Di era menjamurnya platform e-dagang, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM cenderung kesulitan memilih platform dan mengelola produknya. Kehadiran teknologi berupa pengelola penjualan multikanal e-dagang menjadi titik cerah bagi para UMKM yang ingin mengembangkan skala bisnis.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Di era menjamurnya platform e-dagang, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM cenderung kesulitan memilih platform dan mengelola produknya. Kehadiran teknologi berupa pengelola penjualan multikanal e-dagang menjadi titik cerah bagi para UMKM yang ingin mengembangkan skala bisnis.
Anchanto, perusahaan di bidang teknologi informasi, menyediakan jasa teknologi yang membuat penjual dapat mengelola produk di puluhan platform e-dagang hanya melalui satu situs. Anchanto bekerja sama dengan PT Telkom mengeluarkan produk serupa yang khusus menyasar segmen UMKM di Indonesia.
Founder & CEO Anchanto, Vaibhav Dabhade, mengatakan, kerja sama ini akan mengeksplorasi segmen pelaku usaha kecil yang belum dijangkau pihaknya. Selama ini, pelanggan mereka mayoritas perasal dari perusahaan besar, seperti Nestle dan Levi’s.
“Kami melihat potensi pasar yang sangat besar dari UMKM di Indonesia. Bisa dilihat dari jumlah UMKM di Indonesia serta potensi pasar dengan penduduk terbanyak di Asia Tenggara dan terbanyak keempat di dunia,” kata Dabhade.
Menurut Dabhade, Anchanto sangat tepat di kondisi pasar Indonesia. Platform e-dagang yang sedang naik daun cukup banyak, berbeda dengan negara seperti China yang hanya memiliki Alibaba sebagai pelaku e-dagang besar. Hal itu membuat penjual kesulitan dalam menjual produk di berbagai platform.
“Kami ingin membantu agar UMKM bisa menjamah platform e-dagang lebih luas. Pelaku pasti kesulitan menjual dan mengatur produk satu-satu di setiap platform. Mereka akan sulit mencapai potensi terbaiknya,” pungkas Dabhade.
Anchanto memiliki sistem yang membuat penjual bisa memasarkan produk ke 95 platform e-dagang yang tersebar di Asia Tenggara, India, dan Australia. Otomatisasi penjualan di seluruh platform itu bisa diatur hanya dari satu situs.
Sementara itu, pelaku UMKM juga dapat menganalisis tren usahanya dalam situs tersebut. Anchanto menyediakan analisis performa penjualan dari hasil pembelian di seluruh platform. Kendati demikian, Dabhade berharap pemerintah bisa membantu meningkatkan literasi digital pelaku UMKM. “Potensi besar pasar di Indonesia harus diikuti kemampuan manusianya untuk bisa menggunakan teknologi itu,” ucapnya.
Adapun Kominfo menyebutkan, baru sekitar 8 juta pelaku UMKM yang telah berjualan secara daring. Jumlah itu terhitung sedikit dibandingkan total mencapai 56 juta – 64 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia.
Senior Business Development Manager Anchanto, Vicky Hardiman, mengatakan, penyebaran produk sepenuhnya akan dilakukan oleh Telkom. Pihaknya hanya akan menjadi penyedia jasa teknologi untuk kebutuhan pelaku UMKM.
“Kami mencoba mencakup potensi besar Indonesia lewat kerja sama dengan Telkom. Pasar Telkom kan sangat besar di Indonesia. Mereka yang akan membantu kami mencapai pelaku UMKM tersebut,” ucap Vicky.
Telkom merupakan salah satu investor dari perusahaan asal Singapura tersebut. Perusahaan telekomunikasi BUMN itu menanamkan investasi ke Anchanto pada 2018 melalui anak usahanya yakni, MDI Ventures.
Hingga saat ini, terdapat sekitar 500 pelaku UMKM di Indonesia yang terdaftar sebagai pengguna Anchanto. Adapun dalam 24 bulan terakhir, penjualan pelaku usaha di Anchanto mencapai 1,27 miliar dollar Amerika Serikat. Pengguna mereka tersebar di Asia Tenggara, Australia, dan India.