Asia kembali menjadi salah satu mesin pertumbuhan dan promotor perdamaian serta stabilitas dunia. Beberapa peristiwa terakhir menandai hal itu. Salah satunya adalah Konferensi Tingkat Tinggi Kelompok 20 (G-20) yang digelar selama dua hari di Osaka, Jepang, pada Jumat dan Sabtu lalu.
Konferensi itu disebut-sebut berhasil membawa angin segar bagi komunitas dunia. Angin segar itu bertiup setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mitranya, Presiden China Xi Jinping, sepakat untuk kembali ke meja dialog, membicarakan lagi ketegangan perdagangan di antara dua adidaya ekonomi itu yang sebelumnya terhenti.
Meskipun masih terlalu dini untuk memprakirakan hasilnya, langkah positif kedua pemimpin dunia itu merupakan capaian yang banyak ditunggu. Hal itu dapat dipahami karena perang dagang yang terpicu oleh kebijakan kedua pemimpin berdampak pada pelambatan pertumbuhan ekonomi global.
Situasi positif itu berlanjut dengan pertemuan antara Presiden Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Minggu (30/6/2019), di Panmunjom, Korea Utara. Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah kegagalan pertemuan mereka di Hanoi, Vietnam, akhir Februari lalu.
Meskipun belum banyak diungkap apa isi pertemuan mereka di Panmunjom, setidaknya pertemuan itu tetap memberi harapan bahwa dialog terkait denuklirisasi Korea tetap terbuka. Dua peristiwa tadi melengkapi apa yang sebelumnya berkembang dalam KTT Ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand pada 21-22 Juni lalu. Salah satu capaian dalam konferensi itu adalah diadopsinya Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik yang merupakan usulan Indonesia.
”Outlook ini mencerminkan sentralitas dan kekuatan ASEAN dalam menghormati prinsip-prinsip menjaga perdamaian, memperkuat budaya dialog, dan memperkokoh kerja sama,” kata Presiden Joko Widodo ketika berbicara pada Pleno Konferensi Tingkat Tinggi Ke-34 ASEAN di Hotel Athenee, Bangkok, Thailand.
Dalam rilis yang dikeluarkan Sekretariat Kepresidenan disebutkan, Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik menjadi penting artinya di tengah perkembangan dunia saat ini, terutama di tengah kecamuk perang dagang AS-China yang dikhawatirkan berpotensi menjadi multifront war.
Saat menggelar sejumlah pertemuan bilateral dengan beberapa negara mitra seperti India dan Australia, Presiden Joko Widodo kembali membicarakan capaian ASEAN terkait Indo-Pasifik yang menjadi panduan bagi keterlibatan dan kesiapan ASEAN untuk bekerja sama dengan pihak mana pun di kawasan.
Prinsip yang dikedepankan dalam keterlibatan itu adalah inklusif, terbuka, menghormati kedaulatan negara, dan mengedepankan mutualisme. Arahnya adalah untuk menjaga stabilitas dan perdamaian serta menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Di tengah gejolak keamanan di beberapa wilayah di dunia dan pelambatan ekonomi global, pencapaian-pencapaian yang diraih dalam beberapa pertemuan terakhir di Asia membawa sejumlah harapan baru. Nilai-nilai Asia, yang tecermin dalam diadopsinya Outlook ASEAN—salah satunya konsensus—tampaknya mulai mewarnai komunitas yang lebih luas, berkelindan dengan nilai-nilai universal lain, seperti inklusivitas dan menjunjung tinggi sikap bekerja sama.