Penanganan darurat akses jalan Trans-Sulawesi yang ambles sepanjang 50 meter tidak bisa segera ditangani.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KONAWE, KOMPAS — Penanganan darurat akses jalan Trans-Sulawesi yang ambles sepanjang 50 meter tidak bisa segera ditangani. Itu karena sebuah pipa utama PDAM Kendari harus diperbaiki terlebih dulu. Akses jalan tertutup total.
Pengerjaan akses jalan Trans-Sulawesi di Kilometer 22, Kelurahan Rawua, Sampara, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, terus dilakukan pada Rabu (3/7/2019) pagi. Sebuah ekskavator bekerja mengeruk tanah.
Rudi Rachdian, Penanggung Jawab Pelaksanaan Kegiatan II Wilayah II BPJN XXI Kendari, menyampaikan, hingga Selasa malam, sebanyak 14 truk tanah telah diturunkan. Meski begitu, kegiatan penimbunan tidak bisa dilanjutkan karena adanya pipa utama PDAM yang harus diangkat.
”Di bawah itu ada pipa PDAM dengan empat sambungan. Ini kemarin yang bocor saat jalan ambles. Apakah ini yang menyebabkan jalan ambles atau bocor karena pergerakan tanah, itu yang masih harus dicari. Pastinya, kami menunggu pengerjaan pipa ini dulu,” ucap Rudi saat mengawasi pengerjaan di lokasi.
Pipa tersebut, sambungnya, akan diangkat terlebih dulu dari kedalaman sekitar 6 meter. Itu karena jika pipa tidak ditangani, penimbunan dan penanganan darurat akan menyisakan masalah di kemudian hari.
Rusaknya pipa PDAM diketahui saat pengerukan lokasi jalan ambles dilakukan. Air terus mengucur dengan deras dari lokasi longsor.
Sebelumnya, pada Selasa pagi, jalan sepanjang 50 meter di Km 22 ambles sedalam 50 sentimeter. Kendaraan melintas satu-satu karena jalan retak dan terus turun. Menjelang siang, jalan kembali ambles dengan kedalaman 2 meter. Akses kendaraan, khususnya roda empat, dihentikan total.
Pada Rabu pagi, sebagian timbunan dan sisi badan jalan kembali ambles. Akses roda dua yang memanfaatkan sisi jalan tersisa terpaksa juga terhenti. Ratusan kendaraan parkir menunggu jalan kembali bisa dilalui.
Direktur PDAM Tirta Anoa Kendari Damin mengatakan, ada dua batang pipa diameter 24 inci yang harus diangkat. Satu pipa sepanjang 7 meter telah dinaikkan.
”Jadi bukan bocor, melainkan sambungan antarpipa yang pecah. Ini yang harus disambung, lalu dibuatkan penahan, baru selesai. Pengerjaannya kami usahakan maksimal dua hari,” ujar Damin.
Jadi bukan bocor, melainkan sambungan antarpipa yang pecah. Ini yang harus disambung, lalu dibuatkan penahan, baru selesai. Pengerjaannya kami usahakan maksimal dua hari.
Akibat bermasalahnya pipa utama, lanjut Damin, penyaluran air ke Kota Kendari terhambat. Aliran air di enam kecamatan layanan terbesar terpaksa dihentikan. Sekitar 15.000 pelanggan harus mengalami pemadaman air.