Praktisi, pelaku industri, dan pengguna telepon seluler kembali bertemu di ajang bergengsi Mobile World Congress (MWC) 2019. Mereka akan membicarakan terobosan terbaru di acara yang digelar di Shanghai, China 26-28 Juni. Salah satu isu hangat di ajang ini adalah penerapan teknologi generasi kelima atau 5G telepon seluler secara komersial.
Oleh
Andy Riza Hidayat
·3 menit baca
SHANGHAI, KOMPAS - Praktisi, pelaku industri, dan pengguna telepon seluler kembali bertemu di ajang bergengsi Mobile World Congress (MWC) 2019. Mereka akan membicarakan terobosan terbaru di acara yang digelar di Shanghai, China, 26-28 Juni 2019. Salah satu isu hangat di ajang ini adalah penerapan teknologi generasi kelima atau 5G telepon seluler secara komersial.
Pengamatan Kompas, Selasa (25/6/2019), sebagian peserta MWC sudah tiba di China. Sebagian dari mereka adalah pembicara, peserta pameran, maupun mereka yang sengaja hadir untuk berpartisipasi di ajang ini. Termasuk diantara yang telah hadir, peserta asal Indonesia Marshall Pribadi, pendiri PrivyID, yang akan menjadi pembicara di forum pendamping, Rabu (26/6/2019).
Marshall akan berbicara tentang pengalaman dirinya sebagai pendiri perusahaan rintisan di bidang pengisian data digital. Marshall tampil bersama Jianggan Li, pendiri Momentum Works, di forum bertajuk “Meet the Innovators from Emerging Markets”.
“Saya mengisi acara pendamping yaitu 4YFN,” kata Marshall kepada Kompas. Acara 4YFN adalah forum yang mempertemukan pelaku industri rintisan, investor, dan perusahaan.
Selain Marshall, pembicara Indonesia lain yang akan tampil, Pandu Sastrowardoyo, pendiri Asosiasi Blockchain Indonesia, dan Thilma Komaling, praktisi inovasi digital. Sementara dari unsur pemerintah, rencananya akan hadir Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail. Ismail dijadwalkan menjadi pembicara dalam acara GSMA Forum, Kamis (27/6/2019).
“Saya diundang sebagai salah satu pembicara dalam GSMA Forum untuk menyampaikan pandangan Indonesia terhadap implementasi 5G,” kata Ismail sebelum dimulainya acara.
Peluang dan tantanganPemerhati teknologi telepon seluler, Lucky Sebastian, memastikan pengguna telepon seluler sedang menunggu terobosan teknologi terbaru. Teknologi yang dimaksud mulai dari kamera, penerapan 5G secara komersial, pengisian baterai, hingga kehandalan sistem operasi.
Khusus terkait penerapan teknologi 5G, hingga saat ini penerapannya masih terbatas. Menurut Lucky, di sejumlah negara, teknologi tersebut sudah mulai diterapkan, seperti di beberapa negara bagian Amerika Serikat, Korea Selatan, dan sebagian negara-negara di Eropa. Sementara penerapan teknologi ini di Indonesia masih menunggu frekuensi dari pemerintah.
Teknologi 5G cocok untuk kota yang padat gedung seperti Jakarta. Namun penerapan teknologi ini berhadapan dengan tantangan di mana harus banyak tersedia antena, karena teknologi ini sulit menembus tembok.
Di sisi lain, keuntungan 5G selain kecepatan adalah latensi (periode waktu yang dibutuhkan salah satu komponen dalam sistem untuk menunggu komponen lain) yang kecil, yaitu di bawah 10 milidetik.
“Penerapan tekonologi ini akan mengubah banyak hal, seperti menghilangkan pekerjaan manusia yang repetisi, tetapi juga membuka lapangan kerja baru. Jadi skala ekonomi dan dampak positifnya besar, bukan sekedar masalah kecepatan saja,” kata Lucky.
Isu ini sejalan dengan tema acara "Intelegent Connectivity", yang akan mengangkat perkembangan 5G. Seluruh rangkaian acara berlangsung di tujuh hall di Shanghai New International Expo Centre (SNIEC).
Selain seminar, akan digelar pula pameran produk teknologi telepon seluler terbaru. Panitia memperkirakan acara ini dihadiri 60.000 peserta dan 550 peserta pameran dari berbagai negara.
Adapun penyelenggara acara adalah GSMA, organisasi yang mewakili kepentingan operator seluler di seluruh dunia. Asosiasi ini menyatukan lebih dari 750 operator dengan hampir 400 perusahaan di ekosistem seluler, pembuat perangkat lunak, penyedia peralatan, dan perusahaan internet, serta organisasi di sektor industri yang berdekatan.