JAYAPURA, KOMPAS— Pencarian helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat yang mengangkut 12 penumpang dan hilang kontak di Gunung Mol, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Sabtu (29/6/2019), terkendala cuaca ekstrem. Pencarian lewat udara tidak memungkinkan sehingga mengandalkan tim SAR gabungan di jalur darat.
Cuaca pada Sabtu, seperti diungkapkan Wakil Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Infanteri Dax Sianturi, berkabut. Tak pelak, dua helikopter dan satu pesawat CN-235 milik TNI Angkatan Udara tak dapat mendarat di Oksibil. ”Pencarian lewat udara akan diupayakan lagi Minggu pagi,” kata Dax Sianturi saat ditemui di Pangkalan Udara Silas Papare, Jayapura.
Seperti diberitakan sebelumnya, helikopter MI-17 hilang kontak pada Jumat (28/6) siang setelah lepas landas dari Bandara Oksibil. Helikopter dengan tujuh awak dan penumpang lima anggota Batalyon Infanteri 725/Waroagi itu membawa logistik untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia dan Papua Niugini di Pegunungan Bintang.
Komandan Pangkalan Udara Silas Papare Jayapura Marsekal Pertama Tri Bowo Santoso mengatakan, faktor keamanan menjadi prioritas dalam pencarian melalui udara. Apalagi, kondisi cuaca sangat ekstrem dan tidak mudah diprediksi.
”Jika pesawat tak bisa mendekati lokasi karena cuaca buruk, pencarian dari udara harus dihentikan sementara waktu,” kata Tri.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Petrus Demon Sili menambahkan, pantauan dari citra satelit menunjukkan awan tebal menutupi wilayah pegunungan tengah Papua sejak Sabtu pagi hingga sore. Diperkirakan, awal tebal disertai hujan akan terjadi di wilayah itu hingga awal Juli.
”Kami berharap operasi tim SAR berlangsung pagi hari saja. Sebab, kondisi cuaca dengan awan tebal disertai hujan mulai terjadi pada siang,” kata Petrus.
Pencarian lewat jalur darat juga tidak mudah. Komandan Distrik Militer 1702/Jayawijaya Letnan Kolonel Infanteri Candra Dianto yang memimpin pencarian helikopter MI-17 mengatakan, hujan disertai cuaca berkabut menghambat tim SAR gabungan saat mendaki Gunung Mol di Oksop.
”Cuaca berkabut, jarak pandang hanya sekitar tiga meter. Kondisi ini sangat membahayakan upaya pendakian Gunung Mol,” kata Candra.
Tim SAR gabungan berjumlah 100 orang, terdiri dari TNI, Polri, masyarakat, dan SAR Jayapura. Tim akan melanjutkan pencarian pada Minggu (30/6) pukul 04.00 WIT. ”Menurut informasi, warga melihat helikopter ini melintas di balik Gunung Mol,” kata Candra. Gunung Mol memiliki tinggi sekitar 3.000 meter di atas permukaan (air laut).
Harapan keluarga
Keluarga dari Sersan Dua Dita Ilham Primojati (24), salah satu awak helikopter MI-17 yang hilang kontak, berharap pencarian dilakukan secara optimal.
”Semoga helikopter dan krunya cepat ditemukan, semoga semua selamat. Kami mohon doa dari semua bagi adik kami. Semoga yang terbaik. Kami sekeluarga menunggu kabar yang baik,” kata Dita Ibnu Aryandani (29), kakak Dita Ilham, saat ditemui di rumahnya di RT 008 RW 001, Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah.
Selain Dita Ilham, enam kru lainnya adalah Kapten CPN Aris, Letnan CPN Ahwar, Kapten CPN Bambang, Serka Suriatnae, Pratu Asharulf, dan Praka Dwi Pur. Adapun lima personel Yonif 725/Waroagi adalah Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddine, dan Prada Tegar Hadi Sentana. (FLO/DKA)