Nusa Tenggara Barat menjadi prioritas dalam pembangunan tujuan wisata baru karena tengah dipersiapkan menjadi lokasi pelaksanaan Moto GP tahun 2021. Selain itu, pemerintah juga sudah mempersiapkan sarana penunjang seperti jalan dan juga bandar udara untuk mempermudah akses ke Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di NTB.
Oleh
ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peran aktif kalangan pengusaha untuk memajukan industri pariwisata di Tanah Air masih dinanti. Presiden Joko Widodo meminta pengusaha berinvestasi dengan membangun hotel di 10 destinasi wisata unggulan baru.
Untuk keperluan itu, Selasa (25/6/2019) sore, Presiden mengundang 12 pengusaha properti ke Istana Merdeka, Jakarta. Di antara pengusaha yang hadir adalah CEO Mayapada Group Dato Sri Tahir, Direktur Utama PT Hotel Sahid Jaya International Tbk Hariyadi Sukamdani, pemilik Djarum Group Robert Budi Hartono, pemilik CT Corp Chairul Tanjung, pemilik Rajawali Group Peter Sondakh, pemilik Mulia Group Eka Tjandranegara, perwakilan dari Sinar Mas Group Muktar Widjaja dan Gandi Sulistyo, serta pemilik MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
”Presiden minta supaya para pengusaha hotel ini bisa membuka hotel di 10 lokasi baru, khususnya Nusa Tenggara Barat,” kata Tahir seusai pertemuan.
NTB menjadi prioritas karena tengah dipersiapkan menjadi lokasi pelaksanaan Moto GP tahun 2021. Selain itu, pemerintah juga sudah mempersiapkan sarana penunjang, seperti jalan dan bandar udara untuk mempermudah akses ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Hariyadi Sukamdani mengungkapkan, kawasan Mandalika memang masih kekurangan hotel. Padahal, ketersediaan hotel merupakan salah satu faktor yang bisa menarik wisatawan. Apalagi, jika di daerah tersebut menjadi lokasi ajang besar seperti MotoGP dan Formula 1.
Selain NTB, kata Tahir, Presiden Jokowi juga meminta para pengusaha membangun hotel di kawasan wisata prioritas lain, yakni Samosir di Sumatera Utara, Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Candi Borobudur (Jawa Tengah).
Para pengusaha menyambut baik permintaan Presiden Joko Widodo. Bahkan, Tahir dengan tegas menyampaikan kesediaannya untuk membangun hotel di 10 destinasi wisata baru di luar Bali.
”Saya harus (membangun hotel) ya, sudah amanat Presiden, harus dijalankan,” kata Tahir.
Namun, Tahir tidak bersedia mengungkapkan dana yang akan diinvestasikan untuk membangun hotel di destinasi wisata utama selain Bali itu.
Sementara itu, Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer mengungkapkan, dalam pertemuan itu, Presiden Joko Widodo menegaskan, Mandalika terbuka bagi para pengusaha dalam negeri. Untuk menarik investasi, pemerintah akan memberikan insentif bagi para pengusaha yang membangun hotel di Mandalika.
Insentif yang diberikan di antaranya berupa pajak penghasilan nol persen untuk nilai investasi tertentu serta sewa tanah maksimal hingga 80 tahun.