Atasi Pencemaran Jakarta, Hujan Buatan Akan Diterapkan
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan hujan buatan guna mengatasi polusi udara Jakarta yang memburuk dalam musim kemarau ini. Hujan buatan untuk mengurangi polusi udara ini disebutkan sudah beberapa kali diterapkan di negara lain.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sudah menawarkan melakukan modifikasi cuaca hujan buatan guna meredam polusi udara Jakarta.
Sesuai penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, kemarau yang diperparah oleh fenomena el-nino di Jakarta kini membuat partikel-partikel dari aktivitas di kota akhirnya menutup dengan membentuk lapisan di atmosfer. Lapisan itu disebut efek inversi.
“Dengan adanya lapisan di atmosfer yang terakumulasi tanpa adanya hujan, polutan akan tetap di situ-situ saja. Itu makanya yang disebut kemarau juga punya pengaruh kepada tingkat pencemaran,” katanya Kamis (4/7/2019).
Dalam pernyataan persnya, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, Indonesia pertama kali terapkan teknologi modifikasi cuaca untuk mengatasi pencemaran udara yang disebabkan kegiatan perekomian. Kegiatan teknologi modifikasi cuaca ini direncanakan dilaksanakan di wilayah DKI Jakarta pada pertengahan Juli.
“Gubernur DKI Jakarta sudah beri lampu hijau dan meminta agar TMC dilaksanakan paling cepat setelah tanggal 10 Juli dan paling lambat sebelum periode anak sekolah masuk pasca libur,” kata Hammam.
Operasi modifikasi cuaca di Ibukota akan didukung TNI Angkatan Udara dari skadron 4 Landasan Udara Abdurachman Saleh Malang dengan menyiapkan armada pesawat Cassa.
Teknologi modifikasi cuaca untuk antisipasi pencemaran udara di perkotaan ini berbeda dengan operasi modifikasi cuaca untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Teknologi ini sudah diterapkan di beberapa negara sebelumnya, seperti Thailand, China, Korea Selatan, dan India.
Di Bangkok, Thailand, uji coba mengendalikan pencemaran udara menggunakan metode penyemaian awan (cloud seeding) dan menghilangkan lapisan inversi telah berhasil dilakukan pada 2015. Demikian juga di New Delhi, India, hujan buatan diturunkan dengan metode menyebarkan bahan kimia dari pesawat guna meredamkan polusi udara.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT Tri Handoko Seto mengatakan, ada tiga skenario yang bisa dilakukan. Skenario pertama dengan penyemaian awan dengan garam NaCL di saat ada awan potensial agar hujan terjadi di wilayah Jakarta. Tujuannya agar polutan di atmosfer bisa tersapu dan jatuh bersama dengan air hujan.
Metode kedua melakukan semai pada lapisan-lapisan inversi dengan menggunakan es kering (dry ice) dengan tujuan lapisan tersebut menjadi tidak stabil sehingga akhirnya luruh.
Metode ketiga dengan menyemrotkan air dengan pesawat menggunakan alat Ground Mist Generator yang akan ditempatkan di 10 lokasi. Hal ini dilakukan saat awan sulit ditemukan. Air yang disemprotkan bertujuan untuk mengikat polutan.