Isu Palestina Jadi Topik Festival Asia Afrika 2019
Festival Asia Afrika 2019 kembali digelar untuk kelima kalinya di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019). Pada ajang tahun ini, Pemerintah Kota Bandung mengangkat tema "Solidaritas Untuk Rakyat Palestina”.
Oleh
Samuel Oktora
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS - Festival Asia Afrika 2019 kembali digelar untuk kelima kalinya di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (29/6/2019). Pada ajang tahun ini, Pemerintah Kota Bandung mengangkat tema "Solidaritas Untuk Rakyat Palestina”.
Pada penyelenggaraan tahun ini, telah terkonfirmasi akan dihadiri para duta besar dan delegasi 19 negara, di antaranya Palestina, Jepang, Maroko, Tunisia, Irak, Afrika Selatan, Mesir, Korea Utara, Etiopia, dan Mozambik. Sejumlah negara lain yang berpartisipasi yakni, Nigeria, Zimbabwe, Libya, Afghanistan, Kuwait, Guinea–Bissau, Laos, dan Myanmar.
Rangkaian festival ini akan diawali napak tilas atau long march bertema “Solidarity Walk” dari depan Hotel Savoy Homann hingga Gedung Merdeka, yang berjarak sekitar 200 meter. Setelah napak tilas itu kemudian dilanjutkan dengan parade dari Hotel Savoy Homann hingga kawasan Alun-Alun, yang menampilkan pakaian adat dan karnaval kreasi dari masing-masing negara, termasuk tari-tarian dan alat musik tradisional.
“Dengan isu yang diangkat tersebut, selain ingin menunjukkan tetap terjaganya persaudaraan negara-negara di Asia Afrika, Pemkot Bandung juga turut berkontribusi mendorong proses kemerdekaan Palestina. Di sisi lain, lewat pawai, masyarakat juga dapat menikmati ragam budaya Nusantara dan negara-negara peserta,” kata Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Bandung, Jumat (28/6/2019).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, Dewi Kaniasari menuturkan, isu tentang Palestina yang diangkat juga masih relevan berkaitan dengan semangat Dasa Sila Bandung yang dicetuskan pada Koferensi Asia Afrika 1955. “Isu kemerdekaan Palestina ini masih relevan untuk diperjuangkan,” ujarnya.
Pada penyelenggaraan parade serupa tahun lalu, 2018, tema yang diambil yakni ”Penghormatan untuk Keberagaman (Respect for Diversity)”.
Isu tentang Palestina yang diangkat juga masih relevan berkaitan dengan semangat Dasa Sila Bandung yang dicetuskan pada Koferensi Asia Afrika 1955.
Dewi juga menyingung, parade budaya ini juga akan diikuti sejumlah perwakilan dari beberapa daerah di luar Jabar, di antaranya Blitar dan Pasuruan (Jawa Timur), Medan (Sumatra Utara), Bontang ( Kalimantan Timur), dan Salatiga (Jawa Tengah). Jumlah peserta parade mencapai 1.147 orang.
“Sebenarnya ada lebih banyak daerah yang diudang, tapi seperti dari Semarang tidak bisa ikut karena mereka juga menggelar festival. Hal ini menjadi perhatian bagi kami, pada penyelenggaraan tahun depan, akan disiapkan dari sekarang supaya penyelenggaraan lebih baik lagi,” ucapnya.
Menurut Dewi, agenda festival ini sebenarnya dijadwalkan rutin pada bulan April. Akan tetapi karena pada bulan April bersamaan dengan agenda kampanye dan pencoblosan Pemilihan Presiden 2019 dan berdekatan pula dengan bulan Ramadhan, pelaksanaannya diundur seusai Lebaran.
Festival Asia Afrika ini telah digelar untuk kelima kalinya, yang diawali pada tanggal 25 April 2015. Acara ini digelar dalam rangkaian Peringatan 60 Tahun KAA. Saat itu digelar napak tilas 22 kepala negara dan pemerintahan yang hadir di Jalan Asia Afrika. Mereka berjalan bersama-sama dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka, yang dahulu disebut Gedung Concordia. Gedung ini menjadi saksi sejarah KAA pertama tahun 1955, yang kala itu dihadiri 24 kepala negara dan lebih dari 1.500 peserta dari 29 negara.
Dalam napak tilas enam dekade lalu, jalan tersebut dilintasi Presiden Soekarno bersama para penggagas KAA: Perdana Menteri RI Ali Sastroamidjojo, PM India Jawaharlal Nehru, PM Pakistan Mohammad Ali Bogra, PM Burma U Nu, dan PM Sri Lanka Sir John Kotelawala.
Adapun pada peringatan 60 Tahun KAA Tahun 2015, prosesi napak tilas dilalui Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana, Presiden Tiongkok Xi Jinping, PM Malaysia Najib Tun Razak yang didampingi istri masing-masing. Mereka berjalan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, PM Kamboja Hun Sen, serta mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri.
Secara terpisah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Dedi Taufik mengatakan, Festival Asia Afrika ini telah menjadi agenda pariwisata nasional. “Ada enam dari agenda pariwisata unggulan Jabar yang masuk dalam agenda nasional, yakni Festival Asia Afrika, Mizan Al Sufi, Pesona Budaya Garut, Ciletuh Geopark Festival, Tour de Linggarjati, dan Festival Budaya Cirebon,” kata dia.