirAsia konsisten menggelarnya, misalnya promo kursi tempat duduk gratis. Ketika ditanya dampak promo seperti itu terhadap kerugian kinerja laporan keuangan, Rifai menegaskan, kerugian maskapai bisa berasal dari banyak faktor eksternal, seperti kondisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan harga bahan bakar avtur.
Untuk triwulan II-2019, Rifai optimistis perusahaan akan memperoleh pencapaian kinerja lebih baik. Alasannya, triwulan kedua adalah musim liburan, ditambah lagi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat dan harga bahan bakar avtur cenderung turun.
”Imbauan harga tiket pesawat ’murah’ dari pemerintah berlaku untuk maskapai penerbangan berbiaya rendah. Selama ini, jauh sebelum ada imbauan itu, kami telah mematok harga terjangkau. Masyarakat juga sudah mengetahuinya,” tuturnya.
Direktur Utama AirAsia Dendy Kurniawan menambahkan, upaya efisiensi lainnya adalah perusahaan tetap menggunakan satu tipe pesawat terbang, Airbus A320, untuk 24 unit pesawatnya. Cara ini bahkan berlaku untuk lima unit terbaru mereka yang akan tiba seluruhnya tahun 2019. Dengan satu tipe, manajemen ongkos perawatan ataupun sumber daya manusia lebih mudah.
Dengan satu tipe pesawat, manajemen perawatan atau sumber daya manusia lebih mudah.
”Peningkatan nilai pendapatan ataupun ongkos dan pengeluaran pada triwulan I-2019 disebabkan jumlah penumpang dan menambah jumlah pesawat,” kata Dendy.
Pada triwulan I-2019, perusahaan mengalami pencapaian penting, yaitu tingkat keterisian penumpang sebesar 87 persen. Setahun sebelumnya, tingkat keterisian penumpang sebesar 80 persen.
Menurut Dendy, sampai akhir tahun 2019, AirAsia fokus menambah tujuh rute domestik sehingga total menjadi 17 rute. Untuk rute internasional, AirAsia hanya menambah dua rute sehingga total menjadi 26 rute.
Tujuh rute baru domestik AirAsia menyasar Indonesia bagian timur. Empat di antaranya, yang dia umumkan kemarin, adalah Jakarta-Lombok, Lombok-Yogyakarta, Lombok-Denpasar, dan Surabaya-Kertajati. Rencana ekspansi rute domestik sejalan dengan arahan pemerintah mendorong kemajuan industri pariwisata nasional.
”Kami menaksir destinasi Sorong, Labuan Bajo, dan Ambon,” ujar Dendy.