Pembunuh Purnawirawan Tentara Dianggap Keluarga Sendiri
Reinhard Parerungan (78), purnawirawan TNI Angkatan Laut diduga tewas dibunuh mantan asisten rumah tangganya sendiri, BS (25). BS menghabisi nyawa mantan majikannya di Jalan Artayasa, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok. BS diketahui kerap mencuri sejumlah barang dirumah majikannya.
Oleh
AGUIDO ADRI
·3 menit baca
DEPOK, KOMPAS – Reinhard Parerungan (78), purnawirawan TNI Angkatan Laut diduga tewas dibunuh mantan asisten rumah tangganya sendiri, BS (25). BS menghabisi nyawa mantan majikannya di Jalan Artayasa, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok. BS diketahui kerap mencuri sejumlah barang dirumah majikannya.
Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok Komisaris Deddy Kurniawan mengatakan, tersangka berinisial BS (25), pernah bekerja di rumah Reinhard Parerungan sebagai asisten rumah tangga sekitar empat tahun.
“Berdasarkan hasil prarekontruksi sebanyak 23 adegan, BS membunuh korban menggunakan linggis yang ditemukan BS di sekitar pekarangan rumah. Linggis tersebut digunakan untuk memukul kepala korban sebanyak tiga kali hingga korban tak sadarkan diri dan meninggal dunia,” kata Dedy.
Tersangka yang masuk ke rumah korban dengan cara memanjat pagar sudah membawa pisau. Namun, pisau tersebut urung digunakan setelah menemukan linggis di pekarangan. Setelah itu, ia mematikan sakelar listrik dan menuju kamar Reinhard. Disitulah, BS tega memukul kepala bagian belakang majikannya hingga jatuh lemas.
Setelah melakukan tindak kekerasan berujung meninggalnya Reinhard, BS mengambil ponsel, dompet, dan laptop. Bersama barang curian tersebut, Ia segera melarikan diri melarikan diri ke Sukabumi.
Namun, saat melarikan diri, kata Dedy, BS meninggalkan pisau yang akan digunakan untuk membunuh korban. Pisau tersebut kemudian menjadi alat bukti polisi untuk melacak keberadaan tersangka dan diperkuat oleh laporan dari Paul Alexander Dwiyanto Parerungan (45), anak korban.
“Sehari setelah peristiwa, Senin (1/7/2019) kami menangkap tersangka pembunuhan purnawirawan TNI AL, di Sukabumi, Jawa Barat,” tutur Dedy.
Berdasarkan penuturan warga di sekitar rumah korban, Minggu (30/6/2019) subuh, BS terlihat mondar-mandir dan beberapa kali berusaha memanjat pagar tembok setinggi sekitar 3 meter. Namun, aksinya tersebut diketahui warga.
“Mungkin ada sekitar pukul 02.00 hingga 04.00 tersangka mondar-mandir dan memanjat pagar. Karena ketahuan, ia lari. Setelah itu, saya tidak tahu jika tersangka balik lagi dan ternyata membunuh pemilik rumah,” kata warga yang tidak ingin namanya disebut itu.
Sementara itu, Paul Alexander Dwiyanto Parerungan (45), anak korban, mengatakan, BS pernah bekerja sebagai asisten pembantu rumah tangga sejak 2013 hingga 2017 dan sudah dianggap seperti keluarga sendiri oleh bapaknya. “Saya tidak menyangka dia bisa tega seperti itu. Dia sudah bekerja disini selama empat tahun," kata Paul.
Ia melanjutkan, sebelum bekerja sebagai asisten rumah tangga, BS adalah pemulung di Jakarta dan kebetulan satu gereja dengan bapaknya. Atas dorongan kemanusian, Reinhard membantu BS untuk bekerja di rumahnya.
Tidak hanya itu saja, Reinhard mendapat rumah kontrakan dan membelikan sepeda motor dan mencarikan rumah kontrakan untuk BS.
Namun, kebaikan Reinhard, justru disalahgunakan BS. Selama bekerja empat tahun, sejumlah barang di rumah kerap hilang. “Kami tidak anggap itu masalah. Namun, kesabaran itu habis ketika BS ketahuan mencuri benda berharga. Akhirnya dua tahun lalu kami pecat BS,” katanya.