Pemerintah Dorong Uji Coba Transaksi Nirsentuh di Tol
Pemerintah mendorong operator jalan tol menguji coba transaksi nirsentuh. Semakin banyak uji coba, semakin banyak data didapat sebelum penerapannya tahun depan.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mendorong operator jalan tol untuk menguji coba transaksi nirsentuh. Dengan semakin banyak uji coba, semakin banyak data dan masukan yang didapatkan sebelum penerapan transaksi tanpa berhenti atau multi lane free flow tahun depan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, uji coba transaksi nirsentuh di jalan tol oleh operator terus didorong pemerintah. Operator jalan tol diperbolehkan untuk menguji coba berbagai teknologi ataupun sistem pembayaran.
”Kita dorong untuk mencoba berbagai teknologi di front end-nya untuk nantinya
kita pilih mana yang paling sesuai. Posisi saat ini operator masih uji coba secara sukarela,” kata Danang, Kamis (4/7/2019), di Jakarta.
Saat ini, beberapa operator jalan tol telah menguji coba penerapan transaksi nirsentuh di beberapa ruas jalan tol. PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah melakukan uji coba di Jalan Tol Sedyatmo dan Jalan Tol Bali Mandara dengan menggandeng bus Damri, kendaraan operasional Garuda Indonesia, dan taksi Blue Bird.
Kemudian, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya, PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO), menggandeng PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) atau yang lebih dikenal dengan LinkAja sebagai sumber dana pembayaran. Uji coba tersebut menggunakan teknologi radio frequency identification (RFID).
Sementara di ruas Tol Tangerang-Merak, Astra Infra Toll Road melalui PT Marga Mandalasakti menguji coba transaksi nirsentuh dengan teknologi berbasis digital short range communication (DSRC) bekerja sama dengan Telkom Metra. Uji coba tersebut dilakukan untuk sistem penarifan tertutup dengan kombinasi berbagai sistem pembayaran, baik dengan uang elektronik maupun dompet elektronik.
Danang menuturkan, pihaknya membuka kemungkinan penerapan berbagai jenis teknologi ataupun dompet elektronik. Dengan demikian, kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis teknologi dapat diketahui dari awal.
Meski berbeda teknologi dan dompet elektronik, BPJT meminta agar disediakan alat penghubung (interface) bagi semua dompet elektronik. Selain itu, Bank Indonesia juga mengatur agar skema pembayaran tidak bersifat eksklusif.
Sejalan dengan itu, saat ini terdapat badan usaha dari Hongaria mengajukan diri sebagai pemrakarsa untuk melakukan studi kelayakan tentang layanan transaksi nirsentuh di jalan tol. Sebab, hal itu memerlukan integrasi penyedia teknologi, penyedia solusi untuk settlement, hingga konsolidasi dana yang terkumpul.
”Kita juga baru susun model bisnisnya supaya beban pengguna marjinal,” ujar Danang. Dengan demikian, penerapan transaksi nirsentuh nantinya tidak membebani masyarakat, terutama karena transaksi nirsentuh memerlukan teknologi tertentu.
Uji coba penerapan teknologi untuk transaksi nirsentuh direncanakan berjalan sampai akhir tahun ini. Selama periode tersebut, BPJT berharap mendapatkan hasil kajian dan masukan dari para operator jalan tol.
Penerapan terbatas
Untuk uji coba transaksi nirsentuh dengan skema satu lajur (single lane), PT Jasa Marga (Persero) Tbk menargetkan 20 gerbang tol di wilayah Jabotabek dapat dilayani sampai akhir Juni. Sementara sampai akhir tahun ini ditargetkan transaksi nirsentuh dapat dilayani di 200 gardu tol.
”Saat ini penggunaan LinkAja untuk pembayaran tol baru dalam tahap uji coba terbatas sehingga stiker RFID belum dijual untuk umum,” kata Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk M Agus Setiawan.
Sementara itu, Kris Ade Sudiyono, Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti, mengatakan, uji coba tersebut mesti dapat membuktikan keandalan sistem, kesalingoperasian (interoperability) sistem, dan kemampuan kerja sesuai situasi di lapangan. PT MMS juga mempersiapkan cetak biru penerapan transaksi nirsentuh baik satu lajur (single lane) maupun beberapa lajur (multi lane).
”Jika semua proses selesai dengan baik, tidak terlalu lama lagi kita akan segera mendeklarasikan bahwa satu lajur, bahkan semua lajur (MLFF), siap untuk diimplementasikan di jalan tol,” kata Kris.