JAKARTA,KOMPAS - Efisiensi, termasuk melalui penerapan teknologi, menjadi kunci bagi pelaku usaha agar kompetitif. Bukalapak terus berupaya membantu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia agar bisa meningkatkan usaha.
"Melalui program mitra Bukalapak, kami terus mendorong supaya mereka, setidaknya, merasakan efisiensi dari teknologi di daerahnya masing-masing," kata CEO Bukalapak Achmad Zaky di Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Acmad Zaky menuturkan, saat ini Bukalapak memiliki mitra hampir satu juta warung di Indonesia. Bukalapak juga bermitra dengan lebih dari empat juta pelapak di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan bagian upaya menyejahterakan pelaku UMKM di Tanah Air.
Achmad Zaky menuturkan, pihaknya juga membantu pelaku UMKM dalam memasarkan produk, termasuk bagi pembeli di luar negeri. "Saya kemarin senang banget ada yang kirim whatsapp yang mengabarkan pengalaman pertama kalinya melayani konsumen di luar negeri," katanya.
Menurut dia, pengalaman tersebut bernilai penting dalam mengubah cara pikir pelaku UMKM, yakni bahwa menembus pasar di luar negeri pun merupakan hal yang mungkin bagi mereka.
"Jika pelaku usaha sudah, istilahnya, pecah telur, mereka akan jauh lebih bersemangat untuk mengejar pesanan, membuat inovasi-inovasi lanjutan, sehingga efek bola saljunya bisa lebih besar," ujar Zaky.
Community Program Manager Bukalapak Ian Agisti Dewi Rani mengatakan, komunitas Bukalapak merupakan suatu forum diskusi berbagi pengalaman antara sesama pelapak di Bukalapak.
"Mereka bisa saling belajar, mendalami ilmu terkait pemasaran, cara berjualan secara online, dan mengembangkan jejaring melalui komunitas Bukalapak ini," kata Ian.
Komunitas Bukalapak saat ini ada di lebih dari 140 kota di Indonesia. Melalui komunitas tersebut Bukalapak berupaya membantu digitalisasi para pelaku UMKM di Tanah Air.
AVP Public Policy and Government Relations Bukalapak Bima Laga mengatakan, Bukalapak juga menjalin kerjasama dengan pemerintah dan pemangku kepentingan, termasuk perusahaan swasta.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Eddy Siswanto melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (27/6/2019), mengatakan, penetrasi penggunaan internet diharapkan bisa dimanfaatkan untuk mendorong efisiensi dan perluasan akses bagi pelaku industri kecil menengah (IKM).
Kemenperin meluncurkan program e-Smart IKM sejak 2017 untuk membantu pelaku IKM menangkap peluang dan menghadapi tantangan seiring kehadiran era e-dagang. Kemenperin bekerja sama dengan para pelaku e-dagang di Indonesia seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia.
Kemenperin menargetkan sebanyak 10.000 pelaku IKM dari berbagai sektor dapat masuk ke pasar dalam jaringan melalui e-Smart IKM selama periode tahun 2017-2019. Sektor dimaksud mencakup sektor industri makanan dan minuman, logam, mebel, kerajinan, mode, herbal, kosmetik, serta industri kreatif.(CAS)