Kelangsungan hidup maskapai penerbangan Indonesia mesti terjaga. Sejumlah kebijakan akan diambil pemerintah agar operasi maskapai lebih efisien dan harga tiket lebih terjangkau.
Oleh
M CLARA WRESTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kelangsungan hidup maskapai penerbangan Indonesia mesti terjaga. Sejumlah kebijakan akan diambil pemerintah agar operasi maskapai lebih efisien dan harga tiket lebih terjangkau.
Akumulasi perang tarif selama 5-10 tahun terakhir dinilai menghambat perkembangan industri penerbangan. Kondisi itu diperparah oleh inefisiensi di internal maskapai.
”Masyarakat harus tahu, tidak bisa selamanya harga tiket murah. Selama 10 tahun menerapkan tiket murah, maskapai rontok satu per satu. Harga tiket (pesawat di Indonesia) termasuk dalam empat terendah di 80 negara tujuan utama dunia. Pemerintah tidak ingin (maskapai rontok) itu terjadi lagi,” kata Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, di ruang kerjanya, di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Ada sejumlah kebijakan yang akan ditempuh, antara lain, mendatangkan 1-2 pemasok avtur agar ada alternatif harga, menurunkan pajak dan retribusi di bandara, serta membantu maskapai melakukan restrukturisasi terhadap kewajibannya ke perusahaan pembiayaan.
”Sebenarnya kegaduhan harga tiket yang terjadi saat ini adalah tumpukan persoalan di masa lalu. Kita tahu, Garuda Group membeli jenis pesawat yang tidak tepat. Lalu harganya mengalami penggelembungan dan bunganya pun tinggi. Akibat itu semua, saat ini Garuda harus melunasi utang jangka pendeknya 1 miliar dollar AS. Oleh karena itu, dia menaikkan harga hingga maksimal,” kata Luhut.
Soal sewa pesawat, kata Luhut, sekitar lima tahun lalu Garuda menyewa pesawat dengan harga tinggi, yakni hingga 1,8 juta dollar AS per bulan. Sementara harga sewa saat ini hanya sekitar 400.000 dollar AS per bulan. Oleh karena itu, pemerintah akan membantu negosiasi agar pinjaman direstrukturisasi, baik tenor maupun bunganya.
Pemerintah akan membantu negosiasi agar pinjaman direstrukturisasi, baik tenor maupun bunganya.
”Kami menghitung, jika tenornya bisa diperpanjang dari 18 tahun jadi 24 tahun, bisa hemat cicilan hingga 800.000 dollar AS. Jika itu berhasil, tentu harga tiket bisa lebih efisien,” ujarnya.
Pemerintah juga akan mengundang perusahaan penyedia suku cadang dari Amerika Serikat (AS) untuk berinvestasi di Indonesia. ”Mereka bisa memberikan harga 40-50 persen lebih murah karena merekondisi suku cadang. Kita lihat kenapa maskapai di AS bisa lebih efisien karena mereka menggunakan pesawat tua yang terawat baik,” kata Luhut.
Turunkan harga
Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro mengatakan, Lion Air telah menurunkan sejumlah tarif penerbangan domestik sesuai anjuran pemerintah. Diskon yang diberikan besarnya mencapai 50 persen.
”Pemberian diskon ini juga dalam rangka merayakan ulang tahun ke-19 Lion Air Group. Untuk perhitungan harga berdasarkan tarif dasar yang ditentukan pemerintah, yakni Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 72 Tahun 2019,” kata Danang.
Akan tetapi, penerapan diskon hanya berlaku pada waktu dan kondisi tertentu. ”Perlu diingat, tarif yang berlaku belum termasuk tarif bagasi tercatat (didaftarkan), pelayanan jasa penumpang udara, pajak pertambahan nilai, dan biaya asuransi. Pembelian tiket promo harus dilakukan paling lambat 10 hari sebelum keberangkatan (H-10),” kata Danang.
Dia mencontohkan, tiket Cengkareng-Tanjung Karang menjadi Rp 216.000, Cengkareng-Semarang Rp 396.000, Cengkareng-Palembang Rp 417.000, dan Cengkareng-Solo jadi Rp 444.000. Namun, harga promo ini belum termasuk pajak (government tax) dengan kisaran 10 persen dari harga dasar (basic fare) tiket pesawat, iuran wajib asuransi yang disingkat IWJR (Iuran Wajib Jasa Raharja), dan passenger service charge (PSC) atau airport tax.
Semua biaya tambahan tersebut dimasukkan langsung dalam biaya tiket pesawat. Besarnya berbeda-beda sesuai dengan bandar udara di setiap kota.