Jepang Ajak Negara Anggota Singkirkan Perselisihan
Jepang mengajak negara-negara anggota G-20 untuk menyingkirkan perselisihan ekonomi dalam pembukaan pertemuan kelompok tersebut, Jumat (28/6/2019), di Osaka, Jepang. Suasana positif muncul dalam pertemuan itu.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
OSAKA, JUMAT — Jepang mengajak negara-negara anggota Kelompok 20 (G-20) untuk menyingkirkan perselisihan ekonomi dalam pembukaan pertemuan kelompok tersebut, Jumat (28/6/2019), di Osaka, Jepang. Suasana positif muncul dalam pertemuan G-20 itu meskipun isu perang dagang Amerika Serikat-China, geopolitik, dan perubahan iklim masih membayangi.
Perdana Menteri Shinzo Abe berharap, para kepala negara anggota G-20 turut menciptakan harmoni. Sementara Kaisar Jepang Naruhito yang baru terpilih menggunakan nama Reiwa atau harmoni yang indah sebagai nama era pemerintahannya.
”Dengan bantuan Anda, saya harap kita dapat merealisasikan harmoni yang indah di Osaka. Daripada menyoroti konfrontasi kita, ayo kita cari apa yang menyatukan kita,” kata Abe.
AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump sedang bersitegang dengan China, India, Meksiko, dan Uni Eropa mengenai masalah perdagangan. AS juga baru saja menuding Jerman lalai karena tidak memperhatikan anggaran Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan mengejek pertahanan Jepang.
Trump juga terlibat kontroversi karena sebuah penyelidikan menyebutkan Rusia terlibat dalam Pemilu Presiden AS tahun 2016 yang berpengaruh pada pemilihan Trump.
Dengan bantuan Anda, saya harap kita dapat merealisasikan harmoni yang indah di Osaka. Daripada menyoroti konfrontasi kita, ayo kita cari apa yang menyatukan kita.
Seruan Abe kepada para kepala negara tampaknya memberikan dampak yang signifikan. Setelah pertemuan dibuka, para kepala negara menyapa satu sama lain ketika foto bersama. Trump yang terkenal temperamental meredam retorika yang biasa ia keluarkan terhadap sekutu tradisional AS.
Trump terlihat masuk bersama Presiden Rusia Vladimir Putin sambil berbincang-bincang. Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker juga berbicara panjang lebar dengan Trump.
Tidak ketinggalan, Trump menyempatkan diri untuk memuji Kanselir Jerman Angela Merkel kali ini. ”Merkel adalah perempuan fantastis dan saya senang berteman dengannya,” ucapnya.
Kendati berlangsung hangat, KTT G-20 yang digelar selama dua hari ini bisa menjadi pertemuan yang paling sensitif. Sejumlah isu menjadi sorotan, antara lain dampak dan negosiasi perang dagang AS-China, potensi perang di Iran, serta perubahan iklim.
”Kami melihat meningkatnya ketegangan atas perdagangan dan geopolitik, yang merupakan risiko kemunduran,” kata seorang pejabat Jepang di sela-sela perundingan.
AS-China
Acara yang paling diantisipasi dalam KTT G-20 adalah diskusi antara Trump dan Presiden China Xi Jinping mengenai perang dagang AS-China pada Sabtu. Pertemuan Trump dan Xi akan menjadi kedua kalinya setelah keduanya bertemu dalam KTT G-20 di Argentina pada akhir 2018.
Trump dan Xi diperkirakan membahas negosiasi perdagangan AS-China yang sedang mandek tanpa kesepakatan. AS dan China sebelumnya sepakat untuk kembali melakukan gencatan senjata setelah AS menunda pengenaan kenaikan tarif impor senilai 300 miliar dollar AS dari China.
Kepada para wartawan, Trump berharap mereka dapat menghasilkan pembicaraan yang produktif. Namun, para pengamat berpendapat, kecil kemungkinan kesepakatan akan diperoleh sehingga harapan terbaik adalah gencatan senjata. Dengan begitu, Washington tidak kembali memberlakukan tarif impor baru kepada China.
Terkait isu geopolitik yang mencakup potensi perang AS-Iran, Trump memberikan sedikit kelonggaran kepada kawasan ketika menyampaikan dirinya ”tidak terburu-buru” dalam menyelesaikan krisis.
Dalam isu perubahan iklim, Jepang berharap dapat menjadi jembatan bagi para pemimpin Eropa dan AS—yang telah menarik diri dari Perjanjian Paris. (AFP)