Kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terus meluas. Jika dua minggu lalu terjadi di dua desa di Kecamatan Selopampang dan Tembarak, saat ini kekeringan terjadi di lima dusun di Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, terus meluas. Jika dua minggu lalu terjadi di dua desa di Kecamatan Selopampang dan Tembarak, saat ini kekeringan terjadi di lima dusun di Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengatakan, pihaknya akan mendistribusikan lebih banyak air. Jika sebelumnya 20.000 liter air per minggu, pengiriman air akan ditambah hingga 30.000 liter per minggu.
”Minggu depan, volume air yang didistribusikan dipastikan akan bertambah karena untuk satu kali distribusi, lima dusun di Desa Tlogopucang saja, diperkirakan membutuhkan 5.000-20.000 liter,” ujarnya, Kamis (27/6/2019).
Selain tambahan lima dusun tersebut, Gito mengatakan, pihaknya juga akan mengecek kondisi ketersediaan air di empat desa di Kecamatan Pringsurat. Empat desa di kecamatan itu sudah melaporkan mengalami kekeringan.
Dari hasil pemetaan yang telah dilakukan sebelumnya, Gito mengatakan, kekeringan dan krisis air bersih di Kabupaten Temanggung berpotensi terjadi di 129 lokasi di 40 desa di 12 kecamatan. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih di desa-desa tersebut, BPBD Kabupaten Temanggung menyiapkan stok air bersih sebanyak 350 tangki. Setiap tangki bisa menampung air hingga 5.000 liter.
Kondisi kekeringan saat ini, menurut dia, terbilang lebih buruk dibandingkan kondisi tahun lalu. Saat itu, krisis air bersih sudah mulai dilaporkan warga sejak awal Juni. Tahun lalu, kekeringan dan krisis air bersih berlangsung sejak Juni hingga awal November 2018. Untuk mencukupi kebutuhan warga, volume air bersih yang disalurkan oleh BPBD Kabupaten Temanggung mencapai lebih dari 1.000 tangki.
Kepala Seksi Logistik BPBD Kabupaten Magelang Nur Hadiyanto mengatakan, di Kabupaten Magelang terdapat tiga kecamatan yang rawan kekeringan, yaitu Kecamatan Borobudur, Salaman, dan Tegalrejo. Namun, hingga kini belum ada penyaluran air bersih.
Ahmad, warga Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, mengatakan, ketinggian air di banyak sumur warga sudah berkurang. Namun, penyusutan air tersebut belum berdampak pada kehidupan warga. ”Air memang sudah mulai berkurang, tetapi kami belum sampai kekurangan air bersih,” ujarnya.
Pada musim kemarau di tahun-tahun sebelumnya, Desa Kenalan adalah desa yang biasanya pertama kali mengajukan permintaan bantuan air bersih. Sumur di Desa Kenalan memiliki kedalaman berkisar 10-15 meter. Di tengah musim kemarau seperti sekarang, ketinggian air sumur tinggal tersisa 1-2 meter dari dasar.