SEOUL, SENIN -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan berkunjung ke Korea Selatan pada akhir pekan ini setelah Konferensi Tingkat Tinggi G-20. Kantor Kepresidenan Korsel di Seoul, Senin (24/6/2019), mengungkapkan, Trump akan menggelar pembicaraan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in guna membahas perundingan denuklirisasi yang tengah buntu dengan Korea Utara.
Trump akan terbang ke ibu kota Korsel itu pada Sabtu (29/6/2019) langsung dari Osaka, Jepang, lokasi KTT G-20. Muncul spekulasi Trump akan mengunjungi zona demiliterisasi (DMZ) yang membagi wilayah dua Korea.
Ko Min-jung, juru bicara kepresidenan Korsel, mengatakan bahwa Moon dan Trump akan menggelar diskusi mendalam yang mengeksplorasi cara-cara untuk membangun upaya perdamaian permanen melalui denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea. Para pejabat AS umumnya merujuk lebih spesifik, yakni pada denuklirisasi Korut.
Saling kirim surat
Rencana kunjungan itu muncul setelah Trump bertukar surat dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Kim, sebagaimana diungkapkan media Pemerintah Korut, Minggu (23/6), mengatakan bahwa surat Presiden AS
kepadanya memiliki konten yang luar biasa. Sebelumnya Trump menerima surat dari Kim pada awal bulan ini. Senada dengan Kim, Trump menyebut surat itu sebagai surat yang indah.
Pertukaran surat itu terjadi setelah pertemuan puncak kedua pemimpin itu di Hanoi, Vietnam, Februari lalu, berakhir tanpa kesepakatan. Kesepakatan itu sebelumnya diharapkan berisi status pencabutan sanksi terhadap Korut dan apa sebaliknya yang harus diberikan Pyongyang sebagai imbalannya. Sejak saat itu proses negosiasi AS-Korut macet dengan kontak yang minimal di antara para pihak.
Seorang pejabat pemerintah Korsel mengatakan, Trump ”mempertimbangkan” untuk berkunjung ke DMZ. Namun, ditegaskan bahwa tidak ada rencana untuk KTT segitiga antara Trump dan pemimpin kedua Korea.
Jika rencana kunjungan Trump terealisasi, hal itu bakal menjadi pertemuan ke-8 Moon dan Trump. Trump terakhir mengunjungi Moon pada November 2017. Saat itu ia mencoba pergi ke wilayah DMZ, tetapi terpaksa kembali karena terhalang kabut tebal. (AFP/REUTERS)