Ribuan pengunjung memadati Festival Bunga dan Buah Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat (5/7/2019).
Oleh
NIKSON SINAGA
·2 menit baca
BERASTAGI, KOMPAS — Pengunjung memadati Festival Bunga dan Buah Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Jumat (5/7/2019). Hasil pertanian dari dataran tinggi Karo berupa bunga, buah, dan sayuran dipamerkan dalam festival yang akan digelar hingga Minggu (7/7/2019) itu. Festival tersebut diharapkan menjadi pendorong pariwisata Karo.
Festival Bunga dan Buah diawali dengan karnaval mobil yang dipenuhi hiasan bunga, buah, dan sayur di Jalan Letnan Jenderal Djamin Ginting, Berastagi. Para petani dari sejumlah kecamatan di Karo ikut berjalan dalam barisan karnaval itu dengan mengenakan pakaian adat Karo yang juga dihiasi bunga.
Mereka menenteng buah hasil pertanian Karo, seperti jeruk berastagi, terung belanda, kesemek, dan markisa. Bunga-bunga yang banyak dihasilkan di Karo, seperti bunga krisan, anyelir, begonia, herbras, dan mawar, menghiasi mobil-mobil karnaval.
Barisan karnaval pun memanjang hingga sekitar 2 kilometer. Para pengunjung yang didominasi warga lokal memadati kedua sisi jalan. Di antara mereka juga tampak beberapa wisatawan dari luar kota dan turis asing. Selain Karnaval, festival itu juga diisi dengan kampung bunga, kampung kopi, dan pergelaran seni budaya di Taman Mejuah-Juah Berastagi.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, bunga dan buah merupakan daya tarik utama pariwisata Berastagi, Karo. Wisatawan juga banyak berkunjung untuk menikmati hawa sejuk di Berastagi yang berada di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. ”Karena itu, festival ini harus menjadi pendorong untuk meningkatkan pariwisata Karo,” katanya.
Edy mengatakan, pembangunan pariwisata Karo merupakan salah satu prioritas Pemerintah Provinsi Sumut. Karo merupakan salah satu bagian penting dalam pengembangan kawasan Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo (Mebidangro). Fokus pembangunan pariwisata Karo, kata Edy, adalah pembangunan infrastruktur jalan Medan-Berastagi.
Bupati Karo Terkelin Brahmana mengatakan, Festival Bunga dan Buah tersebut menggerakkan sektor pariwisata dan pertanian Karo. ”Pariwisata dan pertanian merupakan penggerak utama perekonomian Karo,” katanya.
Festival tersebut pun diharapkan mendatangkan 12.000 pengunjung. Festival itu juga dirancang untuk menggairahkan pariwisata Karo yang sempat lesu karena Gunung Sinabung yang aktif meletus dalam beberapa tahun belakangan ini.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Sarjana Purba mengatakan, hasil bunga, buah, dan sayur selama ini menghidupi para petani di Karo. Hasil pertanian dari Karo pun dikirim ke Medan, Pekan Baru, Batam, Jakarta, dan Singapura.