Pesona di Bawah Gamalama
Ada beberapa alasan mengapa harus ke Ternate. Sejarah, pantai, makanan, dan kehidupan bawah lautnya. Bagi pecinta selam, Ternate adalah salah satu pilihan menarik. Menyelam di Ternate bisa dilakukan, bahkan dari pantai di pusat kota. Tinggal cemplung dan hadirlah kekayaan bawah lautnya yang kaya.
Ternate adalah kota pulau yang dalam waktu satu jam kelar diputari. Dengan keliling hanya 55 kilometer, pulau yang “dijaga” oleh Gunung Gamalama ini memiliki sejumlah pantai, termasuk yang berada di wilayah dalam kota.
Jika memang waktu kunjung sangat terbatas, tiga hari di Ternate sudah cukup. Sudah termasuk menyelam, berkeliling, dan mencicipi kuliner Ternate. Oleh karena butuh jeda sehari setelah menyelam, ada baiknya aktivitas menyelam dilakukan pada hari pertama. Dengan catatan, tubuh tidak terlalu capek selama perjalanan. Ada baiknya, sehari sebelum perjalanan mengambil waktu tidur cukup agar tidak terlalu kelelahan.
Wisata selam Ternate memiliki keunikan yang susah ditandingi oleh daerah lain. Penyelam yang ingin mengeksplorasi keindahan bawah laut Ternate tidak perlu bersusah payah menyewa perahu untuk menuju ke titik penyelaman karena lokasi itu dapat dicapai dengan kendaraan darat.
Titik lokasi selam Sulamadaha, misalnya, dapat dicapai dengan berkendara menggunakan mobil dari pusat kota Ternate dalam waktu kurang dari 45 menit. Sesampainya di pantai berpasir putih itu, penyelam dapat singgah ke warung yang berada di bibir pantai.
Setelah mempersiapkan bermacam peralatan dan mengikuti penjelasan singkat, penyelam dapat turun ke air melalui tangga kayu di tepi warung. Kedalaman air di bawah tangga itu pun hanya sekitar satu meter sehingga penyelam dapat mengenakan pakaian selam yang terhubung dengan tangki udara secara nyaman karena nyaris tidak ada ombak di tempat itu.
Lokasi selam Sulamadaha memiliki keindahan koral yang cukup menarik. Sejumlah instalasi berbahan besi yang digunakan untuk tempat tumbuh koral, nampak terlihat di dasar laut pada kedalaman sekitar 12 meter.
Bangkai sebuah bus kota juga teronggok di dasar laut pada kedalaman 22 meter dan mulai menjadi tempat hunian bagi bermacam ikan. Namun, sejumlah pegiat selam Ternate menyayangkan keberadaan bangkai bus yang sengaja ditenggelamkan di lokasi itu.
“Penenggelaman bangkai bus sebenarnya tidak perlu dilakukan di banyak spot selam. Cukup dilokalisir di salah satu lokasi saja,” ujar Aditiyah, pengelola Nasijaha Dive Center, yang menjadi pemandu selam tim Kompas.
Lokalisasi bangkai bus yang dimaksud pria yang akrab dipanggil Adit itu adalah titik selam Taman Nukila. Daya tarik lokasi selam ini adalah sebuah buah kapal nelayan asing dan tiga buah bus yang sengaja ditenggelamkan untuk rumah ikan serta tempat tumbuh koral.
Di tempat ini juga dapat ditemui bangkai kapal KM Pari milik Pemerintah Provinsi Maluku Utara sepanjang 35 meter yang tenggelam dalam posisi terbalik. Lokasi penyelaman ini berada di tengah Kota Ternate. Untuk mencapainya, penyelam cukup berjalan kaki dari tepi jalan raya menuju pinggir pantai yang telah diubah menjadi taman. “Penyelaman di Ternate sering kami sebut dengan istilah Selam dalam Kota karena saking mudahnya mencapai lokasi,” ujar Adit sembari tertawa.
Kemudahan akses lokasi dan beragamnya bangkai di dasar laut menjadi salah satu andalan industri wisata selam Ternate. Meski harus bersaing dengan daerah wisata selam di sekitarnya yang juga tersohor seperti Morotai, pegiat jasa wisata selam di Ternate tetap optimistis mampu menggaet perhatian wisatawan penggemar keindahan bawah laut domestik maupun mancanegara.
Keliling Ternate
Sehari setelah menyelam, kita bisa santai menikmati suasana Kota Ternate, sebelum keesokannya bisa mulai terbang lagi. Ada banyak pilihan tempat wisata, antara lain wisata sejarah, panorama, kuliner, hingga wisata minat khusus gunung api yang tersebar di pusat kota hingga ke daerah yang jaraknya paling jauh hanya 1 jam. Ada sejumlah benteng dan bangunan bersejarah yang sebagian besar berada di dalam kota, selain pantai dan danau.
Salah satunya adalah kawasan Batu Angus. Lokasinya hanya 10 menit dari Bandara Sultan Baabullah. Di kawasan ini terhampar batu-batu hitam berukuran besar-besar dengan permukaan tajam atau runcing. Diperkirakan usianya mencapai 282 tahun karena berasal dari material letusan Gunung Gamalama tahun 1737. Sebagian ada yang ditumbuhi lumut, perdu, hingga belukar.
Saat itu, aliran lahar dari perut gunung mengalir hingga ke laut. Muntahan material letusan gunung yang membeku membentuk batu-batu berwarna hitam yang sisanya kini terhampar sepanjang 2-3 kilometer dari tepi pantai hingga ke lereng gunung.
Di daerah ini, yang masuk wilayah Kampung Tarau, Ternate Utara, kini tidak tampak dipadati penduduk. Konsentrasi permukiman penduduk terletak di tenggara Ternate dengan laut yang menghadap Pulau Halmahera sehingga tidak seganas laut lepas di sebelah barat.
Di kawasan Batu Angus, tampak mulai dibenahi dengan diberi gazebo untuk duduk-duduk menikmati pemandangan. Sayangnya, beberapa batu tidak luput dari coret-coret pengunjung.
Dari Batu Angus, jika berkeliling melawan arah jarum jam, akan menjumpai tempat wisata, seperti Pantai Sulamadaha, Pantai dan Benteng Kastela, Pantai Jikomalamo, Danau Tolire Besar dan Kecil, Desa Fitu, Danau Laguna.
Pantai Sulamadaha selain menjadi salah satu titik keberangkatan selam, juga dikenal dengan airnya yang sebening kaca. Sayangnya, pengelolaannya masih minim. Tepi pantai dipenuhi warung-warung apung yang justru mengganggu keindahan. Suasananya mengingatkan seperti pulau-pulau kecil di Langkawi, Malaysia.
Selain Batu Angus, jejak letusan Gamalama yang kini menjadi obyek wisata adalah Danau Tolire Kecil, Tolire Besar, dan Danau Laguna. Ketiganya adalah danau kawah yang terbentuk akibat letusan Gamalama.
Danau Tolire Kecil letaknya dekat sekali dengan tepi pantai yang berpasir hitam. Di seberang, tampak Pulau Hiri dengan gunungnya yang menjulang. Lima menit dari sini ke arah lereng Gamalama, terdapat Danau Tolire Besar atau Tolire Jaha. Letaknya 4 kilometer dari puncak Gamalama dan 500 meter dari pantai. Danau yang dipercaya dihuni buaya putih ini semacam kawah yang terletak jauh di bawah. Pengunjung perlu berhati-hati karena tidak terdapat pagar pengaman. Suasananya sangat hening. Air danau tampak hijau dengan pepohonan lebat mengelilingi danau.
Danau Laguna atau Ngade juga tidak jauh dari pinggir pantai. Terletak di perbatasan Desa Fitu dan Ngade, danau ini merupakan danau kawah yang pembentukannya jauh lebih tua ketimbang Danau Tolire Besar. Di akhir pecan, danau ramai digunakan untuk memancing warga. Danau juga bisa dinikmati dari Puncak Fitu dengan latar belakang laut.
Turun ke bawah adalah Desa Fitu yang dari pantainya kita bisa menyaksikan panorama laut dengan latar belakang Pulau Maitara dan Tidore, seperti terlihat dalam lembaran pecahan uang Rp 1.000. Masih ada lagi beberapa pantai yang bisa dikunjungi, seperti Jikomalamo, Holl, Tobololo, Durpedo Ici, Rua-Ake Rica, dan Bobane Ici. Belum lagi, pantai-pantai di dalam kota, seperti Pantai Falajawa, pantai Taman Nukila, Pantai Soasio. Jangan lupa untuk mencicipi kuliner dan membawa buah tangan dari Ternate, seperti kerajinan besi putih, bambu, atau batu akik. Dengan pengelolaan yang lebih baik, daya tarik wisata Ternate akan lebih berkilau.