Kedai kopi di Bogor ibarat pohon bugenvil di musim panas. Bunganya muncul bermekaran bersama, menggoda. Begitulah kedai kopi, yang beberapa tahun terakhir banyak bermunculan, lalu bersolek, mencoba menarik perhatian dengan kekhasan atmosfer kedainya.
Yang belum lama muncul adalah Kopi Soldadu Premium di Jalan Pajajaran, Babakan, Bogor Tengah, Kota Bogor. Kedai kopi yang beroperasi Desember tahun lalu ini, sebagaimana namanya, mendandani kedainya dengan lukisan atau gambar bertema militer walaupun relatif sederhana karena tak ada perabot atau barang interior berupa benda atau replika senjata khas militer.
Kesederhanaan kehidupan prajurit mungkin yang mengilhami tampilan kedai ini. Kata ”soldadu” itu menunjuk pada serdadu alias tentara. ”Pemilik kafe kopi ini dulu keluarga tentara,” kata Zalfa Oktavianti, barista Kopi Soldadu Premium, Kamis (27/6/2019).
Di kedai ini disediakan seduhan kopi arabika dan robusta, seperti kopi arca, sukamakmur, manggarai, puntang, dan cantang malang. Kopi arca dan sukamakmur asli dari Bogor dan akan selalu ada. Kopi arca termasuk favorit pelanggan. Kopi ini, kata Zalfa, punya rasa asam manis rasa buah.
Biji kopi yang disangrai, digiling, dan dicampur sendiri tampil dalam sajian bernama, antara lain, Afoci, Komandan, dan Sersan. Afoci adalah kue moci kenyal berisi es krim vanila, yang diguyur espresso racikan sendiri dari campuran arabika dan robusta Bogor.
Komandan berupa espresso dibekukan menjadi dadu-dadu es, ditaruh di dalam gelas yang dasarnya digenangi sirup pandan, lalu diguyur susu segar. Sementara Sersan adalah sirup pandan diganti cairan kental gula aren.
Pengunjung bisa menyeruput kopi sambil menikmati lukisan sosok Jenderal Sudirman di salah satu dinding kedai. Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia pertama itu tampil dengan mantel seragam khasnya. Ia digambarkan tengah menikmati kopi dari mug kaleng yang digenggamnya.
Ada banyak ragam camilan, makanan berat, juga minuman nonkopi. Makin mantap kalau sambil nongkrong di rooftop. ”Kebanyakan yang ke sini minta kopi arca yang disajikan secara V60 lalu makan mi ongklok,” kata Zalfa.
Rumah Ranin
Ngopi dengan kesederhanaan lingkungan kampung pedesaan bisa didapat di Rumah Kopi Ranin di Jalan Alternatif IPB, Cikarawang, Dramaga, Kabupaten Bogor. Kalau bermobil dari Jakarta, keluar dari Tol Jagorawi di Sentul Selatan, langsung masuk tol BORR untuk keluar di Yasmin, lalu mengarah ke Cifor di Jalan Alternatif IPB. Bisa juga naik KRL turun di Stasiun Bogor, lanjut dengan angkutan daring.
Ada sawah, sungai, dan pohon kopi di areal lahan kedai. Salah satu sisi batas lahannya adalah aliran Sungai Ciapus yang cukup lebar dan bermuara di Cisadane. Meski belum bisa digunakan sebagai media interaktif, misalnya untuk anak bermain, suasana kedai menarik untuk dinikmati. Lingkungannya asri dan jauh dari kebisingan lalu lintas kota.
Apalagi kopi yang disajikan nikmat karena berkualitas premium, specialty coffee, dari berbagai belahan bumi Nusantara. Belum genap satu bulan di sana, Rumah Kopi Ranin memang sengaja dibangun Tejo Pramono bersama Uji Sapitu.
Bangunan kedai dan lainnya, seperti gudang, toilet, mes karyawan, berikut tempat shalat, pun disesuaikan selayaknya rumah di perkampungan pertanian yang merupakan bangunan panggung terbuat dari papan dan balok kayu.
Ketika proses sangrai biji kopi berlangsung, asapnya menebarkan aroma kopi hingga terendus oleh pengunjung. Wah, wangi khas menguar. Menyenangkan! ”Penyangraian biji kopi biasanya kami lakukan pada Sabtu dan Minggu pagi. Biji kopi masih kami dapat atau terima langsung dari petani kopi.
Stok biji kopi yang belum kami sangrai, kami simpan di gudang yang berbentuk leuit (lumbung padi khas Sunda),” tutur Tejo. Singkong, pisang, dan sayur-sayuran didapat langsung dari petani setempat. ”Konsep dan impian kami maju bersama petani,” katanya lagi.
Sebelumnya, Rumah Kopi Ranin, yang dibangun Tejo dan Uji pada 2012, berlokasi di Kota Bogor dengan menyewa rumah untuk dijadikan kedai kopi. Nama Ranin sendiri singkatan dari Rakyat Tani Indonesia. Kedai yang kini berkonsep seperti rumah sendiri di kampung, di lahan 1.600 meter persegi, adalah milik sendiri, tak lagi menyewa. Pengolahan dan penyajian kopi didasari atas semangat ”setiap seduhan, merayakan persahabatan”.
Nah, menarik bukan? Silakan mengunjungi kedai kopi ini. Nikmati atmosfer pedesaan sambil mencecap kopi petani yang berkualitas. Banyak yang bisa diobrolkan di sana, termasuk dengan pemilik kedai ini tentang kopi nusantara dan petaninya. Tentang cita rasa kopi dari penjuru Nusantara yang kini berhasil diidentifikasi dan dipetakan Uji dan Tejo. Pokoknya, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk secangkir kopi di sini tidak akan sia-sia.