SURABAYA, KOMPAS – Persebaya Surabaya mengubur impian melangkah lebih jauh di Piala Indonesia 2019. Di laga kedua perempat final turnamen itu, Kamis (27/6/2019), Persebaya menyerah 1-2 dari tuan rumah Madura United di Stadion Gelora Madura Ratu Pamelingan, Pamekasan.
Kekalahan itu memupus asa “Green Force”, julukan Persebaya untuk meraih trofi Piala Indonesia. Pada laga pertama, Rabu (19/6), di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, kedua tim bermain imbang 1-1. Laga saat itu diwarnai insiden penonton menyalakan suar, kembang api, dan petasan serta masuk lapangan dan membentangkan spanduk protes kepada manajemen Persebaya sehingga pertandingan dihentikan dan diakhiri pada menit waktu tambahan (90+3).
Hasil di Pamekasan membuat Madura United berhak melangkah ke semi final dengan agregat 3-2. Di semi final, Madura United akan berhadapan dengan PSM Makassar.
Datang ke kandang “Sape Kerrab”, julukan Madura United, Persebaya membawa tekad untuk menang dan melangkah lebih jauh. Persebaya berpengalaman mengalahkan Madura United pada semi final turnamen Piala Presiden 2019. Keberhasilan beberapa bulan lalu itu menjadi pendorong semangat tim asuhan Djadjang Nurdjaman itu.
Namun, di Pamekasan, Persebaya kembali gagal menunjukkan karakter sebagai tim berbahaya. Tim berkostum kebesaran hijau ini justru seakan mengulangi kekonyolan pada laga pertama perempat final. Persebaya kebobolan di awal laga. Penyerang Madura United, Alberto Goncalves alias Beto menunjukkan rapuhnya benteng pertahanan Persebaya dengan gol pada menit ke-6 dari hasil kerja sama dengan Alexandar Rakic.
Di laga pertama di Surabaya, Rakic yang menunjukkan kelemahan benteng Persebaya dengan gol pada menit ke-3 meski kemudian bisa diimbangi oleh gol Osvaldo Haay pada menit ke-54.
Di laga kedua, setelah gol cepat Beto untuk tuan rumah tadi, Persebaya akhirnya mampu menyamakan skor menjadi 1-1 pada menit ke-20. Skor disamakan lewat tendangan bebas gelandang serang Damian Lizio dari luar kotak penalti Madura United.
Namun, skor 1-1 itu segera berubah. Tiga menit dari gol Lizio, tim tuan rumah yang dilatih oleh Dejan Antonic itu kembali unggul. Lagi-lagi Beto mencetak gol setelah menuntaskan umpan Markho Sandi. Skor berubah menjadi 2-1 dan bertahan sampai peluit panjang berbunyi tanda laga usai.
Dalam kondisi tertinggal, sebenarnya Persebaya sudah mencoba berbagai upaya untuk mengejar defisit gol. Setidaknya tercipta empat peluang dari Persebaya tetapi tidak satu pun yang membuahkan gol. Salah satu peluang ialah pelanggaran terhadap Amido Balde oleh kiper Madura United Muhammad Ridho pada menit ke-67 yang menurut Djadjang dalam sesi jumpa pers seusai laga seharusnya berbuah penalti.
“Saya kecewa terhadap kinerja wasit dalam laga ini. Sepatutnya kami mendapat penalti,” kata Djadjang.
Adapun Antonic mengaku gembira dengan kemenangan atas Persebaya. Keberhasilan di Pamekasan seakan memupus tradisi buruk sulitnya Madura United mengalahkan Persebaya. Salah satunya tersingkir di semi final Piala Presiden 2019. “Kami bisa lolos melawan tim yang sebelumnya menyingkirkan kami di Piala Presiden,” katanya.
Menurut Antonic kunci kemenangan timnya karena gol cepat dan tetap konsisten menjaga penampilan sepanjang laga. Meski demikian, masih ada beberapa celah yang harus ditambal untuk laga-laga berikutnya. Pemain juga harus lebih disiplin dalam menjaga lawan dan sebisa mungkin menghindari membuat pelanggaran yang berbuah tendangan bebas atau penalti yang dapat merugikan.
SUSUNAN PEMAIN
Madura United (4-4-2): Muhammad Ridho; Markcho Meraudje, Jaimerson Xavier, Fandry Imbiri, Alfath Faathier; Asep Berlian, Zulfiandi, Andik Vermansah, Greg Nwokolo; Aleksandar Rakic, Alberto Goncalves.