Kedai kopi di Bogor ibarat pohon bugenvil di musim panas. Bunganya muncul bermekaran bersama, menggoda. Begitulah kedai kopi, yang tahun terakhir banyak bermunculan, lalu bersolek, mencoba menarik perhatian dengan kekhasan asmosfer kedainya.
Oleh
Ratih P Sudarsono
·4 menit baca
Kedai kopi di Bogor ibarat pohon bugenvil di musim panas. Bunganya muncul bermekaran bersama, menggoda. Begitulah kedai kopi, yang tahun terakhir banyak bermunculan, lalu bersolek, mencoba menarik perhatian dengan kekhasan asmosfer kedainya.
Yang belum lama muncul adalah Kopi Soldadu Premium di Jalan Pajajaran, Babakan, Bogor Tengah, Kota Bogor. Kedai kopi yang beroperasi pada Desember tahun lalu ini, sebagaimana namanya, mendandani kedainya dengan lukisan atau gambar bertema militer. Relatif sederhana, tidak ada perabot kedai atau barang interior berupa benda atau replika senjata khas kemiliteran.
Kesederhanaan kehidupan prajurit mungkin yang mengilhami tampilan kedai ini. Kata soldadu itu menunjuk pada serdadu alias tentara. ”Pemilik kafe kopi ini dulunya keluarga tentara,” kata Zalfa Oktavianti, barista Kopi Soldadu Premium, Kamis (27/6/2019).
Kesederhanaan kehidupan prajurit mungkin yang mengilhami tampilan kedai ini. Kata soldadu itu menunjuk pada serdadu alias tentara. ”Pemilik kafe kopi ini dulunya keluarga tentara,” kata Zalfa Oktavianti, barista Kopi Soldadu Premium.
Di kedai kopi ini, disediakan seduhan kopi arabika dan robusta seperti kopi Arca, Sukamakmur, Manggarai, Puntang, dan Cantang Malang. Kopi Arca dan Sukamakmur asli dari Bogor dan akan selalu ada. Kopi Arca termasuk favorit pelanggan. Kopi ini punya rasa asam manis rasa buah, kata Zalfa.
Biji kopi yang disangrai, digiling, dan dicampur sendiri tampil dalam sajian bernama antara lain Afoci, Komandan, dan Sersan. Amoci itu kue moci kenyal berisi es krim vanila, yang diguyur espresso racikan sendiri dari campuran arabika dan robusta Bogor.
Kalau Komandan, espresso dibekukan menjadi dadu-dadu es, ditaruh dalam gelas yang dasarnya digenangi sirop pandan, lalu diguyur susu segar. Untuk Sersan, sirop pandan diganti cairan kental gula aren.
Menyeruput kopi sambil menikmati lukisan sosok Jenderal Sudirman di salah satu dinding kedai. Panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama kita itu tampil dengan mantel seragam khasnya. Ia digambarkan tengah menikmati kopi hanya dari mug kaleng yang digenggamnya.
Ada banyak ragam camilan, makanan berat, juga minuman nonkopi. Makin mantap kalau sambil nongkrong di rooftop. ”Kebanyakan yang ke sini minta kopi Arca yang disajikan secara V60 lalu makan mi ongklok,” kata Zallfa.
Rumah Ranin
Ngopi dengan kesederhanaan lingkungan kampung perdesaan bisa didapat di Rumah Kopi Ranin, di Jalan Alternatif IPB, Cikarawang, Dramaga, Kabupaten Bogor. Kalau bermobil pribadi dari Jakarta, keluar dari Tol Jagorawi di Sentul Selatan, langsung masuk Tol BORR untuk keluar di Yasmin. Lalu mengarah ke Cifor di Jalan Alternatif IPB. Bisa juga naik KRL turun di Stasiun Bogor lalu lanjut dengan angkutan daring.
Ada sawah, sungai, dan pohon kopi di areal lahan kedai. Salah satu sisi batas lahannya adalah aliran Sungai Ciapus yang cukup lebar dan bermuara di Cisadane.
Meski belum bisa sebagai media interaktif, misalnya untuk anak bermain, tempat ini menarik untuk dinikmati suasananya. Lingkungannya asri dan jauh dari kebisingan lalu lintas kota.
Apalagi kopinya nikmat karena kualitas premium, specialty coffee, dari berbagai belahan bumi Nusantara.
Belum genap satu bulan di sana, Rumah Kopi Ranin memang sengaja dibangun Tejo Pramono bersama Uji Sapitu. Bangunan kedai dan lainnya, seperti gudang, toilet, mes karyawan berikut tempat sholat, pun disesuaikan sehingga selayaknya rumah di perkampungan pertanian yang merupakan bangunan panggung terbuat dari papan dan balok kayu.
Ketika proses sangrai biji kopi berlangsung, asapnya merebakkan aroma kopi hingga terendus pengunjung. Wah, wangi khas menguar. Menyenangkan!
”Penyangraian biji kopi bisanya kami lakukan pada Sabtu dan Minggu pagi. Biji kopi masih kami dapat atau terima langsung dari petani kopi. Stok biji kopi yang belum kami sangrai, kami simpan di gudang yang berbentuk leuit (lumbung padi khas sunda),” tutur Tejo.
Singkong, pisang, dan sayuran-sayuran didapat langsung dari petani setempat. ”Konsep dan impian kami maju bersama petani,” katanya lagi.
Kopi, singkong, pisang, dan sayuran-sayuran didapat langsung dari petani setempat. Konsep pemilik kedai maju bersama petani.
Sebelum ini, Rumah Kopi Ranin yang dibangun Tejo dan Uji pada 2012, berlokasi di Kota Bogor, dengan menyewa rumah untuk dijadikan kedai kopi. Nama Ranin sendiri singkatan dari Rakyat Tani Indonesia. Kedai yang kini berkonsep seperti rumah sendiri di kampung, di atas lahan 1.600 meter per segi, adalah milik sendiri, tak lagi sewa.
Pengolahan dan penyajian kopinya didasari atas semangat ”setiap seduhan, merayakan persahabatan”.
Nah, menarik bukan. Silakan mengunjungi kedai kopi ini. Nikmati atmosfer perdesaan sambil mengecap kopi petani berkualitas. Banyak yang bisa diobrolkan di sana, termasuk dengan pemilik kedai ini tentang kopi Nusantara dan petaninya. Tentang cita rasa kopi dari penjuru Nusantara yang kini berhasil diidentifikasi dan dipetakan Uji dan Tejo.
Pokoknya, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk secangkir atau segelas kopi di sini tidak akan sia-sia.