Menjelang musim baru, Liga Italia Serie A menunjukkan geliatnya dalam belanja pemain. Liga yang sangat populer di era 1990-an itu memikat sejumlah bintang baru, seperti Diego Godin dari Atletico Madrid dan Adrien Rabiot dari Paris Saint-Germain.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
MILAN, SENIN — Menjelang musim baru, Liga Italia Serie A menunjukkan geliatnya dalam belanja pemain. Liga yang sangat populer di era 1990-an itu memikat sejumlah bintang baru, seperti Diego Godin dari Atletico Madrid dan Adrien Rabiot dari Paris Saint-Germain. Menariknya, sebagian dari mereka digaet secara cuma-cuma.
Godin, yang lama menjadi tulang punggung pertahanan Atletico, resmi bergabung ke Inter Milan, Senin (1/7/2019). Bek berusia 33 tahun yang juga sempat lama diincar Juventus itu dipinang ”La Beneamata” dengan status bebas transfer alias cuma-cuma. Menurut Football Italia, Godin diikat kontrak selama tiga tahun dengan tawaran gaji 6,75 juta euro atau sekitar Rp 107 miliar per tahun.
Nilai tawaran itu bakal menjadikan Godin sebagai pemain bergaji termahal di La Beneamata. Status itu bisa dimaklumi mengingat Godin bakal menjadi figur sentral dari upaya revolusi klub itu bersama pelatih barunya, Antonio Conte. Mantan pelatih timnas Italia itu memang menaruh perhatian besar pada sektor pertahanan. Ia selalu membangun timnya dari lini belakang.
Pelatih yang menyukai pola tiga bek tengah itu selalu memiliki bek andal di klub-klub yang diasuhnya. Saat melatih Juventus, misalnya, Conte mengandalkan Giorgio Chiellini. Lalu, di Chelsea, ia menjadikan sosok senior lainnya, Gary Cahill, sebagai bek kepercayaan. Pelatih bertangan dingin itu selalu sukses mengantarkan gelar juara liga di musim pertamanya bersama kedua klub itu.
Hal serupa ingin ia lakukan dengan mendatangkan Godin ke Inter. Kapten timnas Uruguay dan Atletico Madrid itu bakal menjadi pemimpin dari ”tembok” tangguh baru di Liga Italia bersama dua bek Inter lain, Andrea Ranocchia dan Stefan de Vrij. Di masa-masa jayanya, Inter selalu memiliki bek sekaligus pemimpin yang karismatik, antara lain Marco Materazzi, Javier Zanetti, dan Walter Samuel.
Inter tidak lagi memiliki sosok-sosok besar itu sejak pensiunnya Materazzi pada 2011 silam. Itu berkaitan pula dengan paceklik trofi di klub itu. Musim baru, 2019-2020, bakal menandai tepat satu dekade Inter terakhir kali menjuarai Liga Italia. Saat itu, mereka merajai Italia, bahkan sukses meraih tiga gelar semusim alias treble. Materazzi dan Zanetti menjadi nyawa dari tim itu.
Lini tengah
Juve, juara bertahan, tidak tinggal diam. Di hari yang sama, mereka mengumumkan kedatangan dua gelandang baru sekaligus, yaitu Rabiot dan Aaron Ramsey. Serupa Godin, kedua pemain baru di Liga Italia itu pindah ke Juve dengan gratis. Rabiot dan Ramsey bakal menjadi tenaga baru di lini tengah yang menjadi biang masalah tim itu musim lalu.
Masalah cedera dan menuanya barisan pemain tengah Juve membuat mereka gagal memenuhi ambisi meraih trofi Liga Champions dan Coppa Italia. Rabiot dan Ramsey sangat kaya pengalaman. Ramsey, misalnya, bisa menjadi pemain serbaguna yang jarang dimiliki Juve. Ia bisa berperan sebagai trequartista alias penyerang bayangan, gelandang kreatif, hingga gelandang jangkar.
Ramsey pun tidak sabar ingin memulai musim barunya bersama Juve, tim yang juga tengah bertransformasi bersama pelatih barunya, Maurizio Sarri. Ketika mayoritas rekan-rekan setimnya tengah berlibur musim panas, mantan pemain Arsenal itu tengah berlatih di Continassa, pusat latihan Juventus di Turin. Mantan pemain Arsenal, Robert Pires, meyakini, Ramsey bakal sukses di tim barunya itu.
Tidak ingin ketinggalan, geliat transfer juga diperlihatkan Napoli. Tim yang sangat berambisi menjuarai Liga Italia musim baru itu kini semakin dekat dengan James Rodriguez, gelandang Real Madrid yang dipinjamkan ke Bayern Muenchen. Gelandang kreatif berusia 27 tahun itu sangat dibutuhkan Napoli, yang musim lalu tertinggal jauh dari Juve. Itu merupakan efek hengkangnya duo Marek Hamsik dan Jorginho yang selama ini menjadi roh permainan Napoli.