Ancaman Perang Dagang AS-Eropa Picu Kekhawatiran di Pasar Saham
Pasar saham Asia melemah pada Rabu (3/7/2019) karena antusiasme pada awal pekan tentang prospek penyelesaian dalam perang dagang antara AS dan China tergeser oleh kekhawatiran baru pada ancaman Washington untuk menerapkan tarif tambahan pada barang-barang asal Eropa.
Oleh
BENNY DWI KOESTANTO
·4 menit baca
TOKYO, RABU — Pasar saham Asia melemah pada Rabu (3/7/2019) karena antusiasme pada awal pekan tentang prospek penyelesaian dalam perang dagang antara AS dan China tergeser oleh kekhawatiran baru pada ancaman Washington untuk menerapkan tarif tambahan pada barang-barang asal Eropa.
Kekhawatiran pada pertumbuhan global juga membebani kepercayaan investor. Ekonomi Korea Selatan yang bergantung pada perdagangan, merujuk data terbaru, harus siap-siap memotong pertumbuhan ekonomi dan target ekspornya sehari setelah rilis data produksi pabrik yang lebih lemah di seluruh dunia.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang cenderung bergerak datar, sementara Indeks Nikkei Jepang turun 0,4 persen pada awal perdagangan. Bursa saham AS naik secara moderat pada akhir perdagangan, Selasa, setelah bergerak landai pada sebagian besar sesi perdagangan. Indeks S&P 500 naik 0,29 persen mencapai level rekor penutupan 2.972,98.
Namun, reli di pasar-pasar saham global pasca-pertemuan pemimpin AS dan China pada akhir pekan lalu dengan cepat kehilangan momentumnya. Sementara pada saat ini, langkah AS menunda penerapan tarif baru terhadap China—yang akan memengaruhi rantai pasokan global—kemungkinan tidak akan mampu mengangkat sentimen lagi dalam waktu dekat.
Amerika Serikat dan China sepakat pada Sabtu lalu untuk memulai kembali perundingan perdagangan setelah Presiden AS Donald Trump menawarkan konsesi, termasuk tidak ada tarif baru dan pelonggaran pembatasan pada perusahaan teknologi Huawei, untuk mengurangi ketegangan dengan Beijing. ”Pelonggaran larangan Huawei sedikit mengejutkan sehingga ada efeknya bagi pasar. Namun, masih ada pertanyaan tentang seberapa efektif perjanjian akan efektif diterapkan,” kata Norihiro Fujito, kepala strategi investasi di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.
Data yang dipublikasikan sejauh pekan ini telah menunjukkan aktivitas pabrik di Zona Euro menyusut lebih cepat dari yang diperkirakan pada bulan lalu. Aktivitas manufaktur AS pun dilaporkan melambat pada bulan Juni. Sebagian besar aktivitas pabrik di Asia juga dilaporkan mengalami kontraksi produksi.
Selain itu, kantor Perwakilan Dagang AS merilis daftar produk Eropa tambahan yang dapat dikenai tarif. Washington berencana membebani tarif atas produk-produk senilai 21 miliar dollar AS yang diumumkan pada bulan April. Dalam daftar itu termasuk buah zaitun, keju Italia, dan wiski.
Ketidakpastian
Imbal hasil obligasi global juga mencapai posisi terendah baru karena investor bertaruh pada pelonggaran moneter lebih lanjut di seluruh dunia di tengah goyahnya pertumbuhan global. Gubernur Bank of England (BoE) Mark Carney, Selasa, menyiratkan adanya ketidakpastian akibat perselisihan perdagangan dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Carney berpegang pada garis bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga jika Brexit berlangsung lancar.
Imbal hasil surat utang Inggris turun 9 basis poin menjadi ke level 0,722 untuk pertama kalinya dalam satu dekade, berada di bawah tingkat kebijakan utama BoE. Imbal hasil surat utang Eropa diperkirakan turun lebih lanjut setelah para pemimpin Uni Eropa pada Selasa malam sepakat menunjuk Christine Lagarde, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) dari Perancis, sebagai kepala baru Bank Sentral Eropa.
”Lagarde secara konsisten mengatakan bahwa ekonomi global melambat karena pertikaian perdagangan China-AS dan bahwa negara-negara perlu menghadapinya dengan stimulus fiskal dan moneter,” kata Fujito. ”Ini berarti dia akan melanjutkan sikap dovish Draghi (Presiden ECB saat ini, Mario Draghi).”
Di AS, Presiden Trump mengatakan bahwa dirinya berniat mencalonkan Judy Shelton, penasihat ekonomi untuk kampanye kepresidenannya pada 2016, dan Christopher Waller, wakil presiden eksekutif di Federal Reserve Bank of St Louis, dalam dewan gubernur Federal Reserve. Imbal hasil surat utang US Treasury 10 tahun turun di bawah 2 persen menjadi di level 1,96 persen, level terendah yang terjadi pada November 2016.
Di pasar mata uang, nilai tukar poundsterling tertekan ke level terendah dalam dua pekan pada level 1,2599 per dollar AS. Euro stabil di 1,1291 per dollar AS, sementara dollar diperdagangkan pada 107,87 yen, dari level tertinggi pada Senin di 108,535 yen yang dicapai setelah China dan AS sepakat untuk melanjutkan perundingan perdagangan.
Sementara itu, harga minyak naik setelah data menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah AS turun lebih cepat dari yang diperkirakan pekan lalu. Harga minyak tetap goyah setelah turun 4 persen hari Selasa. Pergerakan itu terjadi bahkan setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu, termasuk Rusia, sepakat untuk memperpanjang pengurangan pasokan hingga Maret mendatang.
Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level 62,85 dollar AS per barel, naik 0,7 persen setelah jatuh 4,1 persen pada hari Selasa. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 0,6 persen menjadi 56,56 dollar AS per barel. (REUTERS)