Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat sebanyak 12 kabupaten di provinsi itu rawan mengalami kejadian luar biasa polio karena rendahnya cakupan imunisasi polio.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencatat sebanyak 12 kabupaten di provinsi itu rawan mengalami kejadian luar biasa polio. Hingga Kamis (4/7/2019) kemarin, cakupan imunisasi polio di daerah-daerah tersebut masih di bawah 50 persen atau berada di zona merah.
Demikian hasil pantauan cakupan Pekan Imunisasi Nasional polio putaran kedua yang disampaikan Kepala Seksi Survelains dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Togu Sihombing, di Jayapura, Jumat (5/7). Ke-12 daerah ini adalah Paniai, Yalimo, Jayawijaya, Sarmi, Mamberamo Raya, Pegunungan Bintang, Mimika, Lanny Jaya, Puncak Jaya, Intan Jaya, Dogiyai, dan Nduga.
"Nduga menjadi daerah yang cakupan imunisasi polionya terendah, yakni 0,24 persen. Padahal, daerah ini telah mendapatkan kucuran anggaran dari pusat berupa Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)," papar Togu.
Adapun cakupan imunisasi polio di 11 daerah lainnya berkisar dari 20,71 persen hingga 47,09 persen. Sementara, cakupan imunisasi polio di 17 kabupaten/kota yang telah melebihi angka 50 persen berada pada kisaran 53,44 persen-111,06 persen.
Togu menuturkan, penyebab masih rendahnya cakupan imunisasi polio karena minimnya komitmen pemerintah daerah setempat. Padahal, Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah menurunkan target jumlah anak yang harus diimunisasi, yakni dari 1 juta anak menjadi 922.978 anak.
"Apabila tak ada perubahan cakupan imunisasi, maka rawan terjadi polio di 12 daerah ini setelah Yahukimo," tuturnya. Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Papua, ditemukan tiga kasus polio di Yahukimo dari November 2018 hingga Maret 2019. Seorang anak bahkan telah mengalami kelumpuhan akibat penyakit tersebut.
Togu menambahkan, cakupan imunisasi di Yahukimo pascakejadian luar biasa (KLB) polio meningkat drastis, yakni dari sebelumnya di bawah 50 persen menjadi 65,74 persen. Selain itu, cakupan imunisasi polio di Asmat juga telah melewati angka 95 persen.
"Meningkatnya cakupan imunisasi polio di Yahukimo berkat sinergi seluruh pihak, termasuk tokoh agama dan tokoh adat setempat," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nduga Ina Gwijangge, saat dihubungi dari Jayapura, mengatakan, pihaknya terkendala penyediaan sarana transportasi udara. Selain itu, belum ada pula regulasi yang mengatur penggunaan BOK untuk menyewa pesawat.
"Diperlukan revisi regulasi dari Kementerian Kesehatan tentang penggunaan BOK. Regulasi tersebut hanya mengatur pelayanan kesehatan dengan jalur darat dan laut. Sementara, 12 distrik (setingkat kecamatan) di Nduga hanya dapat diakses dengan menggunakan pesawat berbadan kecil atau helikopter," ungkap Ina.