Pemberangkatan Calon Jemaah Haji Tahun Ini Lebih Lancar
Pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia 2019, Sabtu (6/7/2019), berlangsung lancar sesuai jadwal. Pelayanan yang diberikan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Upaya mengoptimalkan ketepatan waktu penerbangan terus dilakukan, termasuk mengantisipasi permasalahan dokumen keimigrasian.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Pemberangkatan calon jemaah haji Indonesia 2019, Sabtu (6/7/2019), berlangsung lancar sesuai jadwal. Pelayanan yang diberikan jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Upaya mengoptimalkan ketepatan waktu penerbangan terus dilakukan, termasuk mengantisipasi permasalahan dokumen keimigrasian.
Kelompok terbang (kloter) 1 embarkasi Surabaya menjadi rombongan pertama yang berangkat menuju Madinah. Rombongan 445 calon haji dan lima pendamping itu menggunakan pesawat Boeing 747-700 bernomor penerbangan SV 5003 milik maskapai Saudi Arabia Airlines dari apron 11 Bandara Juanda.
”Pesawat berangkat pukul 03.15. Keberangkatan pesawat itu sesuai jadwal penerbangan maksimal, pukul 03.30,” ujar General Manager Bandara Juanda Heru Prasetyo.
Berdasarkan pantauan Kompas, seluruh rangkaian proses keberangkatan calon jemaah haji itu jauh lebih baik dibandingkan dengan musim haji 2018. Setelah menjalani masa karantina di Asrama Haji Sukolilo sejak Jumat pagi, calon haji kloter 1 asal Kabupaten Magetan tiba di Bandara Juanda pada Sabtu dini hari. Mereka menggunakan lima bus yang disiapkan Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Surabaya.
Bus pembawa calon haji itu memiliki akses langsung menuju apron sehingga tak perlu berganti bus khusus bandara. Turun dari bus, mereka langsung berjalan menuju tangga pesawat dengan mengikuti arahan petugas. Setiap orang hanya diizinkan membawa satu koper kabin.
Penerbangan kloter kedua juga berlangsung tepat waktu, pukul 07.00. Pesawat Saudi Arabia Airlines bernomor penerbangan SV 5001 membawa 445 orang asal Ngawi, Ponorogo, dan Surabaya serta lima pendamping. Menurut rencana, ada 85 kloter calon jemaah haji embarkasi Surabaya yang berangkat melalui Bandara Juanda.
Berdasarkan data Kementerian Agama, calon jemaah haji embarkasi Surabaya berjumlah 38.150 orang. Mereka berasal dari Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Timur. Pemberangkatan 85 kloter itu terbagi dalam dua gelombang, kloter 1-40 dan kloter 41-85.
Upaya mendukung kelancaran pemberangkatan jemaah haji terus dilakukan, termasuk mengantisipasi permasalahan terkait dengan dokumen keimigrasian. Masalah dokumen keimigrasian ini mencuat pada musim haji tahun lalu. Masalah-masalah itu antara lain ditemukannya sejumlah paspor yang tidak sesuai antara nama pemilik dan nama yang tertera pada lembar pengesahan.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya Barlian mengatakan, pihak imigrasi telah menyelesaikan proses pembuatan paspor untuk seluruh jemaah haji. Mereka menerapkan sistem jemput bola bersama Kementerian Agama di tingkat kabupaten dan kota. Adapun terkait visa menjadi kewenangan penuh Pemerintah Arab Saudi.
”Untuk memudahkan proses pemeriksaan dokumen keimigrasian calon jemaah haji, telah disiapkan petugas khusus imigrasi di Asrama Haji Sukolilo. Mereka menangani terkait pemberian izin (clearance) keberangkatan,” ujar Barlian.
Pihaknya, lanjutnya, masih menemukan permasalahan saat pemeriksaan dokumen keimigrasian jemaah kloter 1 asal Magetan. Salah satunya, ada ketidaksesuaian dokumen antara visa dan paspor jemaah. Namun, permasalahan tersebut telah diselesaikan. Penyebabnya adalah kesalahan petugas saat meletakkan dokumen.
Selain itu, yang diantisipasi imigrasi berdasarkan pengalaman pemberangkatan calon jemaah haji tahun-tahun sebelumnya adalah adanya upaya memanipulasi data. Misalnya, orang yang seharusnya berangkat meninggal dan digantikan anggota keluarganya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta calon jemaah haji menyebarkan pesan perdamaian selama melaksanakan ibadah haji. Tak hanya saat pelaksanaan ibadah, pesan perdamaian bisa dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.
”Terutama jemaah yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Arab. Sampaikan pesan bagaimana persaudaraan antarumat Islam dan antarumat beragama di Indonesia itu telah berjalan dengan baik,” ujar Khofifah saat menyambut jemaah kloter 1 di Asrama Haji Sukolilo, Jumat.
Ia mengatakan, Indonesia bukan saja negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia, melainkan juga negara majemuk yang memiliki persaudaraan antarumat Islam ataupun antarumat beragama lain yang terjalin dengan sangat baik. Hal itu bisa terwujud karena Islam yang dibangun di Indonesia adalah rahmatan lil alamin.