Rentetan Berita Perubahan Iklim Bisa Picu Kecemasan
Oleh
M Zaid Wahyudi
·3 menit baca
Rentetan kabar buruk tentang perubahan iklim, baik melalui media, internet hingga pelajaran sekolah bisa memunculkan kecemasan, kesedihan dan keputusasaan tentang kondisi lingkungan. Kekhawatiran akibat kondisi lingkungan bukanlah hal baru karena dalam psikologi mengenal istilah kecemasan lingkungan alias eco-anxiety.
Survei yang dilakukan Universitas Yale, Amerika Serikat pada Desember 2018 menunjukkan 70 persen warga AS khawatir dan 29 persen sangat khawatir dengan terjadinya perubahan iklim. Selain itu, 51 persen warga AS merasa tidak berdaya dengan perubahan iklim dan berbagai dampaknya.
Di luar data statistik yang ada, banyak orang tidak menyadari besarnya kecemasan lingkungan yang terjadi. “Kecemasan lingkungan sering tersembunyi di bawah permukaan,” kata psikolog klinis di Portland, Oregon, AS, Thomas Doherty kepada Live Science, Selasa (2/7/2019). Kondisi itu terjadi karena masyarakat tidak diajari untuk bagaimana membicarakan kecemasan lingkungan.
Kecemasan lingkungan sering tersembunyi di bawah permukaan.
Selama beberapa dekade terakhir, kecemasan lingkungan atau eco-anxiety makin dikenali di kalangan ilmuwan maupun awam. Meski demikian, kecemasan lingkungan itu belum terdaftar dalam buku Manual Diagnostik dan Statistik (DSM) yang merupakan buku petunjuk resmi tentang diagnosis psikologis.
“Tidak tercantumnya kecemasan lingkungan dalam DSM disebabkan oleh gejalanya yang belum jelas,” tambah psikolog klinis di NYU Langone Health, New York, AS, David Austern.
Himpunan Psikologi Amerika atau American Psychological Association (APA) mendefinisikan kecemasan lingkungan sebagai ketakutan kronis (lama dan terus menerus) akan malapetaka lingkungan. Kecemasan lingkungan bisa bersumber dari kekhawatiran tentang nasib dunia hingga munculnya panik mendadak. Situasi ini juga sering dialami penyintas bencana alam.
“Sebagian besar gejalanya sama dengan jenis kecemasan lain. Satu-satunya faktor pembeda kecemasan lingkungan dengan kecemasan lain adalah penyebabnya,” tambahnya.
Membentuk gugus tugas
Meski belum masuk dalam DSM, bukan berarti psikolog tidak menanggapi kecemasan lingkungan sebagai hal yang serius. APA pada 2008 membentuk gugus tugas perubahan iklim. Pada 2017, mereka menerbitkan laporan setebal 70 halaman tentang dampak perubahan iklim terhadap kesehatan mental.
Istilah kecemasan lingkungan memang masih samar. Karena itu, pengenalan ke publik perlu terus dilakukan sehingga masyarakat tahu bagaimana mengekspresikan apa yang dialaminya saat kecemasan lingkungan itu terjadi.
Banyak psikolog sepakat diperlukannya dialog tentang dampak kesehatan mental terhadap perubahan iklim. Namun, mereka juga menilai, sebagian besar kasus kecemasan lingkungan bukanlah hal yang buruk.
“Itu adalah respon rasional terhadap masalah yang serius,” kata psikolog di Universitas Orebro, Swedia, Maria Ojala. Karena itu, menjelaskan diagnosis klinis kecemasan lingkungan sebagai hal yang berbahaya.
Kecemasan adalah emosi yang mendorong kita melakukan sesuatu. Sikap melakukan sesuatu itu juga menjadi salah satu mekanisme penanganan cemas yang paling efektif untuk mengatasi kecemasan lingkungan.
Kecemasan yang baik adalah jika tindakan yang diambil terukur atau sampai pada batas tertentu. Prinsip psikologi sesuai Hukum Yerkes-Dodson menyebut sampai pada titik tertentu, gairah yang mendorong seseorang untuk waspada atau khawatir akan mengarahkan mereka untuk mengambil tindakan yang bisa menghasilkan hal yang lebih baik.
Namun, kecemasan yang berlebihan bisa melumpuhkan. Saat kecemasan sudah menghasilkan tindakan kontraproduktif, maka penderita harus segera mencari bantuan tenaga kesehatan atau psikolog.