Mudal Rohim, pengemudi truk yang menjadi penyebab kecelakaan beruntun di jalur pantura Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, mengakui ada masalah pada sistem pengereman.
Oleh
·4 menit baca
SITUBONDO, KOMPAS — Mudal Rohim, pengemudi truk yang menjadi penyebab kecelakaan beruntun di jalur pantura Taman Nasional Baluran Situbondo, Jawa Timur, mengakui ada masalah pada sistem pengereman. Beberapa hari sebelum peristiwa tabrakan beruntun, ia sempat memperbaiki rem kendaraannya.
Kecelakaan beruntun tersebut melibatkan dua bus pariwisata yang mengangkut rombongan guru asal Gresik, dua truk, satu minibus, dan satu mobil pikap. Kecelakaan terjadi di jalur pantura ruas Situbondo di area Taman Nasional Baluran, Kamis (4/7/2019).
”Saya sudah lama menjadi sopir truk, tetapi baru saja pindah perusahaan dan baru pertama kali membawa truk itu. Waktu mau berangkat sudah diberi tahu kalau remnya bermasalah,” kata Rohim ketika ditemui di Situbondo, Jumat (5/7/2019).
Rohim kala itu berangkat dari Sidoarjo hendak ke Lombok, Nusa Tenggara Barat, untuk mengangkut pakan ternak. Kepada Kompas, Rohim bercerita, rem di kendaraan yang ia kemudikan memang sedikit mengalami gangguan.
Saat di Panarukan, Situbondo, gangguan pada rem semakin dirasakan. Ia lantas memperbaiki rem tersebut di salah satu bengkel di wilayah Panarukan.
”Montir di bengkel menyebut ada masalah pada sistem angin di fungsi pengereman. Saya disarankan untuk mengganti semua sistem pengereman. Namun, karena bisa diperbaiki, saya minta diperbaiki saja,” ujarnya.
Rohim lantas melanjutkan perjalanannya ke Banyuwangi untuk kemudian menyeberang ke Bali melalui Pelabuhan Ketapang. Namun, ia tidak menyangka baru berjalan 75 kilometer setelah diperbaiki, truk tersebut justru menjadi musibah. Ia mengaku tidak bisa melakukan pengereman ketika kendaraan yang ia kemudikan berada sekitar 100 meter sebelum lokasi kecelakaan.
”Saat saya berada di depan waduk (Bajul Mati), saya melihat ada antrean kendaraan. Saya saat itu berjalan dengan kecepatan 20 km per jam hingga 30 km per jam. Saat saya mulai mengerem, pedal rem sudah keras seperti batu. Diinjak sama sekali tidak bisa,” ungkapnya.
Saat itu Rohim membawa muatan penuh berisi pakan ternak yang akan ia antar ke Lombok. Penuhnya muatan membuat truk yang melaju di jalan menurun semakin melaju kencang.
Rohim saat itu mengaku sempat melihat indikator kecepatan di balik kemudinya. Ia melihat speedometer kecepatan terus bertambah hingga lebih dari 40 km per jam. Rohim yang panik akhirnya menabrak lima kendaraan yang ada di depannya.
Kendaraan yang pertama ia tabrak adalah truk tanpa muatan hendak menuju Banyuwangi. Truk tersebut lantas menabrak sebuah mobil minibus hingga terjepit antara truk dan bus III rombongan guru asal Gresik.
Rohim lantas banting setir ke kanan hingga akhirnya menabrak mobil pikap dari arah Banyuwangi ke Surabaya. Karena panik, Rohim lalu kembali membanting setir ke arah kiri hingga menabrak bus III dan bus I rombongan guru asal Gresik.
Bus I rombongan guru asal Gresik yang ditabrak bagian belakang sebelah kanan akhirnya terpental hingga masuk ke parit. Kerasnya tabrakan membuat sejumlah penumpang terpental ke bagian depan bus.
Masrukah (55), salah satu guru asal Gresik yang duduk di dekat pintu depan sebelah kiri, terpental hingga keluar dari tempat duduknya. Masrukah akhirnya tewas di tempat karena luka parah di bagian kepala.
Adanya permasalahan pada rem selaras dengan temuan Polres Situbondo dan Polda Jawa Timur dalam olah kejadian perkara di lokasi kecelakaan.
”Dari olah TKP (tempat kejadian perkara), kami menemukan bahwa tabung minyak rem bocor. Kondisi ini mengganggu sistem pengereman yang menggunakan air brake (rem angin). Angin yang ada di tabung penuh, tetapi tidak bisa ditekan untuk mengerem karena minyaknya tidak ada,” ujar Kepala Seksi Kecelakaan Subdirekrtorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Timur Kompol Herry Setyo Susanto.
Dalam olah TKP, Polres Situbondo dibantu Tim Traffic Accident Analysis dari Polda Jawa Timur. Olah TKP dilakukan dengan memanfaatkan teknologi 3D laser scaner untuk membuat sketsa TKP sebelum dan sesudah kecelakaan.
”Dari hasil sketsa tersebut, kami akan membuat simulasi kecelakaan. Dengan demikian, kami bisa mengetahui berapa kecepatan mobil saat terjadi kecelakaan tersebut,” ujar Herry.
Hingga Jumat Sore, Rohim masih berstatus sebagai saksi. Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bondowoso Ajun Komisaris Hendrix K Wardana mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap Rohim.
Sementara itu, rombongan guru asal Gresik yang semula hendak rekreasi ke Bali akhirnya membatalkan rencana mereka. Rombongan kembali ke Gresik, Jumat pagi, setelah semalam menginap di salah satu penginapan di Situbondo. Adapun beberapa korban luka masih dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi, dan RSUD Abdoer Rahem, Situbondo.