JAKARTA, KOMPAS — Pasokan induk unggulan perikanan yang dihasilkan balai-balai pemerintah masih belum merata dan harganya tak terjangkau. Kondisi ini menghambat upaya mendongkrak produksi perikanan budidaya nasional.
Ketua Bidang Budidaya Patin Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI) Imza Hermawan di Jakarta, Senin (1/7/2019), menyampaikan, untuk mendongkrak produksi patin berkualitas dibutuhkan benih dengan performa pertumbuhan yang baik dan tahan penyakit. Saat ini, induk-induk unggul yang dihasilkan balai-balai pemerintah belum sesuai kebutuhan.
Pada akhir 2018, kata Imza, pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk membantu penyediaan induk unggul. Diusulkan juga penelitian intensif untuk menghasilkan induk yang lebih unggul.
”Jumlah dan distribusi benih masih belum bisa merata. Harga induk patin bagi pembenih cukup mahal,” katanya.
Ia mencontohkan, saat ini usaha pembenihan patin rakyat paling banyak di kawasan Jabotabek dan Jawa Barat. Sementara balai budidaya milik pemerintah terdekat ada di Sukabumi dan Sukamandi, Jawa Barat. Indukan patin dari pemerintah diprioritaskan untuk program bantuan, tetapi banyak pembenih tidak punya akses untuk bantuan tersebut.
Sementara itu, pelaku usaha yang akan membeli benih unggulan dari balai budidaya milik pemerintah terganjal harga jual benih yang mahal. Kebutuhan benih patin 15.000-20.000 ekor per tahun.
Hal senada dikemukakan Ketua Shrimp Club Indonesia Iwan Sutanto. Pasokan induk udang unggulan dari balai-balai budidaya belum memadai. Akibatnya, sebagian pembenih skala kecil dan petambak rakyat menggunakan indukan dari tambak yang rentan membawa penyakit. Penggunaan induk dari tambak saat ini diperkirakan sekitar 30 persen dari total induk.
Iwan menambahkan, penyebaran penyakit udang, antara lain, dipicu mutu benur (benih udang) yang rendah. Benur yang bebas penyakit harus berasal dari indukan unggul. Pihaknya berharap pemerintah mendorong pengadaan indukan dan benur unggul.
”Penggunaan induk dari tambak harus segera dilarang dan pemerintah membantu pengadaan induk unggulan yang terjangkau petambak,” ujarnya.