Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan pembangunan tulang punggung jaringan internet Indonesia akan rampung dan menjangkau 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia pada 17 Agustus 2019.
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan, pembangunan tulang punggung jaringan internet Indonesia akan rampung dan menjangkau 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia pada 17 Agustus 2019. Pembangunan ini diharapkan mengikis kesenjangan internet di Indonesia, baik dari segi kecepatan maupun harga.
Rudiantara menyampaikan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di Hotel Santika Premiere Dyandra Hotel and Convention Medan, Sumatera Utara, Rabu (26/6/2019). Hadir Ketua Umum APJII Jamalul Izza dan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah.
Rudiantara mengatakan, saat ini, penetrasi internet di Indonesia sudah mencapai 65 persen atau sekitar 171,17 juta pengguna dari total penduduk Indonesia 264,16 juta. ”Penetrasi internet kita lebih tinggi dari rata-rata penetrasi internet dunia yang masih 60 persen. Namun, dibandingkan negara ASEAN lainnya, Indonesia masih tertinggal,” ujarnya.
Rudiantara mengatakan, salah satu tantangan Indonesia membangun infrastruktur internet adalah kondisi geografisnya yang merupakan negara kepulauan. Pertumbuhan pengguna internet pun cukup pesat di Jawa dan Sumatera, tetapi di Indonesia timur masih cukup lambat.
”Kita sudah 74 tahun merdeka dari penjajahan, tetapi merdeka internet belum. Saat ini sedang dibangun tulang punggung jaringan internet, lalu akan dilanjutkan dengan pembangunan transmisi dan akses,” ucapnya.
Rudiantara optimistis pembangunan tulang punggung internet di Indonesia timur akan rampung pada 17 Agustus 2019 seiring dengan selesainya proyek Palapa Ring paket timur. Hal ini akan membuat 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia bisa dijangkau internet. Pembangunan ini akan memperluas jangkauan operator telekomunikasi. Kesenjangan akses internet di Indonesia timur pun bisa dikikis. Jaringan internet akan menyatukan Indonesia dari barat sampai timur.
Cukup pesat
Jamalul Izza menyebutkan, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia cukup pesat. Pada tahun 2017, penetrasi internet di Indonesia masih 54,68 persen, lalu naik menjadi 65 persen pada 2018. Ada penambahan pengguna sebesar 27,9 juta jiwa.
”Namun, pengguna paling besar masih di Jawa dan Sumatera,” katanya. Pengguna internet di Jawa mencapai 55 persen, Sumatera 21 persen, Sulawesi dan Papua 10 persen, Kalimantan 9 persen, serta Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur 5 persen.
Musa Rajekshah menuturkan, Sumut merupakan pengguna internet terbesar di Sumatera. Namun, masih terjadi kesenjangan karena akses internet di Kepulauan Nias cukup tertinggal. Akses internet, lanjutnya, sangat penting untuk masyarakat. Ke depan, penyelenggaraan layanan pemerintahan juga akan berbasis internet.