JAKARTA, KOMPAS - Setelah menjalani masa “libur turnamen selama 1,5 hingga dua bulan, pebulu tangkis Indonesia akan merasakan kembali ketatnya persaingan mulai pertengahan Juli. Semua faktor disiapkan untuk menghadapi tiga turnamen dalam tiga pekan beruntun.
Pasukan Merah Putih akan tampil dalam Blibli.com Indonesia Terbuka (16-21 Juli), Jepang Terbuka (23-28 Juli), dan Thailand Terbuka (30 Juli-4 Agustus). Ini menjadi rangkaian turnamen yang akan diikuti atlet-atlet top Indonesia sejak Australia Terbuka pada 4-9 Juni. Turnamen berkategori BWF World Tour Super 300 tersebut menjadi satu-satunya turnamen BWF World Tour yang diselenggarakan pada Juni.
Ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, bahkan, tak berkompetisi sejak tampil dalam kejuaraan beregu campuran Piala Sudirmann di China, 19-26 Mei. Setelah “beristirahat” selama dua bulan, mereka pun akan tampil di Indonesia, Jepang, dan Thailand Terbuka.
Dalam masa jeda tersebut, latihan difokuskan pada pembenahan kekurangan. “Latihan diutamakan pada kualitas dan daya tahan otot tangan,”kata pelatih ganda putra pelatnas bulu tangkis Herry Iman Pierngadi yang berada di Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/6/2019).
Kevin, saat tampil dalam konferensi pers turnamen, sehari sebelumnya mengatakan hal yang sama sambil menjaga kondisi fisik. Tak bertanding selama dua pekan, dinilai tak akan mengganggunya.
Bersama pemain ganda putra lainnya, Kevin berlatih di Solo pada 26-28 Juni. “Tujuanya untuk ganti suasana. Selain itu, kami juga prioritas pada latih tanding selama di Solo,” kata Herry.
Selain membenahi kekurangan dan menjaga kondisi fisik, Herry menyebut faktor lain yang juga penting diperhatikan atlet untuk tampil dalam persaingan yang membutuhkan waktu panjang, yaitu menjaga fokus dalam setiap pertandingan.
Hal yang sama dikemukakan pelatih ganda campuran Richard Mainaky dan pemain dari nomor yang sama, Gloria Emanuelle Widjaja. “Menjaga kebugaran, fokus, dan motivasi harus tetap tinggi, jangan sampai kendur,”kata Richard menyebut faktor-faktor yang harus dijaga atlet.
“Yang paling sulit adalah menjaga fokus dari turnamen ke turnamen. Saya menjaganya dengan cara selalu berpikir positif. Saat pikiran negatif muncul, saya mencoba mengalihkan dengan melakukan apa yang saya suka, misalnya mendengarkan musik. Ini sangat penting, apalagi semua turnamen berada pada level tinggi dan poinnya dihitung untuk Olimpiade,” tutur Gloria yang bersama Hafiz Faizal akan tampil dalam Indonesia, Jepang, dan Thailand Terbuka.
Diselenggarakan dalam masa kualifikasi Olimpiade (29 April 2019-20 April 2020), Gloria pun berusaha keras memperbaiki kekurangan-kekurangan teknis, salah satunya kekuatan tangan, sejak tersingkir pada perempat final Australia Terbuka.
“Saya dan Hafiz memperbaiki kekurangan masing-masing di luar lapangan, lalu dicoba berulang-ulang dalam latih tanding,”kata Gloria menjelaskan latihan untuk memperbaiki kekurangannya.
Selain Kevin/Marcus dan Haifz/Gloria, pemain-pemain lain yang diandalkan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 juga akan menjalani tiga turnamen beruntun. Mereka di antaranya Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Gregoria Mariska Tunjung, dan Fitriani.
Untuk Indonesia Terbuka, Gloria menargetkan minimal mencapai semifinal, sama seperti 2018. Adapun Kevin bertekad mempertahankan gelar juara.
Sementara, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti menyebut target satu gelar juara, dari nomor mana pun dalam turnamen BWF Word Tour Super 1000 tersebut. Khusus untuk tunggal putri, Susy berharap Gregoria dan kawan-kawan bisa memberi perlawanan ketat pada lawan-lawan yang berperingkat dunia lebih tinggi.
Pada nomor tersebut, dua pemain Indonesia akan berhadapan dengan unggulan pada babak pertama. Fitriani akan melawan Chen Yufei (China/2) dan Ruselli Hartawan beradapan dengan Ratchanok Intanon (Thailand/7). Intanon berpeluang menjadi lawan Grerogia pada babak kedua jika tunggal putri Indonesia peringkat ke-13 dunia tersebut bisa melewati Pornpawee Chochuwong (Thailand) di babak pertama.