Bantuan dari Dunia Usaha Diharapkan Tak Sebatas Amal
Upaya pemerintah membangun desa melalui dana desa akan lebih terbantu dengan dukungan dari dunia usaha. Dukungan itu diharapkan tak sebatas amal, tetapi juga menciptakan kepentingan bersama antara perusahaan dan desa.
Oleh
Erika Kurnia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya pemerintah membangun desa melalui dana desa akan lebih terbantu dengan dukungan dunia usaha. Dukungan itu diharapkan tak sebatas amal, tetapi juga menciptakan kepentingan bersama antara perusahaan dan desa sehingga terjalin kerja sama yang kukuh.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, hingga saat ini sudah ada 68 perusahaan besar yang berinvestasi di desa. Mereka masuk melalui program Produk Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) yang dibuat oleh pemerintah. Program tersebut bertujuan memajukan desa dengan menciptakan produk unggulan desa.
”Bantuan dari dunia usaha ini kita harapkan bukan sekadar amal, tetapi juga menciptakan kepentingan bersama antara desa dan perusahaan. Kalau ada kepentingan, pasti kerja sama itu bisa bertahan lama,” ujar Eko seusai acara penandatanganan kerja sama program Desa Sejahtera Astra 2019 besutan PT Astra International Tbk dengan pemerintah dan pimpinan daerah, di Jakarta, Selasa (25/6/2019).
Ia mengatakan, tahun lalu, setidaknya Rp 60 triliun diinvestasikan pelaku usaha untuk membangun perekonomian desa. Sebanyak Rp 47 triliun di antaranya digelontorkan ke desa dan Rp 13 triliun sisanya di wilayah transmigrasi. Dana investasi tersebut disalurkan sesuai produk unggulan yang akan dikembangkan di setiap wilayah.
Investasi ke desa diharapkan dapat terus masuk sehingga membantu meningkatkan perekonomian 120 juta orang yang hidup di seluruh desa atau sekitar 75.000 desa.
Saat ini, pendapatan per kapita di desa mencapai Rp 804.000 setiap bulan. Nilai itu naik hampir 50 persen dari pendapatan per kapita desa pada 2014 yang sebesar Rp 572.000.
”Kalau pertumbuhan ini bisa kita pertahankan tujuh tahun lagi, pendapatan per kapita penduduk desa bisa mencapai Rp 2 juta lebih. Kalau nanti ada 150 juta penduduk, pendapatan per kapita bisa mencapai Rp 300 triliun per bulan. Nilai itu akan menciptakan daya beli hingga Rp 1.500 triliun per bulan atau Rp 18.000 triliun per tahun, setara 1,3 triliun dollar AS. Angka itu sama dengan PDB Indonesia yang saat ini sekitar 1,2 triliun dollar AS,” tuturnya.
Apalagi selain investasi, pemerintah sudah menopang pertumbuhan desa dengan dana desa. Sejak 2015, pemerintah mengucurkan dana desa untuk setiap desa setiap tahun. Sebagai gambaran, tahun ini, pemerintah menggelontorkan Rp 70 triliun atau Rp 933 juta per desa.
Dana desa itu dipakai untuk membangun sejumlah fasilitas dan infrastruktur, mulai dari jalan, jembatan, air bersih, embung, irigasi, tempat mandi cuci kakus (MCK), hingga posyandu. Selama empat tahun terakhir, tingkat penyerapan dana desa terus meningkat, dari 82,72 persen tahun 2015 menjadi 99,03 persen pada 2018.
Namun, Eko mengingatkan, uang bukan satu-satunya solusi untuk meningkatkan perekonomian desa. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di pedesaan juga penting. Apalagi latar belakang pendidikan mayoritas penduduk masih sekolah dasar.
”Untuk diketahui, 69,63 persen angkatan kerja di desa lulusan sekolah dasar. Ini perlu dibimbing,” ujarnya.
Kampung Astra
Menjawab tantangan tersebut, PT Astra International Tbk mencanangkan program Kampung Berseri Astra menuju Desa Sejahtera. Astra bersama anak perusahaan dan yayasannya akan mengembangkan 275 Kampung Berseri Astra menuju Desa Sejahtera yang tersebar di 100 kabupaten di seluruh Indonesia.
Chief of Corporate Communication, Social Responsibility & Security PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas mengatakan, dalam program itu, warga yang menjadi penggerak desa akan mengikuti pelatihan dan pembinaan.
”Kampung Berseri Astra kami bantu di empat sektor, yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan kewirausahaan. Untuk menuju Desa Sejahtera, kami akan utamakan untuk mencari dan mengembangkan lokomotif ekonomi yang disesuaikan dengan potensi desa masing-masing,” ujarnya.
Pada 2019, Astra menargetkan kerja sama dengan total 645 desa dari kerja sama yang telah terjalin sebelumnya dengan sekitar 370 desa di 77 kabupaten.