Washington, Kamis Jaksa Penyidik Khusus AS Robert Mueller bersedia untuk bersaksi secara terbuka di Komisi Peradilan dan Intelijen DPR AS pada 17 Juli mendatang terkait kasus campur tangan Rusia dalam pemilu AS 2016.
Sebetulnya Mueller telah merilis laporan hasil penyelidikannya pada April lalu setebal 448 halaman. Dalam pernyataannya di Departemen Kehakiman pada 29 Mei lalu, Mueller saat itu menyatakan bahwa aturan yang ada di Departemen Kehakiman mencegah dirinya untuk mendakwa Presiden AS Donald Trump meski ada sedikitnya 10 tindakan penghalangan hukum yang mungkin dilakukan presiden.
Mueller menyimpulkan tak ada bukti yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa telah terjadi konspirasi antara kampanye Presiden Trump dan Rusia. Meski demikian, Trump tidak terbebas dari upaya menghalangi penegakan keadilan. Laporan itu menjelaskan sejumlah kejadian di mana Trump berupaya memengaruhi penyelidikan.
Meskipun tidak menuntut Trump, tidak berarti bahwa Trump ”bersih”. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Kongres (DPR dan Senat) memiliki kekuasaan konstitusional dan tanggung jawab untuk melanjutkan kasus itu.
”Rusia telah menyerang demokrasi kita untuk membantu Trump agar menang. Trump menerimanya dan memanfaatkan bantuan itu. Seperti yang dikatakan Mueller, hal itu menjadi keprihatinan warga Amerika. Dan sekarang setiap warga Amerika bisa mendengar penjelasan langsung dari Mueller,” tulis Adam Schiff, Ketua Komisi Intelijen di DPR, melalui akun Twitternya.
Kubu Demokrat di Kongres menilai, Kongres memiliki tugas memeriksa temuan yang ada dalam laporan. Kemungkinan besar para anggota parlemen akan bertanya kepada Mueller mengapa ia tidak membuat kesimpulan yang tegas tentang ”upaya menghalangi keadilan”.
Mereka juga akan menanyakan reaksi Mueller atas kritik terus-menerus dari Trump terhadap dirinya, juga apakah Trump bisa didakwa ketika ia tidak lagi menjadi presiden.
Banyak kandidat calon presiden untuk pemilu 2020 dari Demokrat adalah pro-pemakzulan presiden. Namun, Ketua DPR Nancy Pelosi, yang juga tokoh Demokrat, beralasan bahwa upaya pemakzulan itu akan berisiko tanpa ada kasus yang kuat sekali dan dukungan dua pihak di Kongres.
Kepala dingin
Mueller selalu menunjukkan kepala dingin sewaktu menghadapi upaya intervensi terhadap penyelidikan yang dilakukannya, termasuk dari Trump. Ia tidak pernah satu kali pun merespons serangan terbuka dan agresif dari Trump.
”Kami memilih setiap kata dengan hati-hati dan laporan itu telah berbicara dengan sendirinya. Saya tidak akan memberikan informasi lebih dari apa yang sudah disampaikan di depan Kongres,” kata Mueller.
Kubu Republik mengkritik langkah Demokrat yang masih melanjutkan penyelidikan pada presiden. Menanggapi rencana kesaksian Mueller itu, Trump langsung menulis dalam akun Twitternya, ”Ini pelecehan terhadap presiden.”